Ekonomi
Inflasi Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah di 2024, Sebesar 1.57 Persen

Indonesia pernah alami inflasi terendah di 2020 yaitu sekitar 1,68 persen. (Foto : istimewa)
FAKTUAL-INDONESIA : Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2024 sebesar 1,57 persen. Ini merupakan inflasi terendah di Indonesia sepanjang sejarah.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1/2024).
Dia mengatakan, inflasi 2024 merupakan yang terendah sejak perhitungan inflasi pertama di tahun 1958. Namun, saat itu perhitungan inflasi masih terbatas di wilayah Jakarta saja.
Baca Juga : Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani: Jaga Inflasi Tetap Rendah, Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Tumbuh 5,2 Persen
“Inflasi 2024 sebesar 1,57 persen adalah inflasi terendah selama ini atau sejak dilakukannya perhitungan inflasi oleh BPS,” kata Pudji Ismartini.
Indonesia diketahui juga pernah mengalami inflasi rendah di 2020 yakni sebesar 1,68 persen. Alhasil, inflasi 2024 merupakan inflasi terendah sejak perhitungan inflasi di 1958.
”Sekarang sudah berkembang kita sudah menggunakan 150 kota di 38 provinsi,” jelasnya.
Lebih lanjut, penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan Desember ini berasal kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,33 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,38 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, namun tidak memberikan andil inflasi. Tidak ada komoditas dominan yang memberikan andil inflasi pada komponen ini.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,04 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,33. Dengan komoditas penyumbang adalah telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
Baca Juga : Apresiasi Pengendalian Inflasi di Tanah Air, Presiden Prabowo Ungkapkan Strategi Besar
Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah minyak goreng, emas perhiasan dan kopi bubuk,” ungkapnya.
Pudji mencatat sebanyak 35 dari 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 3 lainnya mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar sebesar 2,39 persen. Sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku sebesar 0,41 persen, ” pungkasnya.***