Ekonomi
Kamis Sore, Rupiah Menguat, IHSG BEI Melemah dan Emas PT Antam Merosot
FAKTUAL INDONESIA: Penutupan perdagangan, Kamis (7/11/2024), ditandai dengan menguatnya nilai turkar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Sedangkan di arena Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah.
Sementara itu harga emas PT Aneka Tambang (Antam) Tbk sejak dibuka Kamis pagi mengalami kemerosotan.
Dalam pantauan media online, seperti dilansir antaranews.com, kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup menguat menjelang rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS).
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah naik 93 poin atau 0,58 persen menjadi Rp15.740 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.833 per dolar AS.
“Investor menantikan kesimpulan dari pertemuan Fed pada hari Kamis untuk mendapatkan lebih banyak isyarat tentang suku bunga,” kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca Juga : Tunggu Hasil Pilpres AS, Kurs Rupiah dan IHSG BEI Melemah sedang Emas Antam Mulai Naik
Ibrahim menuturkan bank sentral AS atau The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Namun, prospeknya terhadap suku bunga tetap tidak pasti dalam menghadapi kepemimpinan Presiden Donald Trump dan inflasi yang terus meningkat baru-baru ini.
Setelah kemenangan Trump membuat dolar menguat ke level tertinggi dalam empat bulan. Kesimpulan cepat dari pemilihan presiden yang diperebutkan dengan sengit juga menghapus titik utama ketidakpastian bagi pasar keuangan global, yang memicu reli risk-on secara menyeluruh.
Fokus pekan ini tertuju pada pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC), di mana Beijing secara luas diharapkan menguraikan rencana untuk lebih banyak pengeluaran fiskal guna mendukung perekonomian. Pengumuman diharapkan akan dilakukan pada akhir pertemuan pada Jumat.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar 151,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan posisi pada akhir September 2024 sebesar 149,9 miliar dolar AS. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menanjak ke level Rp15.767 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.840 per dolar AS.
Penguatan Bursa Kawasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 140,01 poin atau 0,90 persen ke posisi 7.243,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,43 poin atau 1,60 persen ke posisi 887,00.
“Bursa regional Asia cenderung menguat, dimana pasar merespon surplus perdagangan China yang melonjak menjadi 95,27 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024 dari 56,13 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, ini melampaui ekspektasi pasar sebesar 75,1 miliar dolar AS,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Pelaku pasar juga menunggu perkembangan dari komite tetap Kongres Rakyat Nasional, yang saat ini sedang membahas rencana untuk menaikkan utang pemerintah daerah guna meningkatkan pengeluaran.
Selain itu, juga menantikan keputusan terbaru The Fed yang akan rilis pada malam ini, yang diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) setelah memangkas sebesar 50 bps pada September 2024.
Baca Juga : Di Akhir Pekan Awal Bulan November, Rupiah dan IHSG serta Emas Antam Kompak Melemah
Di sisi lain, pasar dicemaskan atas kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berdampak terhadap volatilitas pasar keuangan.
Pasar khawatir karena presiden AS yang baru terpilih sebelumnya mengkampanyekan kebijakan yang berfokus pada imigrasi, menaikkan tarif, menurunkan pajak, dan deregulasi yang memicu ekspektasi defisit dan inflasi yang lebih besar.
Prospek kemenangan Donald Trump memicu banyak tekanan ekonomi pada China, yang mana sebelumnya berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara tersebut yang sedang bergulat dengan deflasi terus-menerus serta penurunan pasar properti berkepanjangan.
Dari dalam negeri, pasar merespon Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS akan memberikan efek pada pasar keuangan dalam negeri dimana akan terjadi capital outflow (arus modal keluar).
Bank Indonesia (BI) memprediksi dolar AS bakal menguat, suku bunga acuan Bank Sentral AS menguat ke depan, dan perang dagang bakal berlanjut.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti yang menguat 0,53 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 0,30 persen.
Sedangkan, sembilan sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 3,54 persen, diikuti oleh sektor teknologi dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 1,87 persen dan 0,97 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu RAJA, TNCA, MPOW, WIFI dan PYFA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SMIL, TPIA, DNAR, MLPL, dan BRMS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.335.241 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,74 miliar lembar saham senilai Rp13,67 triliun. Sebanyak 221 saham naik 362 saham menurun, dan 199 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 99,30 poin atau 0,25 persen ke posisi 39.381,39, indeks Hang Seng menguat 414,95 poin atau 2,02 persen ke 20.953,33, indeks Shanghai menguat 86,84 poin atau 2,57 persen ke 3.470,65, dan indeks Straits Times menguat 70,50 poin atau 1,96 persen ke 3.673,48.
Baca Juga : Penutupan Perdagangan Akhir Oktober, Rupiah Meningkat, IHSG BEI Menguat dan Emas Antam Naik
Emas Merosot
Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Kamis (7/11) mengalami penurunan drastis sebesar Rp30.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp1.513.000.
Adapun harga jual kembali (buyback) emas batangan pada Kamis turut merosot menjadi Rp1.366.000 per gram.
Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017.
Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP.
PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di laman Logam Mulia Antam pada Kamis:
-Harga emas 0,5 gram: Rp806.500
– Harga emas 1 gram: Rp1.513.000
– Harga emas 2 gram: Rp2.966.000
– Harga emas 3 gram: Rp4.424.000
– Harga emas 5 gram: Rp7.340.000
– Harga emas 10 gram: Rp14.625.000
– Harga emas 25 gram: Rp36.437.000
– Harga emas 50 gram: Rp72.795.000
– Harga emas 100 gram: Rp145.512.000
– Harga emas 250 gram: Rp363.515.000
– Harga emas 500 gram: Rp726.820.000
– Harga emas 1.000 gram: Rp1.453.600.000
Baca Juga : Rupiah Dibuka Melemah, IHSG Menunggu Kebijakan Pemerintah Baru, Emas Antam Lewati Rp1,5 Juta
Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP.
Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Demikian informasi nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, IHSG BEI pada penutupan Kamis sore dan harga emas Antam yang mengalami kemesotan seperti dikutip dari antaranews.com. ***