Olahraga
Olimpiade 2024 Paris: Bulutangkis Indonesia Tinggal Berharap pada Gelora Gregoria, Rezza Octavia Tersisih di Panahan

Gregoria Mariska Tunjung langsung rebah di lapangan untuk merayakan kemenangan sementara ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan pemanah putri Rezza Octavia tersisih dari Olimpiade tahun 2024 Paris, Prancis, Kamis (1/8/2024) atau Jumat WIB (NOC Indonesia/Antara)
FAKTUAL INDONESIA: Bulutangkis Indonesia nyaris hancur lebur pada Olimpiade tahun 2024 Paris, Prancis, Kamis (1/8/2024) atau Jumat dini hari WIB jika saja tidak ada Gregoria Mariska Tunjung.
Lewat penampilan yang bergelora penuh semangat Gregoria berhasil melewati perjuangan rubber game yang menegangkan saat menghadapi wakil Korea Selatan Kim Ga Eun.
Pada pertandingan babak 16 besar tunggal putri di Porte De La Chapelle Arena, Gregoria memastikan kemenangan 21-4, 8-21, 23-21.
Perjuangan Gregoria sungguh luar biasa karena ketika memasuki lapangan dia menadapat beban harus menang karena menjadi satu-satunya wakil bulutangkis Indonesia yang tersisa.
Dalam pertandingan sebelumnya, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus menelan kekalahan pada babak perempat final dari unggulan pertama Liang Wei Keng/Wang Chang (China), 22-24, 20-22.
“Sudah (mencapai) perempat final tapi saya mau lebih. Saya akan melakukan semua yang saya bisa,” kata Gregoria, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI, Jumat.
Kemenangan itu mengantar Gregoria berjumpa dengan wakil Thailand Ratchanok Intanon pada partai selanjutnya.
Ini mengulangi pertemuan keduanya seperti di Olimpiade Tokyo 2020, di mana keduanya bertemu di babak 16 besar, dan kemenangan diraih oleh Intanon melalui straight game.
Namun, pertemuan terakhir antara Gregoria dan Intanon terjadi di perempat final Piala Uber 2024 dan wakil Indonesia melakukan revans dengan dua gim langsung.
Masyarakat Indonesia, khususnya pecinta bulutangkis, menaruh harapan besar Gregoria msih bisa terus melaju untuk bisa merebut medali bahkan jika mungkin emas sehingga bulutangkis tidak mengulang kembali pengalaman buruk Olimpiade London 2021 ketika hancur lebur pulang tanpa meraih satu pun medali.
Di sisi lain, Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Anindya Novyan Bakrie terus meminta dukungan dan doa masyarakat Indonesia supaya semua atlet Kontingen Indonesia bisa berjuang maksimal di Olimpiade Paris 2024.
“Kita harus acungkan jempol buat Gregoria. Apalagi di set ketiga sangat ketat, kalau tidak kuat jantung bisa copot. Saya juga sudah ketemu dan ucapkan selamat. Kita akan bantu untuk pemulihan karena akan bertanding dua hari kemudian. Mohon dukungan dan juga doa juga dari masyarakat Indonesia,” ungkap CdM Anin.
Siap Habis-habisan
Gregoria bertekad untuk tampil “habis-habisan” pada babak perempat final Olimpiade Paris 2024, yang bakal bergulir Sabtu WIB.
Mengenai penampilannya sendiri, tunggal putri peringkat delapan dunia itu mengaku cukup puas, meskipun pada gim kedua ia menilai tidak bisa mengendalikan kondisi lapangan dengan baik.
Gregoria pun tak mengelak bahwa tekanan begitu besar saat ia memasuki lapangan. Namun, seiring berjalannya laga, ia bisa mengubah rasa tegang itu menjadi pengingat serta semangat tambahan demi meraih kemenangan.
“Di interval gim ketiga, Coach Herli tahu saya berada dalam pressure yang sangat tinggi, jadi dia berpesan ayo coba lagi, apa yang saya yakini bisa dilakukan, lakukan saja. Setelah itu, saya juga teriak-teriak untuk melepaskan beban itu dan Puji Tuhan berhasil,” jelas Gregoria.
Dengan ini, maka Gregoria akan berjumpa dengan wakil Thailand Ratchanok Intanon pada partai selanjutnya.
“Saya ingin istirahat dulu, besok ada rest jadi saya mau recharge semua,” ujar dia.
Sementara itu di cabang olahraga panahan, atlet putri Indonesia, Rezza Octavia mengakui ketangguhan atlet panahan Korea Selatan, Lim Sih-yeon di babak eliminasi nomor individu recurve putri Olimpiade Paris 2024.
Di pertandingan yang berlangsung di Esplanade des Invalides, Paris, Prancis, Jumat dini hari WIB, Rezza Octavia takluk atas unggulan Lim Sih-yeon dengan skor 0-6.
Sebelumnya di babak 1/32, Rezza Octavia membungkam atlet panahan Kanada, Virginie Chenier.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Esplanade des Invalides, Paris, Prancis, Kamis malam WIB, Rezza Octavia mengatasi perlawanan Virginie Chenier dengan kemenangan 6-2.
Pada cabang menembak, Fathur Gustafian menyebut banyak pelajaran yang diambil dari penampilannya di Olimpiade Paris 2024.
Di Paris 2024, Fathur turun di dua nomor perlombaan. Di nomor 10 meter Air Riffle, Fathur menemapti urutan ke-15 dengan 628,7 poin dan urutan ke-43 di nomor 50 meter 3 position dengan poin 574 dari 19 kali tembakan.
“Dari persiapan mencari quota olympic, banyak sekali pengalaman baik dan buruk yang saya dapat. Setelah dapet quota, persiapan buat olympic juga sangat serius. Waktu, tenaga dan pikiran cuma buat olympic,” kata Fathur.
Bahkan, lanjut Fathur, dalam persiapan sekaligus pemusatan latihan yang digelar di Hungaria, ia sempat tampil di open turnamen. Hasilnya, ia berhasil menempati peringkat satu di kualifikasi dan berakhir dengan medali emas.
“Dan memang olympic ini adalah event yang penuh kejutan, penuh experience, banyak sekali pelajaran yang saya dapat selama masa persiapan dan saat pertandingan,” ujar Fathur. ***