Connect with us

Nasional

Gempa M5,2 Banten Kedalaman 10 km Tidak Berpotensi Tsunami, Akibat Aktivitas Lempeng Indo-Australia

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Gempa berkekuatan magnitudo 5,2 di selatan Banten, Selasa (7/2/2023), akibat aktivitas lempeng Indo-Australia, tidak berpotensi tsunami.

Gempa berkekuatan magnitudo 5,2 di selatan Banten, Selasa (7/2/2023), akibat aktivitas lempeng Indo-Australia, tidak berpotensi tsunami.

FAKTUAL-INDONESIA: Gempa bumi dengan magnitude (M) 5,2 kedalaman 10 km yang mengguncang Banten, Selasa (7/2/2023), tidak berpotensi tsunami.

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memonitoring sampai pukul 08.00 belum ada aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dari gempa bumi dengan M 5,2 kedalaman 10 km yang mengguncang Banten, Selasa (7/2/2023) yang tidak berpotensi tsunami itu.

Disebutkan BMKG, gempa bumi dengan M 5,2 kedalaman 10 km yang mengguncang Banten, Selasa (7/2/2023), tidak berpotensi tsunami itu akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Advertisement

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” katanya.

Daryono mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,40 derajat Lintang Selatan, 105,90 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km barat daya Bayah, Banten pada kedalaman 41 km.

“Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).

Ia mengemukakan, gempa yang terjadi pada Selasa (7/2) pukul 07.35 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Bayah, Banjarsari, dan Tamanjaya dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Advertisement

Gempa juga terasa di daerah Serang, Pandenglang, Panggarangan, Malingping, Ciptagetar, Cikeusik, Labuan, Tangerang, Panimbang dan Cinangka dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Kemudian di daerah Tangerang Selatan, Bogor, Sukabumi, Tangerang, Cianjur dan Bandung Barat dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu). Dan di daerah Jakarta, Depok, Cibubur dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). ***

Lanjutkan Membaca