Connect with us

Nasional

Gempa Megathrust Tinggal Menunggu Waktu, DPR RI Minta BMKG Lebih Berhati-hati Menyampaikan Prediksi Kebencanaan

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat meminta BMKG berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempersiapkan mitigasi terhadap potensi megathrust yang menghantui Sumatera dan Jawa

Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat meminta BMKG berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempersiapkan mitigasi terhadap potensi megathrust yang menghantui Sumatera dan Jawa

FAKTUAL INDONESIA: Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat meminta BMKG lebih berhati-hati dalam menyampaikan prediksi kebencanaan sehubungan dengan keterangan tertulis badan tersebut tentang gempa megathrust tinggal menunggu waktu.

Pasalnya, hal ini akan menimbulkan kepanikan masyarakat jika informasi bencana tidak disertai data yang akurat dan upaya mitigasi bencana.

Karenanya, Politisi Fraksi PKS tersebut meminta BMKG berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempersiapkan mitigasi terhadap potensi megathrust yang menghantui Sumatera dan Jawa tersebut.

Baca Juga : Gempa Bumi Magnitudo 4.9 Mengguncang Kalimantan Utara 21 Agustus 2024

Selain itu Syahrul Aidi Maazat mendorong BMKG mempersiapkan data yang akurat terkait gempa akibat pertemuan lempeng tektonik tersebut, serta berkoordinasi dalam menyiapkan mitigasi bencana.

“Agar itu dilibatkan seluruh komponen pemerintahan yang ada sehingga tidak menjadi kepanikan. Oleh karena itu, kalau ini memang akan terjadi tentu harus ada mitigasi, harus ada persiapan kita menghadapi ini dalam segala hal tentunya,” ujar Syahrul seperti dikutip dari laman dpr.go.id

Advertisement

Dia juga berharap pemerintah harus bijak dalam memberikan informasi dan masyarakat juga harus bijak dalam menerima informasi ini. “Semua ini tentu, karena informasi ini berdasarkan data-data yang dimiliki oleh BMKG, secara kesiapan usaha manusiawi perlu kita lakukan” sambungnya.

Selain itu, BMKG juga memprediksi potensi gempa megathrust di zona Selat Sunda dan Mentawai-Siberut mencapai magnitudo 8,9 dan berpotensi tsunami. Dua zona ini sudah lebih dari dua abad tidak mengalami gempa atau yang disebut dengan seismic gap. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement