Nasional
Pelebon Raja Denpasar IX, Jenazah Diarak dengan Bade Tumpang 11 Setinggi 22 Meter

Pelebon almarhum Raja Denpasar IX menggunakan tingkatan upacara “utamaning utama” atau tertinggi yang dikenal dengan Karya Pelebon Nyawa Ngesti Wedana
FAKTUAL-INDONESIA: Jenazah Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan diarak ke setra (kuburan) setelah dinaikkan ke bade tumpang (tingkat) 11 setinggi 22 meter dalam puncak Karya Pelebon (pembakaran jenazah) yang berlangsung hari ini di Denpasar, Rabu (21/6/2023).
Iring-iringan jenazah akan berjalan dari Puri Agung Denpasar di Jalan Veteran kemudian melintas menuju Patung Catur Muka di titik nol Kota Denpasar selanjutnya menuju Jalan Udayana dan berbelok menuju Jalan Hasanuddin serta berakhir di Setra (kuburan) Badung di Jalan Imam Bonjol Denpasar.
“Masyarakat silakan menunjukkan antusiasme dalam prosesi ini karena menjadi pengalaman yang sangat luar biasa yang tidak mungkin kami bisa larang. Namun tolong jaga diri baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ketua Panitia Karya Pelebon Raja Denpasar IX, Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, di Denpasar.
Raja Denpasar IX meninggal dalam usia 80 tahun pada 18 Februari 2023, sedangkan acara puncak pelebon dilaksanakan pada Rabu siang ini.
Pelebon almarhum Raja Denpasar IX menggunakan tingkatan upacara “utamaning utama” atau tertinggi yang dikenal dengan Karya Pelebon Nyawa Ngesti Wedana. Layon (jenazah) akan dinaikkan ke bade (wadah jenazah) tumpang 11 setinggi 22 meter.
“Itu tingkatan upacara yang paling utama yang kami ambil karena memang Beliau seorang abiseka (dinobatkan raja). Kalau Beliau tidak abiseka, mungkin tingkatan upacara lebih rendah dan tidak menggunakan bade tumpang (tingkat) 11. Namun cukup sampai tumpang 9 saja,” ucapnya.
Jenazah atau layon dari Raja Denpasar IX dinaikan ke Bade Tumpang Sebelas kemudian bersama Trajang, dan Lembu pada pukul 12.30 WITA akan berangkat ke setra. Setelah jenazah dibakar acara terakhir sekitar pukul 18.00 WITA akan dilakukan nganyud di segara Padanggalak.
Iring-iringan yang berangkat ke Setra Badung dalam 5 kloter yang dimulai dengan pengiring, selanjutnya tambur, atribut keraton, peed, bade, dan diakhiri dengan gong.
Dharmayuda menyatakan, sebanyak empat ambulans disiagakan pada puncak Karya Pelebon itu untuk mengantisipasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.
“Kami menempatkan ambulans pada empat titik pada jalur prosesi karena masyarakat akan banyak berkerumun,” ujar Dharmayuda.
Selain menyiagakan ambulans, tambah Dharmayuda, diterjunkan 120 pecalang (petugas pengamanan adat) dari Desa Adat Denpasar yang akan turut mengamankan rangkaian prosesi pelebon.
“Kemudian juga ada dari jajaran Polresta Denpasar, Dinas Perhubungan dan Satpol PP juga sudah dan TNI ikut terlibat. Jadi itu semua akan mengamankan seluruh kegiatan,” katanya.
Pihaknya telah menyiapkan upaya antisipasi dan menurunkan sejumlah pihak terkait untuk kelancaran acara tersebut sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Jika ini dapat berjalan lancar, maka tentunya akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Denpasar, masyarakat Bali, Indonesia dan bahkan dunia karena semua akan melihat tradisi yang kental dengan esensi pelestarian budaya ini,” ucapnya. ***