Nasional
Bukan Erupsi, Gunung Semeru Jatim Jatuhkan Hujan Abu Vulkanik, Masyarakat Diimbau Pakai Masker dan Kacamata

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jawa Timur, mengimbau masyarakat agar menggunakan masker dan kacamata saat keluar rumah untuk mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik Gunung Semeru.
FAKTUAL INDONESIA: Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata untuk mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur (Jatim).
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jatim dan Kepala Desa Supiturang menjelaskan, fenomena hujan abu vulkanik itu bukan karena erupsi Gunung Semeru.
Fenomena dari Gunung Semeru itu membuat tiga kecamatan terdampak sehingga masyarakat yang keluar rumah diminta untuk memakai masker dan kacamata.
“Kami mengimbau masyarakat agar memakai masker dan kacamata untuk melindungi pernapasan dan mencegah iritasi mata,” kata Petugas Pusdalops BPBD Lumajang Nur Cahyo, di Lumajang, Jumat.
Seperti dipantau dari media online laporan laman berita antaranews.com, BPBD Lumajang terus memantau kondisi terkini di wilayah terdampak hujan abu vulkanik akibat angin kencang di puncak Gunung Semeru, bukan dampak dari erupsi.
“Pemantauan terus dilakukan dan warga telah diberi arahan mengenai perlindungan diri. Kami imbau warga untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung guna mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat debu vulkanik,” tuturnya.
Baca Juga : Letusan Erupsi ke-5 dan 6 Gunung Semeru Hari Ini Teramati Setinggi 500 dan 800 Meter
Sejak 2 Februari 2025, material vulkanik yang tertiup angin menyebabkan tiga kecamatan yakni Kecamatan Pasrujambe, Candipuro, dan Pronojiwo terkena sebaran debu vulkanis dari material vulkanik yang terbawa angin kencang.
Selain menyebabkan hujan abu vulkanik, angin kencang juga menghambat observasi kolom asap erupsi Gunung Semeru. Namun, hingga saat ini BPBD Lumajang memastikan bahwa dampak abu vulkanik belum meluas.
“Kami terus bersiaga dan siap memberikan bantuan jika diperlukan. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan situasi itu dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama,” katanya.
Kepala Desa Supiturang Nurul Yaqin menjelaskan bahwa fenomena tersebut bukan disebabkan oleh erupsi, melainkan longsoran material vulkanik yang berada di tebing Gunung Semeru yang terhempas oleh angin kencang.
“Itu bukan erupsi, tetapi karena angin kencang yang menyebabkan abu beterbangan hingga ke permukiman warga sesuai dengan arah angin,” ujarnya. ***