Nasional
Transformasi ISI Denpasar – Bali, Menbud Fadli Zon: Harus Mengangkat Indonesia ke Peta Kebudayaan Dunia

Menteri Kebudayaan (Menbug) Republik Indonesia, Dr Fadli Zon meresmikan transformasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi ISI Bali pada Jumat (28/2/2025), dalam rangkaian Festival Bali Sangga Dwipantara V di Gedung Citta Kelangen, ISI Bali.
FAKTUAL INDONESIA: Transformasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi ISI Bali bukan sekadar perubahan nomenklatur.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, transformasi ISI Denpasar menjadi ISI Bali menandai peran strategis lembaga pendidikan seni sebagai pilar penting dalam pemajuan kebudayaan nasional.
Fadli Zon menyampaikan bahwa ISI Bali kini memiliki tanggung jawab lebih besar sebagai laboratorium kreatif yang menghubungkan tradisi dengan inovasi, seni dengan teknologi, serta kearifan lokal dengan ekosistem global.
“Transformasi ini bukan hanya perubahan nomenklatur, melainkan penguatan peran ISI Bali dalam ekosistem kebudayaan nasional. ISI Bali harus menjadi pusat riset, regenerasi, dan diplomasi budaya yang mengangkat Indonesia ke peta kebudayaan dunia,” ujar Fadli dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurut Fadli Zon transformasi ISI Denpasar menjadi ISI Bali sesuai Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2025.
Baca Juga : Kerja Sama dengan India Tidak akan Mengikis Kebudayaan Indonesia, Menbud Fadli Zon: Harus Bisa Mempengaruhi Dunia
Sebagai ikon kebudayaan dunia, katanya, Bali telah lama menjadi jembatan yang menghubungkan tradisi Nusantara dengan komunitas global.
“Dengan fondasi akademik yang kuat, saya yakin ISI Bali akan terus berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi seni terkemuka di dunia,” ujarnya.
Fadli juga menegaskan bahwa dalam visi Indonesia Emas 2045, seni dan kebudayaan harus menjadi pilar utama pembangunan bangsa. Karya-karya yang lahir dari ISI Bali, menurutnya harus menjadi narasi kebangsaan yang menggema di forum-forum dunia.
Menbud juga membuka Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara V yakni perhelatan tahunan yang menjadi ruang bagi para maestro, akademisi, dan mahasiswa untuk menampilkan karya seni dan mendiskusikan arah kebudayaan nasional.
“Melalui festival ini, saya harap kita dapat semakin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bukan hanya negara dengan warisan budaya yang kaya, tetapi juga bangsa yang terus mencipta, meregenerasi, dan memproyeksikan budayanya ke masa depan,” ucap Fadli. ***