Politik
Presiden Prabowo Tegaskan Reformasi 1998 Justru Didorong Tokoh-tokoh TNI – Polri, Pancasila dan UUD 1945 Harus Terus Dijaga

Presiden Prabowo Subianto menyinggung reformasi 1998 dan elite tidak mau memahami UUD 1945 saat berpidato dalam halalbihalal bersama Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dan keluarga besar TNI-Polri di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2025)
FAKTUAL INDONESIA: Dalam pidatonya pada acara Halalbihalal dengan Purnawirawan TNI – Polri di Jakarta, Selasa (6/5/2025), Presiden Prabowo Subianto menyoroti tentang reformasi tahun 1998 dan kelengahan serius di kalangan elite yang kerap melupakan rancang bangun perjuangan pendiri bangsa.
Untuk itu Presiden Prabowo menekankan pentingnya kembali pada jati diri bangsa demi menjaga keutuhan nasional di tengah hambatan yang terjadi berulang setiap kali Indonesia hendak bergerak maju.
Kepala Negara menegaskan bahwa warisan Angkatan ’45 berupa Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 adalah pedoman yang harus terus dijaga.
Prabowo menyatakan bahwa reformasi yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia, justru didorong oleh tokoh-tokoh TNI dan Polri yang rela mundur dan melepas kekuasaan.
Baca Juga : Presiden Prabowo dan Presiden Senat Kamboja Berkomitmen Bersama Jaga Stabilitas Kawasan
“TNI selalu dituduh bahwa mau jadi diktator. Coba buka sejarah dunia, tunjukkan contoh di mana ada sebuah tentara yang mundur dari politik dari kekuasaan. Kami mundur dengan rela. Yang menyukseskan reformasi itu adalah tokoh-tokoh TNI dan Polri, ABRI,” katanya.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan bahwa kecintaan pada tanah air tidak hilang begitu saja setelah masa dinas militer berakhir.
“Begitu pensiun, rasa cinta tanah air dan tanggung jawab untuk menyelamatkan bangsa masih kuat. Oleh karena itu, banyak senior TNI seperti Pak Edi Sudrajat, Pak Try Sutrisno, Pak SBY, Pak Wiranto, hingga saya sendiri membentuk partai,” ujarnya.
Menurut Prabowo, langkah terjun ke politik adalah bentuk pengakuan atas kedaulatan rakyat.
“Kita tunduk pada kedaulatan rakyat. TNI tidak mau berkuasa dengan senjata,” tegasnya.
Prabowo juga mengemukakan alasan kuat di balik keterlibatan purnawirawan TNI dan dirinya tampil di dunia politik hingga membentuk partai politik.
Dia mengatakan bahwa langkah tersebut atas dorongan rasa tanggung jawab dan kecintaan yang mendalam pada bangsa dan tanah air.
“Saya terjun ke medan politik karena Angkatan ’45 mengajarkan kepada saya dan kepada kalian semua bahwa kita harus menyelamatkan bangsa dan rakyat dan tanah air kita,” tuturnya.
Baca Juga : Ingin Biaya Haji Lebih Murah Lagi, Presiden Prabowo Ungkap Rencana Bangun Perkampungan Indonesia Dekat Masjidil Haram
Prabowo tidak rela kekayaan bangsa Indonesia tidak dinikmati oleh rakyatnya. Oleh karena itu, Prabowo memutuskan terjun ke politik melalui Partai Gerindra.
Kelengahan Serius Elite
Di hadapan purnawirawan TNI – Polri itu Presiden Prabowo menyinggung kaum elite bangsa yang pura-pura tak memahami arti penting dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945.
Prabowo menekankan pentingnya kembali pada jati diri bangsa demi menjaga keutuhan nasional di tengah hambatan yang terjadi berulang setiap kali Indonesia hendak bergerak maju.
“Tiap kali kita mau take off, dihajar kerusuhan, perang saudara, pemberontakan, suku lawan suku, agama lawan agama,” kata Prabowo.
Lalu Prabowo menyinggung pola pecah belah yang sudah berlangsung sejak era kolonial. Dia
mengingatkan bahwa strategi devide et impera masih terus memecah belah bangsa hingga kini.
Menurut Prabowo, ada kelengahan serius di kalangan elite yang kerap melupakan rancang bangun perjuangan pendiri bangsa.
“Banyak di antara elite yang tidak memahami, tidak mau memahami, atau pura-pura tidak melihat arti dari pasal-pasal penting dalam UUD NRI Tahun 1945,” ujarnya.
Baca Juga : Ingin Biaya Haji Lebih Murah Lagi, Presiden Prabowo Ungkap Rencana Bangun Perkampungan Indonesia Dekat Masjidil Haram
Dari itu Prabowo menegaskan bahwa warisan Angkatan ’45 berupa Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 adalah pedoman yang harus terus dijaga.
Prabowo lantas mencontohkan bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam dalam setiap aspek kehidupan militer melalui Saptamarga, Sumpah Prajurit, hingga doktrin lainnya yang selalu merujuk pada konstitusi.
Acara halal bihalal tersebut diikuti 1.210 orang terdiri atas purnawirawan TNI/Polri dan keluarga besar TNI/Polri.
Selain Presiden Prabowo, turut hadir wakil presiden ke-6 Try Sutrisno, Sri Sultan Hamengkubuwana X sebagai keluarga besar tentara Indonesia, unsur pimpinan dan anggota DPR RI, menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, serta pejabat TNI/Polri.
Dalam agenda tersebut, juga digelar pernyataan bersama untuk mendukung penuh seluruh program dan kebijakan pemerintah.
Demikian informasi pidato Presiden Prabowo Subianto pada pada acara Halalbihalal dengan Purnawirawan TNI – Polri di Jakarta, Selasa (6/5/2025), seperti dilansir laman berita antaranews.com. ***