Connect with us

Nasional

Bencana Negeriku: Banjir Bandang dan Longsor OKU Selatan Landa 883 Rumah, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Berdasarkan hasil pendataan terakhir, banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), mengakibatkan 833 rumah terdampak sementara pencarian korban yang hanyut dihentikan.

Berdasarkan hasil pendataan terakhir, banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), mengakibatkan 833 rumah terdampak sementara pencarian korban yang hanyut dihentikan.

FAKTUAL INDONESIA: Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel) tercatat melanda 883 rumah warga.

Tim SAR gabungan menghentikan pencarian satu orang korban bernama Dedek (69) yang hanyut terseret banjir bandang di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) pada Kamis (23/5/2024).

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) untuk daerah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumsel meliputi Kabupaten OKU, OKU Selatan dan Muara Enim.

Dalam pantauan media online, antaranews.com melaporkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat sebanyak 883 rumah di wilayah itu terdampak bencana banjir dan tanah longsor.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono di Muaradua, Sabtu, mengatakan pasca-bencana alam yang terjadi pada Rabu (29/5), pihaknya terus melakukan pendataan jumlah korban terdampak banjir dan tanah longsor.

Advertisement

Baca Juga : Bencana Negeriku: Banjir Bandang OKU Sumsel Rusak 18 Jembatan Gantung, Tim SAR Terus Cari 2 Korban Hanyut

“Berdasarkan hasil pendataan terakhir tercatat sebanyak 883 rumah warga di 15 desa di OKU Selatan terdampak bencana banjir dan tanah longsor,” katanya.

Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak tiga unit rumah yang rusak berat setelah dihantam tanah longsor.

Bahkan, kata dia, bencana alam yang disebabkan luapan Sungai Saka dan Sungai Selabung itu merenggut dua orang korban jiwa akibat diterjang banjir dan tanah longsor.

Selain itu, bencana alam juga merusak sejumlah fasilitas umum, seperti enam unit jembatan gantung, satu unit tempat ibadah dan perkantoran, irigasi dan 96 hektare perkebunan terendam banjir mencapai satu meter, sehingga petani terancam gagal panen.

Advertisement

Ia mengaku saat ini pihaknya masih fokus melakukan pemulihan pasca-bencana, seperti membersihkan material sisa banjir dan tanah longsor menggunakan alat berat agar aktivitas masyarakat kembali normal.

“Sejauh ini beberapa titik wilayah yang tertutup longsoran tanah sudah dibersihkan oleh personel BPBD dibantu masyarakat sekitar,” ujarnya.

Pencarian Korban Hanyut

Tim SAR gabungan menghentikan pencarian satu orang korban bernama Dedek (69) yang hanyut terseret banjir bandang di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) pada Kamis (23/5/).

Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Gunalfi di Baturaja, Sabtu, mengatakan korban merupakan satu dari lima orang penumpang travel engkel BE 7123 RH yang terseret banjir bandang saat melintas di Jalan Lintas Sumatera, Desa Batang Hari, Kecamatan Semidang, Kabupaten OKU.

Advertisement

“Untuk empat orang penumpang lainnya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” katanya.

Dia menjelaskan Tim SAR gabungan telah menghentikan pencarian korban sejak Kamis (30/5) atau selama tujuh hari pasca-korban dinyatakan hanyut di Sungai Ogan wilayah setempat.

“Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Basarnas, pencarian korban dilakukan hanya selama tujuh hari sejak dinyatakan hilang,” ujarnya.

Menurut dia, selama pencarian hingga hari ketujuh, personel gabungan menyisir sepanjang aliran Sungai Ogan di beberapa desa di Kecamatan Semidang Aji.

Pencarian korban juga dilakukan dengan menyisir jalur darat mulai dari lokasi penemuan mayat terakhir di Desa Seleman hingga Desa Kebun Jati, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU, namun belum berhasil ditemukan.

Advertisement

Dalam melakukan pencarian pihaknya membentuk dua tim menggunakan perahu karet untuk menyusuri Sungai Ogan mulai dari pagi hingga malam hari.

“Berkat kerja keras Tim SAR gabungan menemukan empat orang korban yang semuanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gunalfi mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian korban yang hanyut terbawa arus banjir bandang tanpa mengenal waktu dan lelah.

“Semoga apa yang kita lakukan ini menjadi amal ibadah dan bagi keluarga korban yang ditinggalkan mudah-mudahan diberi ketabahan oleh Allah SWT,” ujarnya.

BNPB Serahkan Bantuan

Advertisement

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) untuk daerah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Selatan meliputi Kabupaten OKU, OKU Selatan dan Muara Enim.

“Bencana banjir yang terjadi di tiga kabupaten ini seperti di Kabupaten OKU pada Kamis (23/5) cukup parah, sehingga perlu penanganan yang cepat untuk pemulihan setelah dilanda bencana alam,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Baturaja, Kabupaten OKU, Sabtu.

Dia mengatakan dana tersebut disalurkan kepada pemerintah daerah di tiga kabupaten tersebut dalam upaya percepatan penanganan pasca-bencana di wilayah masing-masing.

Untuk Pemkab OKU, DSP yang disalurkan sebesar Rp250 juta, OKU Selatan Rp250 juta dan Kabupaten Muara Enim senilai Rp200 juta.

Selain itu, BNPB juga menyerahkan dukungan logistik dan peralatan kepada pemerintah daerah berupa 300 paket makanan siap saji, 300 paket sembako, 300 paket hygiene kit dan 300 paket family kit.

Advertisement

Pemerintah Pusat juga memberikan bantuan masing-masing 300 lembar selimut dan matras, 100 unit kasur lipat, velbed 50 unit, tenda keluarga 30 unit, tenda pengungsi dua unit, perahu karet dan mesin satu unit, genset dua unit, light tower dua unit, penjernih air portable 10 unit, pompa alkon lima unit, dan pompa apung lima unit.

“Sebagai upaya penanganan bencana jangka panjang, kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan Pemkab OKU agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali,” tegasnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Suharyanto menekankan empat langkah penanganan banjir dan longsor yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

Langkah pertama, yakni pengkajian lebih dalam penyebab banjir yang terjadi di bagian hulu Sungai Ogan, lazimnya banjir karena aliran sungai seringkali terjadi di bagian hilir.

Langkah kedua, pemulihan infrastruktur dan pemerintah daerah harus mulai menyiapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak bencana alam.

Advertisement

“Untuk langkah keempat adalah pemenuhan hak ahli waris bagi korban jiwa yang terdampak bencana alam,” ujarnya. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement