Connect with us

Ekonomi

Pelajar Papua Tolak Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Tetap akan Berikan

Avatar

Diterbitkan

pada

Pelajar Papua Tolak Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Tetap akan Berikan

Menhan Sjafrie Syamsudin katakan pemerintah tetap akan berikan MBG kepada pemuda Papua yang menolak. (Foto : istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA : Program Makan Bergizi (MBG) mendapat penolakan dari ratusan pelajar di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Namun pemerintah tetap akan memberikan MBG kepada mereka.

Menanggapi aksi penolakan itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) di Papua merupakan bagian dari tugas kemanusiaan pemerintah.

“Jadi kita tidak memedulikan isu-isu politik yang lain kecuali kita menjalankan tugas kemanusiaan,” ujar Sjafrie di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Menhan menekankan tujuan utama program MBG adalah memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi. Dengan nutrisi yang cukup, anak-anak dapat tumbuh sehat, unggul, dan berdaya saing.

Baca Juga : BGN Buka Kemungkinan Makan Bergizi Gratis dengan Menu Serangga Hanya untuk Daerah Tertentu

“Yang penting kita berpikir positif makan bergizi gratis itu untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi rakyat kita yang dilakukan pemerintah, yang dilaksanakan oleh dapur-dapur dari TNI yang sedang bertugas di sana,” tegasnya terkait aksi penolakan ratusan pelajar di Papua.

Advertisement

Sjafrie menegaskan pemerintah berkomitmen memberikan makan bergizi gratis kepada seluruh siswa tanpa terkecuali. “Mereka-mereka itu semua adalah anak-anak kita yang perlu makan bergizi. Ini diberikan kepada mereka setiap hari selama mereka bersekolah,” pungkasnya.

Dalam video yang beredar di media sosial, ratusan pelajar di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, melakukan aksi penolakan terhadap program MBG. Mereka terlihat turun ke jalan sambil mengenakan pakaian sekolah sebagai bentuk protes.

Pemerintah tetap berkomitmen menjalankan program makan bergizi gratis demi kesejahteraan dan kesehatan generasi muda, terutama di daerah terpencil seperti Papua meskipun ada penolakan dari pelajar setempat.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement