Connect with us

Internasional

Putin-Kim Bertukar Surat, Sepakat Perkuat Hubungan Rusia-Korea Utara

Avatar

Diterbitkan

pada

Sepakat Perkuat Hubungan Rusia-Korea Utara

Putin-Kim Bertukar Surat, Sepakat Perkuat Hubungan Rusia-Korea Utara (Foto: Reuters)

FAKTUAL-INDONESIA: Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertukar surat yang menunjukkan kesepakatan hubungan bilateral yang lebih kuat, di tengah isolasi internasional terhadap Moskow atas perangnya di Ukraina dilaporkan Media pemerintah Korea Utara.

Surat-surat itu menyusul pengakuan Pyongyang atas dua wilayah separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur, dan laporan kesiapan negara itu untuk mengirim pekerja ke wilayah-wilayah yang memisahkan diri, untuk membantu rekonstruksi mereka.

Kantor berita negara KCNA, melaporkan, Putin mengatakan kepada Kim bahwa Moskow dan Pyongyang akan terus memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama.

Baca juga: Putin Menggertak, Rusia Siap Perang Nuklir jika Ada yang Melawan Perampokan Ukraina dengan Militer

Melansir Themoscowtimes, Selasa (16/8/2022), Kim Jong Un mencatat dalam suratnya kepada Putin bahwa  kerja sama strategis dan taktis Rusia-Korea Utara telah menempatkan tahap tinggi baru di front bersama untuk membuat frustrasi ancaman dan provokasi militer pasukan musuh.

Pyongyang biasanya menggunakan istilah “kekuatan musuh” untuk merujuk pada Amerika Serikat dan sekutunya.

Advertisement

Pesan Putin pada peringatan berakhirnya pemerintahan kolonial Jepang 1910-1945 atas Semenanjung Korea—ditandai sebagai Hari Pembebasan oleh Korea Utara—berisi bahasa yang mirip dengan yang dia kirimkan kepada Kim tahun lalu.

Dalam surat tahun 2021, Putin menyatakan keyakinannya bahwa kedua pihak akan lebih mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan, setelah kunjungan pertama Kim ke Rusia pada 2019. Kremlin belum mengomentari surat yang dilaporkan Putin kepada Kim.

Baca juga: Korea Utara Umukan Kemenangan Atas Covid-19

Korea Utara bulan lalu menjadi negara ketiga setelah Rusia dan Suriah yang secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang secara kolektif disebut sebagai Donbas.

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin memuji pengakuan Korea Utara sebagai “kemenangan diplomasi” untuk wilayah yang memisahkan diri dan menyatakan harapan untuk “kerja sama yang aktif dan bermanfaat” dengan mitra Asia yang baru diakuisisi.

Duta Besar Rusia untuk Pyongyang Alexander Matsegora mengatakan pekerja Korea Utara akan menjadi “aset” dalam “tugas serius” untuk memulihkan fasilitas sosial, infrastruktur dan industri yang hancur di Donbas selama invasi Rusia ke Ukraina.***

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement