Connect with us

Ekonomi

Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat pada Awal Pekan, Emas Antam Turun Tipis

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat pada Awal Pekan, Emas Antam Turun Tipis

Rupiah, IHSG, Dollar AS, Emas

FAKTUAL INDONESIA: Menguat dan menurun tipis mewarnai penutupan perdagangan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Senin (3/6/2024).

Pada perdagangan awal pekan ini, nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat  terhadap dolar Amerika Serikat.

Sedangkan  IHSG Bursa Efek Indonesia BEI menutup perdagangan awal pekan ini dengan menguat juga.

Sementara harga emas batangan Antam turun tipis dari harga sebelumnya seperti terpantau dari laman Logam Mulia.

Berdasarkan pantuan media online antaranews.com dilaporkan, kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin ditutup meningkat di tengah menurunnya inflasi Indonesia.

Advertisement

Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah menanjak 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.230 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.253 per dolar AS.

“Produk Domestik Bruto perekonomian AS tumbuh sebesar 1,3 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun 2024,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Baca Juga : Awal Jumat yang Cerah untuk Nilai Tukar Rupiah, IHSG BEI dan Harga Emas Antam

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia mengalami inflasi tahunan (year-on-year/yoy) 2,84 persen pada Mei 2024.

Tingkat inflasi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3 persen.

Selama sepekan, rupiah terdepresiasi sebesar 1,58 persen week to week (wtw) akibat pernyataan hawkish pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Advertisement

Imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Indonesia turun 2-4 basis poin (bps), mengikuti tren yield US Treasury yang lebih rendah setelah revisi data produk domestik bruto (PDB) AS.

Pekan lalu, rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah mencatat Rp17,31 triliun, lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatat rata-rata Rp13,04 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia meningkat sebesar Rp4,02 triliun menjadi Rp807 triliun atau 14,06 persen dari total beredar pada 30 Mei 2024.

Sementara itu, PCE Deflator, indikator inflasi acuan dari Fed, mencatat angka yang stabil pada April 2024. PCE Deflator tercatat 7 persen year on year (yoy), cenderung stabil dibandingkan bulan sebelumnya. PCE Core Deflator tahunan juga tercatat tidak berubah di 2,8 persen yoy.

Namun, PCE Core Deflator bulanan sedikit turun menjadi 0,2 persen mom dari 0,3 persen mom. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi terus menurun secara bertahap sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan pada 2024. Dampaknya, dolar AS terdepresiasi terhadap mata uang global pasca rilis data PCE.

Advertisement

Dolar AS semakin terdepresiasi setelah PMI MNI Chicago turun menjadi 35,4 dari 37,9, mencerminkan fase kontraksi di sektor manufaktur.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp16.225 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.251 per dolar AS.

Ikut Bursa Asia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 65,44 poin atau 0,94 persen ke posisi 7.036,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 16,85 poin atau 1,93 persen ke posisi 888,28.

Advertisement

“Dari eksternal, menguatnya bursa regional Asia ditopang oleh respons pelaku pasar terhadap rilis indeks manufaktur,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Hasil survei lembaga swasta menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di Asia meningkat pada Mei 2024 atau berada di zona ekspansi.

Indeks Manufaktur Jepang tercatat 50,4 dari sebelumnya 49,6, indeks manufaktur Korea Selatan menjadi 51.6 dari sebelumnya 49.4, indeks manufaktur China The Caixin Manufacturing dalam rilisnya naik menjadi 51,7 pada Mei 2024 dari sebelumnya 51,4 pada April 2024, atau melampaui perkiraan 51,5.

Semua itu tentunya memberikan sinyal harapan pemulihan ekonomi berkelanjutan di masing-masing negara, yang tidak terlepas membaiknya permintaan dari dalam dan luar negeri.

Selain itu, dukungan data yang kuat menunjukkan pemulihan di sektor manufaktur yang menopang pertumbuhan Asia dan meredam dampak volatilitas pasar yang disebabkan oleh ketidakpastian prospek kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Advertisement
Baca Juga : Pembukaan yang Lesu: Rupiah, IHSG Melemah dan Harga Emas Antam Turun

Dari dalam negeri, indeks manufaktur Indonesia masih di zona ekspansi meskipun pada Mei 2024 menunjukkan adanya pertumbuhan perlambatan aktivitas manufaktur. PMI Manufaktur S&P Global Indonesia menjadi 52,1 pada Mei 2024 dari sebelumnya 52,9 pada April 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Mei 2024 mencapai 2,84 persen year on year (yoy), dan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen month to month (mtm).

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 1,58 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen non primer yang naik masing-masing sebesar 1,14 persen dan 1,04 persen.

Sedangkan empat sektor terkoreksi yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam minus 0,64 persen, diikuti sektor properti dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing minus 0,45 persen dan minus 0,26 persen.

Advertisement

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SURI, AREA, PPRI, PTRO dan BIPI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CARE, VTNY, PTPS, BBKP dan BSBK.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 952.791 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,57 miliar lembar saham senilai Rp10,76 triliun. Sebanyak 278 saham naik, 299 saham menurun, dan 203 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 435,10 poin atau 1,13 persen ke 38,923,89, indeks Hang Seng menguat 323,42 poin atau 1,79 persen ke 18.403,03, indeks Shanghai melemah 8,32 poin atau 0,27 persen ke 3.345,72, dan indeks Strait Times menguat 9,13 poin atau 0,27 persen ke 3.345,72.

Turun Tipis

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang dipantau dari laman Logam Mulia, Senin pagi, turun Rp1.000 per gram menjadi Rp1.335.000 per gram.

Advertisement

Sebelumnya, harga emas batangan berada di posisi Rp1.336.000 per gram pada Sabtu (1/6).

Adapun harga jual kembali (buyback) emas batangan pada Senin, yakni sebesar Rp1.220.000 per gram.

Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di Logam Mulia Antam pada Senin:

– Harga emas 0,5 gram: Rp717.500

Advertisement

– Harga emas 1 gram: Rp1.335.000

– Harga emas 2 gram: Rp2.610.000

– Harga emas 3 gram: Rp3.890.000

– Harga emas 5 gram: Rp6.450.000

– Harga emas 10 gram: Rp12.845.000

Advertisement

– Harga emas 25 gram: Rp31.987.000

– Harga emas 50 gram: Rp63.895.000

– Harga emas 100 gram: Rp127.712.000

– Harga emas 250 gram: Rp319.015.000

– Harga emas 500 gram: Rp637.820.000

Advertisement

– Harga emas 1.000 gram: Rp1.275.600.000

Baca Juga : Rabu, Rupiah dan IHSG Ditutup Melemah, Emas Antam Naik

Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP. Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement