Connect with us

Nusantara

Presiden Jokowi Tegaskan Indonesia Harus Siap Bilang Stop Ekspor Bahan Mentah

Avatar

Diterbitkan

pada

 

Presiden Jokowi sampaikan Indonesia harus siap stop bahan mentah. (Foto: Istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA : Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia harus siap untuk bilang stop ekspor bahan mentah. Meskipun harus digugat Uni Eropa (UE) ke organisasi perdagangan dunia (WTO).

“Tapi begitu kita bilang stop nikel, kita digugat sama Uni Eropa. Belum rampung sampai sekarang, gak papa. Kita perintah tahun ini bauksit kita stop, biar digugat lagi. Tahun depan stop lagi tembaga atau timahnya. Gak papa digugat, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu kita menang. Tapi keberanian ini harus kita lakukan,” tegas Presiden Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (11/3/2022).

Jokowi mengatakan ekspor bahan mentah sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan bahkan beratus tahun. Sehingga tidak ada nilai tambah dan tidak mendapatkan added value.

“Sejak zaman VOC kita ekspor bahan mentah sampai sekarang. Untuk itu sejak 2020 saya katakan kepada menteri, tidak ada lagi ekspor bahan mentah. Nikel kita stop ekspor raw material,” katanya.

Advertisement

Dan yang terjadi adalah setelah selama tujuh tahun lalu ekspor bahan mentah hanya mendapat 1 – 1,5 miliar US Dollar atau sekitar Rp15 -20 triliun. Tetapi setelah ekspor bahan mentah distop dan muncul industrialisasi tahun 2021 lalu, karena ekspor dalam bentuk barang jadi dan setengah jadi maka pendapatan bisa mencapai 28 miliar US Dollar, atau melompat menjadi Rp340 triliun.

“Itu baru satu barang untuk nikel. Padahal kita punya opsi untuk alumina, tembaga, timah, emas, dan komoditas perkebunan dan pertanian. Betapa kalau ini kita punya keberanian untuk stop, munculnya angka-angka tadi yang saya sampaikan,” jelasnya.

Jokowi mengatakan jika semua ekspor bahan mentah distop maka yang terjadi adalah investasi dalam kegiatan menjadi naik tinggi, capital inflow dan memunculkan nilai tambaj luar biasa.

Barang-barang seperti baterai, TV baterai, kendaraan listrik semuanya akan diproduksi dalam negeri. Karena ekspor bahan bakunya distop.

“Saya sampaikan saat G20 di Itali, Indonesia tidak tertutup. Tapi separuh industrinya bawa ke Indonesia, atau semua bawa ke Indonesia. Bisa kamu kerjasama dengan BUMN atau swasta kita atau kamu sendiri, tapi di Indonesia. Enak banget mereka kita setori bahan bakunya, nilai tambahnya 14-20 kali lipat. Enak sekali, pajak mereka dapat, pembukaan lapangan kerja mereka dapat, terus kita dapat apa. Kita ditakut-takuti terus,” ujarnya.

Advertisement

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan situasi dunia saat ini sangat sulit. Setelah sebelumnya dihadapkan pada disrupsi kronis revolusi industri 4.0 dan semua negara tergagap. Dihantam lagi oleh disrupsi akut oleh pandemi yang tidak terduga-duga.

“Tambah pusing, pusingnya belum reda, tambah perang. Bertubi-tubi. Betapa sulitnya ekonomi. Situasi seperti dunia saat ini, kuncinya menurut saya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang yang ada,” ujarnya.

Hal itu yang akan dilakukan Indonesia. Sehingga menurut Jokowi membutuhkan stabilitas untuk melakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi seperti saat ini keberanian bertransformasi ekonomi akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang menjadi lebih baik.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement