Olahraga
Sejumlah Cabor Ketuk Menpora Dito agar Jangan Kaku Terhadap Atlet yang Berangkat ke Asian Games 2023 Hangzhou
FAKTUAL-INDONESIA: Jelang pesta olahraga multi event bangsa-bangsa Asia Asian Games 2023 Hangzhao China, selisih atau beda pendapat kembali mengemuka terhadap cabang olahraga (cabor) atau atlet yang terpilih memperkuat Kontingen Merah Putih.
Satu pendapat berpandangan hanya cabor yang berpeluang meraih medali saja yang berangkat. Sedang satu pendapat lainnya menyuarakan, atlet perlu mendapatkan ‘jam terbang’ untuk mendapatkan pengalaman sekaligus mematangkan mental dengan berani berkorban sanggup untuk biaya mandiri dalam kebarangkan ke Asian Games 2023 Hangzhou.
“Kami melihat pandangan berbeda selalu mewarnai setiap Indonesia akan memberangkatkan kontingen untuk mengikuti pesta olahraga multi event, entah itu SEA Games atau Asian Games. Satu sisi pemerintah tegas memberlakukan kebijakan hanya memberangkat cabor atau atlet yang punya peluang untuk mendapatkan medali di Asian Games Hangzhou. Sementara cabor melihat perlunya mereka
memberikan jam terbang untuk pematangan atlet meski harus mengeluarkan pembiayaan sendiri alias mandiri. Dua pandangan berbeda atau berlawanan yang hingga kapan pun tidak akan ketemu titik temunya,” kata Ketua Umum Modern Pentatlon Indonesia (MPI) Anthony Sunaryo ketika dihubungi, Selasa (22/8/2023).
Anthony berharap, pemerintah tidak terlalu kaku terkait kebijakan memberangkatkan atlet untuk memperkuat Kontingen Indonesia mengikuti multi event, utamanya pada Asian Games 2023 Hangzhou. Sebab pada Asian Games 2023 Hangzhou ada beberapa cabor yang memberlakukan untuk pengumpulan poin sebagai persyaratan untuk mendapatkan kuota bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024 nanti,” kata Anthony. “Lagi pula jika kebijakan pemerintah terlalu kaku, hanya memberangkatkan atlet yang berpeluang merebut medali di Asian Games 2023 Hangzhou. Kebijakan kaku itu jika diberlakukan Kontingen Indonesia hanya akan berisi kurang dari 10 cabor saja, karena bisa dihitung dengan jari cabor-cabor yang siap untuk mendapatkan medali,” jelas Anthony.
Sementara cukup banyak cabor ingin berangkat dengan biaya mandiri, jangan mereka lantas dipandang sebelah mata hanya ingin ‘gagah-gagahan’ masuk bagian dari Kontingen Indonesia ke Asian Games 2023 Hangzhou. “Kita cabor juga ingin mempersiapkan atlet untuk ke depan agar mereka dapat berprestasi kelas dunia untuk membanggakan Indonesia. Atlet harus mendapatkan ‘jam terbang’ agar mereka dapat mengukur diri sejauh mana pretasi yang mereka raih dapat bersaing dengan atlet dari negara lain yang akan tampil di Asian Games 2023 Hangzhou. Ini sebagai persiapan mereka untuk siap menggantikan atlet senior yang mau tidak mau karena faktor usia tidak dapat lagi bersaing untuk event selanjutnya setelah berlagsungnya Asian Games 2023 Hangzhou. Membina olahraga harus dipikirkan hulunya jangan sekedar hilirnya,” sambungnya.
Tinjau dan Ganti Personil Tim Review
Sementara itu Pengamat Olahraga Hifni Hasan melihat terhadap beda pendapat atlet yang akan berangkat ke Asian Games 20023 Hangzhou, akar permasalahanya muncul karena penilaian atau masukan berbeda yang diambil Tim Review yang sejauh ini mendapat kepercayaan penuh untuk menyeleksi atlet untuk berangat atau tidak dengan masuk menjadi Kontingen Indonesia.
“Menpora Dito perlu mereformasi segera Tim Review. Personil-personilnya perlu diganti karena sejauh ini pengamatan saya melihat banyak putusan Tim Review tidak valid. Yang belum lupa dari ingatan kita pada SEA Games 2023 Kamboja, tim Riview beda masukan ketika memberikan prediksi perolehan medali emas antara yang disampaikan kepada Presiden Jokowi (69 medali emas) dan terhadap Menpora Dito (60 medali emas). Bahkan lompatan besar diperlihatkan atlet Kontingen Merah Putih dengan mempersembahkan lebih 80 medali emas di SEA Games Kamboja. Artinya di sini Tim Review tidak valid bahkan mungkin abai mengamati perkembangan atlet Indonesia, sehingga prediksi mereka berselisih tak wajar terhadap perolehan medali emas yang berhasil dipersembahkan atlet Indonesia. Jadi saya melihat pantas personil-personil Tim Review ditinjau dan personil-personil diganti dengan figur-figur
akademisi, tehnokrat, wartawan serta praktisi olahraga yang lebih memiliki visi membuat prestasi Indonesia lebih baik ke depan,” ucap Hifni Hasan. ****