Ekonomi
Bantu UMKM, Bank DKI Tidak Asal Kucurkan Kredit, Tapi Juga Berikan Edukasi.

Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Farid Wazdi bersama tim redaksi Faktualid.com. (Faktualid.com / Ferry)
FAKTUAL-INDONESIA: Bank DKI mempunyai kepedulian tinggi memajukan kalangan UMKM di Ibu Kota Negara. Namun BUMD DKI Jakarta ini tidak asal mengucurkan kredit, tapi disertai kehati-hatian yang tinggi sehingga sangat kecil persentase terjadinya kasus kredit macet, hanya 1,13 persen
Petugas pemasaran kredit yang bertugas di lapangan tidak sembarang mendatangi UMKM yang tersebar di penjuru Jakarta. Petugas pemasaran itu sudah dibekali list atau daftar UMKM yang memang layak diberikan kredit. List itu dibuat Bank DKI berkolaborasi dengan Pemprov DKI.
Untuk lebih jelasnya bagai proses pemberian kredit itu, tim redaksi Faktualid.com mewawancarai Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Farid Wazdi di kantornya, Kamis (27/01/2022)
Tanya:
Bagaimana strategi Bank DKI menyalurkan kredit kepada kalangan UMKM?
Jawab:
Dalam menyalurkan kredit ke UMKM, kami tidak sembarangan. Petugas pemasaran kredit Bank DKI di lapangan tidak begitu saja dilepas mencari UMKM sendiri. Mereka jangan dilepaskan dan diperintahkan misalnya setiap tenaga pemasaran ditargetkan mengucurkan dana Rp1 miliar, lalu setiap UMKM yang ditemui dikucurkan kredit Rp5 juta. Nanti kreditnya macet ditipu orang. Pasti dia ditipu orang atau menipukan diri sendiri.
Jadi tenaga pemasaran dibekali list nama-nama UKMM yang profilnya sudah diketahui baik. Bukan cari sendiri. Kalau dia yang cari sendiri, bisa jadi masalah.
Bank DKI kan bukan bank UMKM dari awal, kami kan mulai baru-baru saja. Tidak seperti Bank BRI yang dari lahirnya memang sudah seperti itu. Kredit Bank DKI harus aman, maka kita bertahap. Jangan nafsu banget. Kita kan juga harus mengukur kemampuan marketing kita bagaimana. Mereka belum mengenal pasar, lalu infrastruktur kita baru seperti ini. Kalau Kita samakan polanya dengan Bank BRI atau Bank Mandiri pasti kita macet.
Dengan dibekali list itu, kalau UMKM yang didatangi setuju menerima bantuan kredit, maka tenaga pemasaran itu tinggal meminta foto copy KTP sama surat dari RT dan RW atau kelurahan. Yang penting RT RW tahulah bahwa itu warganya. Jadi hanya perlu KTP, surat dari RT RW, terus ada usahanya, dan sudah terdaftar di Bank DKI.
Tanya:
Berapa lama proses pengajuan hingga uang cair diterima si pelaku UMKM?
Jawab:
Bank DKI punya program One Day Service. Jadi misalnya tenaga pemasaran kami bisa menemui UMKM yang dituju pada pagi hari lalu dialog singkat misalnya bilang Bu katanya punya usaha ya ? Lalu dijawab ya, saya jualan nasi uduk. Lalu petugas menanyakan apakah perlu tambahan modal untuk usahanya? Misalnya untuk beli kompor gas atau peralatan seperti piring-piring? Kalau dijawab butuh. Petugas marketing bilang cukup kan kalau dikasih pinjaman Rp2 juta. Kalau ibu itu bilang cukup, maka ibu itu tinggal isi formulir dan tandatangan. Lalu petugas minta foto copy KTP dan surat keterangan RT dan RW. Kalau belum ada surat RT dan RW bisa disusulin.
Kalau petugas pemasaran itu datangnya pagi atau sebelum jam 12, maka petugas itu bisa segera balik ke kantor cabangnya, menginput data UMKM nya, maka sore hari dana pinjaman Rp2 juta itu bisa cair.
Dana bisa cepat cair, karena sebenarnya data si UMKM itu sudah kita analisa sebelumnya. Jadi ada Back Office yang menganalisa data UMKM itu. Siapa si UMKM itu dan bagaimana kinerjanya.

Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Farid Wazdi tengah diwawancarai tim redaksi Faktualid.com. (Faktualid.com / Ferry)
Tanya:
Oh ya tadi Bapak mengatakan tenaga pemasaran dibekali list. List itu siapa yang buat, apakah dapat dari pihak ketiga? Atau Bank DKI punya semacam intelijen?
Jawab:
Ha…ha…..Kalau Anda mengatakan Bank DKI mempunyai semacam intelijen untuk mengetahui profil setiap UMKM, maka ya seperti itulah. Jadi kami tidak sembarangan mengucurkan kredit untuk menghindari kredit macet.
Jadi data tentang seorang UMKM itu bukan dari pihak lain, tapi memang dari Bank DKI yang menjalin kerja sama dengan Pemprov DKI. Kalau Pemprov kan punya data penduduk, misalnya data pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), data pembayaran air, data pembayaran listrik, dan lainnya. Nah kita kombinasikan hal itu. Kalau segala pembayaran kewajiban yang menjadi kewajiban warga lancar dan tertib, maka bisa diberikan pinjaman.
Data itu penting, karena kalau orang itu lancar dan tertib memenuhi kewajibannya, maka walau orang itu menghadapi kendala atau kesulitan dalam usahanya, dia akan tetap berusaha membayar utang. Ini menyangkut karakter seseorang.
Tanya:
Kelihatannya sederhana sekali mengucurkan kredit UMKM ini. Apakah ada edukasi untuk penerima UMKM itu ?
Jawab:
Memberi edukasi itu harus. Kita kan kerja sama dengan Pemprov DKI memberikan edukasi. Justru yang paling penting disitu sebenarnya. Karena kadang mereka kalangan UMKM tidak menyadari hal itu merupakan reputasi.
Misalnya orang pesan nasi boks untuk makan siang ke UMKM. Disanggupi pesanannya. Tapi saat hari H nya nasi boksnya diantar jam 13.30. Pasti panitia disalahkan kalau terjadi seperti itu.
Orang akan malas pesan ke situ lagi, mendingan pesan ke tempat lain yang sudah pasti. Dan itu sering terjadi seperti itu, makanya edukasi itu penting sekali.
Bentuk edukasi lainnya, misalnya UMKM yang tadinya tidak mengenal laporan keuangan sederhana, kini jadi mengenal. Terus, yang tadinya pangsa pasarnya hanya itu-itu saja, sekarang lebih berkembang.
Para UMKM juga bisa ikut program e-order yang ada di Pempro DKI, jadi sekarang kalau kita pesan-pesan makanan, itu kita dorong pesan ke UMKM lewat e-order itu.
Para pedagang UMKM itu tinggal masuk e-order, nanti yang dari Pemprov DKI atau BUMD itu misalnya pesan kue untuk hari ini, nanti tinggal dikirim dan besoknya dibayar. Jadi lebih memudahkan. Terus kalau ada acara-acara, kita pakai usaha-usaha catering yang sudah berkembang itu. Cabang-cabang coba kita gerakkan melakukan itu.
Nah itu kita lakukan bertahap. UKM itu kita bina agar tidak mengecewakan pemesan. Tidak bisa misalnya walau makanannya itu enak, tapi kendalanya nanti kalau kita pesan terlalu banyak, dia tidak bisa menyiapkan sesuai pesanan.
Misalkan kita ada acara untuk 150 orang, butuh nasi boks, secara makanan, makanan si ibu itu bagus, tapi nanti suka kadang-kadang deliverinya terlambat. Misalnya jam satu baru datang, kan orang-orang jadi kecewa. Nah itu perlu diedukasi kan. Jadi kalau nanti memang tidak sanggup, itu nanti bisa kolaborasi dengan yang lain.
Atau bilang saya sanggupnya hanya 50, yang lain nanti teman yang nyediain. Gak papa. Komunikasi-komunikasi kan harus dilatih. Jangan sampai bilang sanggup tapi ngirimnya jam 1.30. Ya orang jadi garuk-garuk kepala. Jadi malas untuk pesan berikutnya.
Bank DKI sudah memberi edukasi kepada 300.000 UMKM. Ini dimulai sejak ada program OK OCE. Tahun 2022 ini Bank DKI menargetkan mengucurkan kredit kepada 25.000 UMKM. Sekarang ini kita baru ke 10.000 lebih UMKM.

Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Farid Wazdi. (Faktualid.com / Ferry)
Tanya:
Apakah Bank DKI punya target atau harapan ada UKM binaan yang bisa sukses dan suatu saat jadi pengusaha besar atau konglomerat?
Jawab:
Jadi kalau ditanya ingin melahirkan pengusaha-pengusaha ? Ya betul kita melahirkan para usahawan-usahawan barulah. Tapi jangan juga terlalu berpikir nanti dia akan jadi konglomerat.. Jangan terlalu muluk-muluk.
Jadi yang tadinya orang tidak bangun pagi, sekarang bangun pagi karena punya usaha jualan nasi uduk. Terus anaknya bisa sekolah dengan baik. Bisa mengajak tetangga membantu kita usaha nasi uduk karena pesanan meningkat.
Tanya:
Untuk program jangka pendek, apa rencana Bapak terkait UMKM?
Jawab:
Ya kita ke depan ada program misalnya memberi penghargaaan kepada UMKM terbaik. Mungkin tahun ini kita adakan. Kita pilih UMKM terbaik seperti apa, misalnya dengan hadiah besaran kredit untuk mereka ditingkatkan.

Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI, Babay Farid Wazdi. (Faktualid.com / Ferry)
Tanya:
Bank DKI hati-hati mengucurkan kredit. Lalu bagaimana pertumbuhan nasabah dari kalangan UMKM.
Jawab:
Kita memang hati-hati. Tapi UMKM kita tumbuh 35 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kita rata-rata tumbuh 30 persen lah walau sekarang masa pandemi. Itu karena kita bertahap.
Tahun ini secara jumlah nasabah berlipat. Tapi porsi jumlah nominalnya paling naiknya 50 persen. Katakanlah sekarang Rp2,5 triliun ya, berarti nanti naiknya sampai Rp4 triliun. Itu untuk yang langsung tadi. Sehingga nanti secara jumlah orang akan lebih banyak, tapi nominalnya tidak fantastis banget. Jadi lebih banyak orang yang tertolong, tapi bukan nolong gratis terus hilang. Harus kembali juga. Bunganya kan kecil juga hanya 6 persen, kalau dibandingkan dengan rentenir yang bunganya bisa sampai 100 persen. Nah seperti itu harus diedukasi.
Tanya:
Kredit macet yang sekarang terjadi karena apa?
Jawab:
Jadi kredit macet kecil. Itu karena apa? rata-rata yang macet karena pasangan UMKM itu cerai. Atau UMKM itu ada hambatan sosial efek Covid gitu. Yang tadinya jual di pasar, tidak bisa lagi berjualan seperti semula. Yang jualan di pinggir jalan, karena ada PPKM maka jam jualannya dibatasi. Kalau yang meninggal itu kan dicover asuransi.
Tanya:
Untuk mereka yang kesulitan membayar utang, Bank DKI memberi keringanan?
Jawab:
Kita ada keringanan atau relaksasi untuk nasabah yang mungkin usahanya sedang menurun. Bayar pokoknya bisa belakangan misalnya, cukup membayar bunganya saja dulu. Ada mekanisme di Bank DKI untuk nasabah yang sedang menurun usahanya. ***