Politik
Rapat Darurat Respon Keracuan Massal MBG, Presiden Prabowo Beri Arahan Teknis setelah Penyebab Utama Dibahas

Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat maraton bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu malam, (28/9/2025). (Sekretariat Presiden).
FAKTUAL INDONESIA: Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap merespons insiden keracunan massal pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) benar-benar serius dan gerak cepat. Rapat darurat beberapa kali dilakukan dengan para menteri Kabinet Merah Putih sejak Prabowo tiba di Tanah Air dari kunjungan ke empat negara.
Bahkan pada Minggu (28/9/2025), Prabowo melakukan rapat maraton hampir selama tiga jam di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan, Prabowo memberikan arahan dan petunjuk-petunjuk yang sangat detail bahkan sangat teknis misalnya berkenaan dengan masalah kedisiplinan prosedur.
“Terutama masalah kebersihan yang itu berkaitannya dengan masalah air. Beliau sangat concern karena dari beberapa sampel yang sudah selesai, itu salah satu penyebab utamanya adalah bakteri,” kata Prasetyo, Minggu malam.
Seperti dipantau dari media online laporan mediaindonesia.com, dan cnnindonesia.com, merespon insiden keracunan massal pada program MBG menimpa lebih dari 5.000 anak itu Prabowo memberikan arahan teknis dan detail kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca Juga : Prihatin Kasus Keracunan Peserta, Menko PM Muhaimin Tegaskan Evaluasi Menyeluruh pada Mata Rantai MBG
Prasetyo menjelaskan, rapat pertama berlangsung pada Sabtu (27/9/2025) malam, hanya beberapa jam setelah Presiden tiba di Jakarta
“Jadi terus terang berkenaan dengan masalah MBG sejak kemarin Beliau mendarat di Halim, Beliau memanggil beberapa menteri khusus berkenaan dengan MBG, di BGN, kemudian juga Beliau langsung memberikan petunjuk-petunjuk terhadap perbaikannya sehingga hari ini dipimpin oleh Menko Pangan mengadakan rapat di Kementerian Kesehatan untuk tadi bahwa paling utama adalah keselamatan anak-anak kita,” kata Prasetyo kediaman Presiden di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Prasetyo menambahkan, hasil rapat koordinasi yang berlangsung di Kementerian Kesehatan juga dilaporkan langsung kepada Presiden.
“Kami melaporkan hasil rapat kami tadi siang dengan rencana perbaikan ke depan terhadap tata kelola, dan di situ terus terang Bapak Presiden dari kemarin memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat detail, bahkan sangat teknis,” kata Prasetyo yang juga Juru Bicara Presiden RI.
Baca Juga : BGN Selidiki Kasus Beracun MBG, Bentuk Dua Tim Investigasi
Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, kembali memanggil beberapa menteri untuk rapat terbatas membahas makan bergizi gratis dan program-program prioritas lainnya seperti lifting minyak, revitalisasi tambak-tambak nelayan dan kampung-kampung nelayan, kemudian juga program cek kesehatan gratis (CKG). Rapat terbatas itu berlangsung selama kurang lebih 3 jam.
Sebelumnya Prabowo memerintahkan investigasi menyeluruh kasus keracunan massal program MBG yang terjadi di berbagai daerah.
Prabowo juga menginstruksikan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bermasalah ditutup sementara.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia Zulkifli Hasan mengatakan instruksi itu telah ditindaklanjuti dalam rapat koordinasi bersama lintas kementerian dan lembaga.
“Atas petunjuk dan arahan presiden, bahwa bagi pemerintah keselamatan anak adalah prioritas utama. SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara, dilakukan evaluasi dan investigasi,” ujar Zulhas dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (28/9).
Baca Juga : Soal Keracunan MBG, Presiden Prabowo Beri Instruksi Khusus
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat ada 70 insiden keamanan pangan sejak Januari hingga September 2025. Total 5.914 penerima MBG terdampak, tersebar di berbagai wilayah.
Wilayah I (Sumatera): 9 kasus, 1.307 korban, termasuk di Kabupaten Lebong (Bengkulu) dan Kota Bandar Lampung.
Wilayah II (Jawa): 41 kasus, 3.610 korban.
Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus, 997 korban.
Penyebab utama keracunan diduga berasal dari berbagai bakteri, di antaranya E. coli pada air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus pada tempe dan bakso; Salmonella pada ayam, telur, dan sayur; Bacillus cereus pada menu mie; serta bakteri lain seperti Coliform, Klebsiella, dan Proteus dari air yang terkontaminasi.
Baca Juga : BGN Minta Maaf dan Siap Tanggungjawab Atas Keracunan MBG
Cadangan Beras Aman
Sementara Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa salah satu pembahasan utama adalah mengenai Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain MBG, rapat turut membahas sejumlah program strategis lainnya. Diantaranya adalah ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, energi, kelautan, program Desa Nelayan, Koperasi Desa, hingga pembangunan Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.
Menurut Teddy, Kementerian Pertanian bersama Kepala Bulog dalam rapat tersebut melaporkan bahwa cadangan beras nasional masih dalam kondisi aman. Sementara itu, Menteri Kesehatan memaparkan capaian program pemeriksaan kesehatan gratis yang hingga kini telah menjangkau sekitar 36 juta masyarakat.
“Menteri kesehatan melaporkan program cek kesehatan gratis pada seluruh masyarakat yang sampai hari ini sudah mencapai 36 juta terperiksa,” pungkasnya. ***