Opini
Begini Jurus Pemerintah agar Emas Indonesia tidak Bolak-balik ke dan dari Singapura

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, rencana pembentukan bullion bank ini untuk mengelola emas di Indonesia
FAKTUAL-INDONESIA: Sudah sejak zaman dahulu kala Indonesia terkenal memiliki kekayaan emas. Sekarang mungkin yang diketahui tambang emas Indonesia hanya Freeport di Papua. Padahal Pulau Sumatera memiliki potensi emas yang besar sehingga dijuluki Swarnadwipa atau Swarnabhumi. Pulau emas.
Julukan Indonesia sebagai Negara Swarna akan bertambah lagi dengan dibangunnya smelter PT Freeport Indonesia di Gresik yang peletakan batu pertamanya dilakukan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Bayangkan, peleburan ini ditarget mampu memproduksi emas satu ton tiap pekan.
Tidak berlebihan bila Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia memiliki potensi besar pada penyimpanan emas.
Menangkap peluang dari potensi besar itu menurut Menko Airlangga, pemerintah merencanakan pembentukan bullion bank atau bank yang bisa menerima emas dalam transaksinya mulai tahun depan.
“Kalau peluang ini ditangkap dengan bullion bank, tidak perlu lagi kirim emas ke Singapura, karena kebanyakan sekarang dikirim ke Singapura, dari Singapura masuk lagi ke Indonesia,” tutur Airlangga saat Webinar BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).
Bullion bank dinilai bisa memberi sejumlah manfaat bagi negara. Antara lain, sumber pembiayaan industri, diversifikasi produk bagi bank, hingga penghematan devisa.
Apalagi, kata Menko Airlangga, produksi emas oleh smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur memunculkan potensi besar pada sistem perbankan untuk menerima transaksi emas, selain mata uang pada umumnya.
Menko Airlangga mengatakan, dengan nilai investasi awal 200 juta dolar AS, smelter PT Freeport di Gresik bisa memproduksi 35 ton emas.
Kehadiran bullion bank itu diharapkan tidak perlu lagi mengirim emas ke Singapura dan kemudian masuk lagi ke Indonesia.
Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menambahkan, hampir seluruh produksi pada industry perhiasan biayanya hanya tolling fee. Hal ini berkaitan dengan insentif fiscal dengan PPN.
Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengolah bahan baku emas hasil produksi PT Freeport Indonesia di Gresik menjadi barang bernilai lebih tinggi.
“PR bagi BRI tentu semakin banyak. Time frame mungkin 2023, jadi punya cukup waktu untuk mempersiapkan dari segi regulasi maupun korporasinya,” ujar Airlangga.
Menko Perekonomian menegaskan, rencana pembentukan bullion bank ini untuk mengelola emas di Indonesia. Menurutnya, potensi komoditas emas dari Indonesia masih cukup besar. Sebab, Indonesia memiliki lokasi tambang emas terbesar di dunia.
Berdasarkan data yang diterima Airlangga, cadangan emas di tambang Grasberg di Papua mencapai 30,2 juta ounce. RI juga menjadi produsen emas terbesar nomor 7 di dunia dengan angka 130 ton per tahun.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi emas yang masih rendah. Yakni, investasi ritel untuk emas baru sebanyak 172.800 ounce. ***