Ekonomi
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Mitra Tepat Kanada, Senator Yuen Pau Woo Harap ICA – CEPA Segera Diselesaikan
FAKTUAL INDONESIA: Indonesia memainkan peran penting dalam perdagangan dan kerja sama regional, mewakili lebih dari 50% perekonomian dan populasi ASEAN menjadi mitra yang tepat untuk mengimplementasikan Strategi Indo-Pasifik Kanada.
“Kami adalah negara dengan perekonomian kepulauan yang luas dan terletak di jantung jalur perdagangan global, dengan bonus demografi menempatkan Indonesia sebagai pintu gerbang menuju ASEAN,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan para pelaku usaha dan lembaga pendidikan negara bagian British Columbia dalam acara Business Roundtable yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Foundation of Canada (APFC) di Oceanic Plaza, Vancouver, Kanada, Selasa (3/9/2024).
Dalam rangkaian kegiatan itu Menko Airlangga juga bertemu dengan Senator Yuen Pau Woo yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden dan CEO dari Asia Pacific Foundation of Canada. Yuen Pau Woo berharap Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA – CEPA) segera dapat diselesaikan sehingga mampu menjadi katalis bagi peningkatan perdagangan dan hubungan ekonomi kedua negara.
Pada sambutannya dalam pertemuan dengan para pelaku usaha dan lembaga pendidikan negara bagian British Columbia, Menko Airlangga menyampaikan, untuk menarik minat investasi, Indonesia menetapkan 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan bertambah menjadi 26 pada 2024 dengan menawarkan berbagai insentif fiskal dan non fiskal, termasuk pembebasan pajak dan kemudahan izin imigrasi. Pemerintah juga memperkenalkan Super Tax Deduction dan Tax Allowance untuk mendorong penelitian dan pengembangan (R&D) serta pendidikan vokasi, dengan pengurangan pajak hingga 300% untuk R&D dan 200% untuk vokasi.
Kemudian, untuk memperkuat peran ekonominya di kawasan Indo-Pasifik dengan investasi mencapai USD1,7 miliar selama lima tahun ke depan, penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA), serta peningkatan keamanan siber dan melawan campur tangan asing untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Indonesia memainkan peran penting dalam perdagangan dan kerja sama regional, mewakili lebih dari 50% perekonomian dan populasi ASEAN menjadi mitra yang tepat untuk mengimplementasikan Strategi Indo-Pasifik Kanada.
Lebih lanjut Menko Airlangga mengemukakan bahwa Indonesia telah berkomitmen mencapai Net Zero Emission pada 2060 dengan fokus pada energi terbarukan melalui optimalisasi potensi energi terbarukan yang saat ini pemanfaatannya baru sekitar 0,3% dari total perkiraan sebesar 3.689 GW.
“Indonesia juga telah memiliki Strategi Hidrogen Nasional untuk mengembangkan hidrogen sebagai bagian dari transisi. Selain itu, Pemerintah tengah mendorong mendorong produksi kendaraan listrik, mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), serta menjadi hub regional untuk Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS),” kata Menko Airlangga.
British Columbia menonjol sebagai pemimpin dalam inovasi dan teknologi bersih, dengan komitmen kuat untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050. Proyek seperti Smart Hydrogen Energy District (SHED) dan perusahaan-perusahaan seperti Ballard Power Systems dan Carbon Engineering menunjukkan dedikasi British Columbia dalam memajukan penggunaan hidrogen dan teknologi bersih lainnya.
Selain itu, British Columbia juga unggul dalam pengembangan teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), dengan dukungan dari pemerintah, perusahaan teknologi, dan universitas. Perusahaan terkemuka seperti D-Wave Systems dan pusat riset seperti CAIDA di University of British Columbia memperkuat posisinya sebagai pemimpin nasional dan global dalam bidang ini.
Kegiatan Business Roundtable yang dipandu oleh Presiden & CEO Asia Pacific Foundation off Canada (APFC) Jeff Nankivell tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara. Pada 27 November 2022, Kanada telah meluncurkan Strategi Indo-Pasifik untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan tersebut, dengan beberapa inisiatif utama seperti diversifikasi pasar untuk memperluas hubungan dagang ke negara-negara seperti India, Jepang, Korea Selatan, dan anggota ASEAN.
Pada akhir pertemuan, Menko Airlangga mengundang pelaku usaha Kanada, khususnya British Columbia, untuk berkolaborasi memanfaatkan berbagai peluang ekonomi, termasuk mengundang institusi pendidikan seperti Simon Fraser University dan British Columbia Institute of Technology menjadi salah satu Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) Indonesia, serta Asia Pacific Foundation Canada membuka perwakilannya di Indonesia.
Pelaku usaha yang hadir pada Business Roundtable antara lain BC Forestry Innovation Investment Ltd., Foresight Clean Tech Accelerator, Damon Motorcycles, Paper Excellence, EDC, Kryton International, Chop Velue, Simon Fraser University, British Columbia Institute of Technology, dan Westport Fuel Systems.
Turut hadir dalam acara ini yakni antara lain Senator Yuen Pau Woo, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Konsul Jenderal RI Vancouver, dan Kepala ITPC Vancouver.
ICA – CEPA Segera Diselesaikan
Senator Yuen Pau Woo yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden dan CEO dari Asia Pacific Foundation of Canada berharap Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA – CEPA) segera dapat diselesaikan sehingga mampu menjadi katalis bagi peningkatan perdagangan dan hubungan ekonomi kedua negara.
Harapan Yuen Pau Woo itu disampaikan saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Vancouver, Kanada, Selasa (3/9/2024).
Menko Airlangga menyampaikan harapannya agar kerja sama yang lebih kuat antara Indonesia dan Kanada dapat terus ditingkatkan di berbagai bidang, termasuk dalam sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), teknologi bersih, hidrogen, semikonduktor, Artificial Intelligent (AI), electric vehicle, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang akan berperan penting dalam mengembangkan berbagai sektor tersebut.
“Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kanada terus berkembang dengan pesat, didasarkan pada rasa saling menghormati dan tujuan bersama. Pada tahun 2023, perdagangan bilateral mencapai USD 3,5 miliar, mengalami tren positif selama periode lima tahun 2019-2023 sebesar 11,24%. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar untuk dapat mempererat kerja sama ekonomi, dan nantinya melalui ICA-CEPA dapat melipatgandakan nilai perdagangan dua arah dan investasi kedua negara,” ungkap Menko Airlangga yang disambut baik Yuen Pau Woo.
Yuen Pau Woo merupakan senator Kanada yang mewakili British Columbia sejak 2016. Negara bagian ini memainkan peran penting dalam memperkuat ekonomi nasional Kanada dengan PDB sekitar CAD 350 miliar pada tahun 2022, yang merupakan 13% dari total PDB Kanada. Nilai ekspor British Columbia mencapai sekitar CAD 50 miliar, dengan produk utama seperti kayu, batu bara, dan teknologi bersih. Sementara investasi asing langsung (FDI) mencapai sekitar CAD 15 miliar.
British Columbia juga memimpin dalam pengembangan teknologi bersih. Proyek seperti Smart Hydrogen Energy District (SHED) dan CleanBC Roadmap bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Perusahaan yang berpusat di Vancouver seperti Ballard Power Systems dan Carbon Engineering berperan penting dalam inovasi hidrogen dan penangkapan karbon. Lebih lanjut, negara bagian British Columbia merupakan pusat inovasi teknologi, terutama dalam pengembangan semikonduktor dan AI yang didukung Universitas British Columbia dan Simon Fraser University memiliki program riset yang kuat, menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung industri tersebut.
Pembahasan tersebut sejalan dengan hasil pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Justin Trudeau pada 20 Mei 2023 di Jepang diantaranya penyelesaian ICA-CEPA pada akhir tahun 2024, investasi Kanada di Ibu Kota Nusantara, dan proyek-proyek hijau di Indonesia. ***