Ekonomi
Gegara Kebijakan Efisiensi Anggaran Pemerintah, Hotel di Malang Kurangi Jam Kerja Karyawan

Sejumlah hotel di Malang alami penurunan pemasukan akibat kebijakan pemerintah soal efiesiensi anggaran menggelar acara di hotel-hotel. (Foto : istimewa)
FAKTUAL-INDONESIA : Imbas kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah berimbas besar pada usaha perhotelan. Salah satunya, kini mulai dirasakan oleh industri perhotelan di Kota Malang, Jawa Timur. Disebutkan, okupansi hotel mengalami penurunan dan juga berdampak serius pada nasib karyawan hotel.
“Penurunan okupansi hotel dirasakan sejak ditetapkannya kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat,” kata Ketua Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki, pada Kamis (17/4/2025).
Menurutnya, kebijakan efisiensi sangat terasa, terlebih di hotel convention, hotel yang menyediakan tempat untuk meeting. Penurunan okupansi hunian hotel cukup besar, yakni dari yang awalnya 80% kini merosot hanya tersisa 30% hingga 40%.
Baca Juga : Yusril: Efisiensi Anggaran karena 30 Persen APBN Selama ini Ternyata Bocor, Tidak dapat Dipertanggungjawabkan
“Kemarin sempat tertolong momen libur Lebaran, awal bulan April sampai dengan tanggal 6 masih ramai, beberapa hotel penuh. Saat ini kembali menurun lagi,” katanya imbas efisiensi anggaran.
Bahkan, penurunan okupansi juga berdampak pada nasib karyawan hotel. Dikatakan Agoes, satu hotel di Kota Malang telah memberlakukan kebijakan unpaid leave atau pengurangan jam kerja.
Jika tren okupansi terus merosot, Agoes menyebut, pemutusan hubungan kerja (PHK) juga berpotensi terjadi di industri perhotelan Kota Malang.
“PHK Memang belum terasa, tetapi potensi itu ada. Sekarang ini, mulai April sudah ada satu hotel yang sudah mengurangi jam dan jumlah pekerjanya. Misalnya dia harus kerja seminggu tetapi cuman 5 hari, 4 hari. Gajinya juga dikurangi. Namun itu untuk tenaga kerja yang sifatnya casual, daily worker. Bukan untuk tenaga tetap,” bebernya.
Baca Juga : Efisiensi Anggaran di Seluruh Kementerian dan Lembaga, Jakarta Tak Terpengaruh
Dalam hal ini, ia berharap pemerintah daerah hadir untuk membangkitkan potensi yang ada. Termasuk dengan menyediakan event-event untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Malang.
“Kami juga sebenarnya ada komunitas pariwisata yang tergabung dalam hal promosi bersama Pemkot Malang. Namun, memang program-programnya belum maksimal, jadi harus dipertajam sehingga bisa betul-betul berfungsi sebagai media promosi. Namun, memang kami harus lebih kreatif, tidak hanya mengandalkan kegiatan pemerintah,” pungkasnya.***