Politik
Kepada 10.000 Mahasiswa, KSAD Jenderal Dudung Ingatkan Jangan Sampai Indonesia Sempal seperti Irak dan Libya
FAKTUAL-INDONESIA: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, SE, MM mengingatkan jangan sampai Indonesia sempal seperti Irak dan Libya.
Peringatan itu disampaikan KSAD Jenderal Dudung saat memberi Kuliah Umum Bela Negara di hadapan 10 ribu mahasiswa Kampus UPN Veteran Jakarta.
“Jangan sampai negara tercinta ini terpecah belah, hancur dan sempal seperti Libya, Irak dan lainnya. Bela Negara adalah tekad kita bersama semua elemen bangsa khususnya mahasiswa sebagai garda depan tetap tegaknya dasar negara Pancasila,” kata Jenderal Dudung yang dikenal super humble ini.
Dalam kuliah umumnya di Istora Gelora Bung Karno, Kamis (11/8/2022), Jenderal Dudung menyerukan, Indonesia wajib kita bela dan jaga dengan cara merawat kebhinekaan dan toleransi.
“Karena kemerdekaan negara ini dibangun dari pusparagam agama, adat, suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Tanah Air untuk semua anak Bangsa,” ujar Kasad Dudung.
Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga mengingatkan kita harus membangun kebersamaan dalam keberagaman di kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebagai upaya menangkal dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi yang menjadikan dunia tanpa batas dampak dari era baru digital dan era Metaverse sambil menunjukan buku Super Humble Dudung Abdurachman karya Raylis Sumitra.
Mahapatih Gajah Mada masa kini
Sebelumnya mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi era Presiden Gus Dur, Muhammad A.S. Hikam menilai, sosok Jenderal Dudung seperti mahapatih Gajah Mada masa kini, karena beliau selalu menempatkan dirinya sebagai prajurit TNI yang konsisten bergerak sesuai amanah konstitusi.
“Apa yang dilakukan pak Dudung (Abdurachman) selama ini sebagai prajurit, petugas negara, saya kira sesuai kontitusi dan juga Sapta Marga TNI. Beliau secara konstitusional menempatkan dirinya sebagai pejabat TNI yang harus melindungi setiap warga negara dan Indonesia dari segala macam bentuk ancaman. Ancaman bisa bermacam-macam, bisa fisik ada yang yang ideologis,” ujar AS Hikam saat dihubungi wartawan.
AS Hikam kemudian menyayangkan, adanya pihak-pihak yang tidak setuju dengan sikap konsistensi KSAD Dudung dalam merawat kebhinekaan dan Indonesia dari segala macam bentuk ancaman tersebut. Padahal, lanjut AS Hikam, apa yang dilakukan Jenderal Dudung selama ini merupakan sikap tegas, yang sesuai amanah reformasi dan konstitusi.
“Barangkali posisi pak Dudung yang sangat tegas dan terbuka di dalam menjalankan tugas dan melindungi warga negara Indonesia dari ancaman yang bersifat ideoologis, tentu ada pihak-pihak yang merasa terganggu, mendiskreditkan beliau dengan tuduhan islamophobia dan anti islam,” katanya.
Menurut AS Hikam, aneh jika ada pihak-pihak yang menuduh Jenderal Dudung sebagai anti Islam dan islamophobia. Padahal, kata dia, Dudung membela kepentingan umat Islam.
“Jadi menurut saya pak Dudung terus jalan saja dengan sikap tegas beliau yang selalu konsisten dan konstitusional dengan Sapta Marga TNI itu. Pak Dudung adalah seorang prajurit dan seorang pejabat negara yang konsisten menjalankan amanah konstitusi dengan baik dan tegas,” jelas AS Hikam yang juga Tokoh politik dari Nahdlatul Ulama ini.
AS Hikam berharap Jenderal Dudung terus bersikap tegas dan konsisten menjaga amanah reformasi dan konstitusi. Kepentingan negara harus berada di atas segalanya.
Itu kan memang konsisten ya apa yang dikehendaki reformasi bahwa TNI menjadi betul-betul tidak bercampur dengan politik praktis tetapi sebagai alat negara yang membela semua warga negara Indonesia dari segala macam ancaman, baik dari dalam maupun dari luar baik yang bersifat teritorial maupun ideologi. Justru pak Dudung ini menujukkan bahwa TNI konsisten dengan amanah reformasi,” tutup AS Hikam.
Untuk diketahui, selain sering memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa di berbagai kampus di banyak daerah, Jenderal Dudung kerap melakukan kunjungan kerja ke pesantren-pesantren, bersilaturahmi dengan ulama, kiai, dan santri.
Selain itu, Dudung juga sowan ke ormas keagamaan. Hal itu dilakukan Dudung untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. ***