Olahraga
Olimpiade Catur 2024: Tim Putra Perkasa Menang atas Palestina, Tim Putri Kalah dari Korsel di Babak Kesembilan

FM Satria Duta Cahaya bermain remis. (Foto : istimewa)
FAKTUAL-INDONESIA: Di babak 9 ini tim catur putra Indonesia kembali menunjukkan performanya, mempecundangi para pecatur Palestina dengan angka 3 : 1. Sementara di bagian putri, tim Indonesia harus mengakui kekuatan tm Korea Selatan dengan hasil akhir 1: 3.
FM Satria Duta Cahaya (2219 ) mengawali peluang Indonesia dengan bermain remis lawan IM Christian D Michel Yunis (2220), yang perbedaan ratingnya cuma satu angka. Permainan di papan 2 ini berjalan imbang terus, meski Duta berkal-kali membuat permainan genting karena penuh langkah taktis. Keduanya bermain tanpa cacat, sehingga remis disetujui pada langkah 32.
Berbeda dengan babak-babak sebelumnya, kemenangan tim Putra Indonesia atas Palestina kali ini justru disumbangkan oleh dua papan bawah, yaitu CM Fabian Glen Mariano (2121) dan Reynhard Kristoper (2114).
Baca Juga : Olimpiade Catur 2024: Srikandi Indonesia Menang atas Lebanon, Tim Putra Tertahan di Tangan Uruguay di Babak ke Delapan
Fabian yang berada di papan 3, partainya lebih menenangkan karena unggul sampai 3 bidak dan tetap dalam posisi yang menekan sehingga kemenangannya terhadap Ahmad Abdel Wahab (1995) memang hanya menunggu waktu saja.
Sementara Reynard yang ada di papan 4, sempat membuat cemas. Karena sampai langkah 21, waktu pikirnya tinggal 3 menit. Beruntung satu langkah kemudian lawannya blunder yang sangat fatal sehingga CM Baha Miswadah (1957) menyerah pada langkah 26.
FM Andrean Susilodinata (2393) di papan 1 bertarung panjang lawan CM Mohamed Allam (2053). “Unggul satu bidak dalam permainan akhir benteng dimana posisi raja lawan sudah posisi fortres. Lebih dari 5 kali Allam yang menawarkan remi, tetapi selalu ditolak oleh Andrean sampai posisinya memang benar-benar remis dan tidak bisa diolah lagi, baru Andrean setuju remis di langkah 63,”ujar kapten tim putra Kristianus Liem.
Tim Putri
Di bagian putri , perjuangan Lindri dan rekan-rekannya pun harus terhenti melawan tim Korea Selatan, yang di atas kertas masih bisa di atasi namun ternyata di lapangan hasilnya berbeda. Tim putri hrs mengakui keunggulan tim Korea 3-1.
Menurut kapten tim putri Lisa Lumomngdong, sebetulnya permainan babak ke-9 ini sesuai dengan gaya Evi Yuliana (1912), yaitu permainan tajam dan komplikasi. Namun karena terlambat mengembangan permainannya, lawan pun terus mendesak dan tidak memberi kesemptan pemain papan 3 ini untuk konsolidasi posisinya sampai kalah kualitas, dan akhirnya menyerah dari WCM Sohyun Kang (1726).
Baca Juga : Olimpiade Catur 2024: Tim Putra Menang & Tim Putri Tertahan, Satria Duta dan Evi Yuliana Terus Bersinar Hingga Babak Ketujuh
Bermain di papan 2, Angel Ruth Nugroho (1939) cukup menguasi permainan dan berusaha terus mengambil inisiatif. Namun ia lengah terhadap pertahanan rajanya. Hal itulah yang menjadikan lawannya terus menekan posisi raja yang tidak rokade. Angel kalah perwira dan akhirnya harus meninggalkan meja perntandingan dengan posisi kalah dari Anastasia Khan (1859).
Kondisi yang cukup menguntungkan bagi kubu tim putri Indonesia adalah saat pemain papan 4, Clementia Adeline (1550) berhasil memenangkan pertandingan melawan WCM Yeonhee Cho (1696).
Clementia bermain pertahanan Sisilia namun lawannya memilih untuk bermain bukan di variasi utama Sisilia. Posisi permainan keduanya cukup baik, sampai akhirnya dalam proses susun posisi dan improvement pieces, lawannya melakukan miskalkulasi sehingga Clementia menang 2 bidak, dan dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dalam posisi kalah satu poin, harapan tinggal tertumpu pada pundak pemain papan 1 Indonesia, WIM Lindri Juni Widjayanti (2155), yang pada awalnya berhasil meredam serangan lawan, namun karena krisis waktu membuat Lindri melakukan kesalahan sehingga akhirnya kalah 1 bidak di permianan akhir. Setelah bertarung cukup alot, akhirnya permainan dimenangkan WFM Sunwoo Park (1877).
“Lindri Juni juga sudah sangat baik memulai permainan. Di tengah permainan lawannya korban bidak untuk membuat posisi menjadi komplikasi, dan Lindri memilih menerima korban bidak itu. Jika lebih tenang, sebenarnya bisa memilih untuk tidak meneria pengorbanan bidak itu agar permainan seimbang, tidak harus menahan serangan-serangan lawan,” ujar Lisa, menjelaskan.
Baca Juga : Olimpiade Catur 2024: Tim Putra Harus Akui Filandia, Tim Putri Menyerah dari Estonia di Babak Keenam
Dengan hasil babak 9 ini, maka tim putri harus kerja ekstra keras untuk menaikkan rangking Indonesia. Begitu juga tim putra, tak boleh lengah pada dua babak terakhir. Saat ini tim putri berada di rangking 94 dari 181 negara, sementara tim putra ada di rangking 80 dari 196 negara.
Di babak ke-10, tim putra akan menghadapi tim tangguh Andorra yang diperkuat 2 GM, 1 IM dan 1 FM sementara tim putri akan melawan Barbados.****