Connect with us

Nusantara

Dilanjutkan, Pencarian Korban Banjir Bandang

Avatar

Diterbitkan

pada

Salah satu sudut permukiman yang diterjang banjir bandang. (Foto: Istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA: Banjir bandang yang menerjang Kota Batu dan sekitarnya merusak puluhan bangunan dan menghanyutkan belasan orang. Hingga Kamis (4/11/2021) malam, dua diantaranya ditemukan sudah dalam kondisi tewas dan 11 lainnya masih dalam proses pencarian.

Menurut Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, korban meninggal yang pertama bernama Wiji (60), warga RT 06 RW 04, Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji dan yang kedua laki-laki usia sekitar 60 tahun juga. “Dua warga meninggal dunia, terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki,” ujarnya, Kamis (4/11/2021) malam.

Sementara empat orang yang belum ditemukan masing-masing Sarip dan Tokip warga Desa Bulukerto, Adi Wibowo warga Kelurahan Sisir, dan Wakri warga Desa Giripurno. Hingga kini, petugas masih terus melakukan pencarian.

Korban yang berhasil ditemukan dalam keadaaan selamat masing-masing Bayu Agung Setiawan warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Saiful warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Fainis (31) warga Sumbersari, Desa Giripurno. Selanjutnya, Linda Ariesta (36), warga Dusun Kajar, Kecamatan Bumiaji, Muhoratul Jannah (22), warga Jalan Samadi Kota Batu dan M Arif (31) warga Jalan LA Sucipto 22/B Malang.

Enam desa yang diterjang banjir banadng itu masing-masing Desa Sumber Brantas, Desa Bulu Kerto, Desa Tulung Rejo, Desa Padang Rejo, Desa Sido Mulyo dan Desa Punten. Selain merenggut nyawa manusia, banjir bandang ini menyebabkan 27 unit sepeda motor rusak, 2 unit mobil rusak, 3 ekor sapi dan 5 kambing hanyut.

Advertisement

Banjir di Kota Malang menyebabkan beberapa rumah warga di Kelurahan Jatimulyo terendam air setinggi kurang lebih 10 sentimeter. Akibat banjir itu, satu unit jembatan rusak dan diduga ada satu korban jiwa.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menghimbau seluruh masyarakat Jawa Timur untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Awal bulan November telah diprediksi oleh BMKG menjadi awal terjadinya musim hujan, bahkan diprediksi adanya peningkatan curah hujan sampai 20 persen hingga 70 persen.

BMKG mewanti-wanti terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi mulai banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan seterusnya. “Saya sampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan terhadap fenomena La Nina yang diprakirakan mencapai puncaknya di penghujung tahun 2021,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan warga Jatim untuk membersihkan saluran-saluran air di lingkungan rumah masing-masing, memangkas pohon yang rawan tumbang/ roboh, dan memastikan agar elokan tidak mampet.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement