Connect with us

Internasional

Ledakan Dahsyat di Bandar Abbas Iran, Jumlah Korban Tewas Meningkat jadi 14 Orang, 750 Cedera

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Ledakan Dahsyat di Bandar Abbas Iran, Jumlah Korban Tewas Meningkat jadi 14 Orang, 750 Cedera

Ledakan dahsyat mengguncang di pelabuhan Bandar Abbas di barat daya Iran saat yang sensitif karena pejabat negara itu terus terlibat dalam pembicaraan dengan pejabat Amerika Serikat mengenai kemungkinan kesepakatan nuklir baru

FAKTUAL INDONESIA: Jumlah korban tewas dalam ledakan dahsyat di pelabuhan Bandar Abbas di barat daya Iran, meningkat menjadi 14 orang sedangkan 750 lainnya cedera.

Media Iran mengutip kementerian dalam negeri negara itu melaporkan, ledakan itu menghancurkan jendela dan atap gedung-gedung di dekatnya serta menghancurkan mobil-mobil. Warga melaporkan merasakan dampak ledakan di pelabuhan utama Iran itu hingga sejauh 50 km.

Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni mengatakan enam orang masih hilang sementara petugas pemadam kebakaran terus berupaya memadamkan api, meskipun menghadapi tantangan berupa angin kencang, media Iran melaporkan.

Belum ada keterangan penyebab ledakan tersebut. Seorang juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, mengatakan butuh waktu untuk memastikan penyebabnya, “tetapi sejauh ini yang dipastikan adalah kontainer disimpan di sudut pelabuhan yang kemungkinan berisi bahan kimia yang meledak.”

Ia menambahkan: “Namun hingga api padam, sulit untuk memastikan penyebabnya.”

Advertisement

Baca Juga : Trump Mengancam Iran, Hentikan Mimpi Memiliki Senjata Nuklir atau Hadapi Serangan Militer, Teheran Dekati Moskow

Pihak berwenang Iran telah mengumumkan keadaan darurat di kota Bandar Abbas untuk melindungi warga di tengah “peningkatan polusi udara yang signifikan.”

“Semua sumber daya dari kota-kota lain dan Teheran telah dikirim… dan kami berharap dapat memadamkan api dalam beberapa jam mendatang,” kata Momeni kepada televisi pemerintah di lokasi ledakan.

Pada Sabtu malam, kantor berita milik pemerintah IRNA mengatakan bahwa Administrasi Bea Cukai Iran menyalahkan “tumpukan barang berbahaya dan bahan kimia yang disimpan di area pelabuhan” atas ledakan tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Mehrdad Hasanzadeh, direktur organisasi manajemen krisis provinsi Hormozgan, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa para korban luka dipindahkan ke fasilitas medis.

Ia mengatakan bahwa petugas keselamatan sebelumnya telah mengunjungi lokasi kejadian, dan mengeluarkan peringatan keselamatan.

Advertisement

Baca Juga : Joseph Aoun Terpilih Menjadi Presiden Lebanon Gantikan Michel Aoun, Pengaruh Hizbullah dan Iran Melemah

Perusahaan Penyulingan dan Distribusi Produk Minyak Nasional Iran mengeluarkan pernyataan yang mengatakan fasilitas minyak di daerah tersebut tidak terpengaruh oleh ledakan tersebut.

“Ledakan dan kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaei tidak ada kaitannya dengan kilang minyak, tangki bahan bakar, kompleks distribusi, dan jaringan pipa minyak yang terkait dengan perusahaan ini,” kata perusahaan itu.

Sebelumnya, pejabat Pelabuhan dan Administrasi Maritim Hormozgan Esmaeil Malekizadeh mengatakan ledakan itu terjadi di dekat dermaga pelabuhan Shahid Rajaei.

Video di media sosial menunjukkan gumpalan asap hitam besar dan bola api mengepul dari area ledakan.

Rekaman video lainnya memperlihatkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan. Beberapa orang juga terlihat di sekitar lokasi kejadian membantu para korban luka dan memeriksa kerusakan pada properti.

Advertisement

Baca Juga : Israel Gertak Penguasa Baru Suriah, PM Netanyahu: Awas Jangan Dekat-dekat Iran!

Pelabuhan Shahid Rajaei terutama menangani lalu lintas kontainer dan juga memiliki tangki minyak dan fasilitas petrokimia lainnya.

Pada bulan Mei 2020, Israel dituduh melancarkan serangan siber besar-besaran di pelabuhan yang sama, yang menyebabkan kekacauan transportasi selama berhari-hari setelah merusak sistem komputer fasilitas tersebut.

Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif karena pejabat Iran terus terlibat dalam pembicaraan dengan pejabat Amerika Serikat mengenai kemungkinan kesepakatan nuklir baru. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement