Connect with us

Nasional

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Statusnya Kini Awas

Diterbitkan

pada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Statusnya Kini Awas

Gunung Lewotobi Laki Laki kini berstatus Awas. (Foto : istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA : Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali alami erupsi pada Selasa (17/6/2025). Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki sejak hari ini, pukul 15:00 Wita.

Diketahui Gunung Lewotobi Laki-Laki telah Meletus pada pukul 17.41 Wita. Hujan abu dan kerikil juga bermunculan setelah letusan terjadi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid. Dia mengatakan peningkatan status itu dilakukan setelah hasil pemantauan visual dan instrumental. Petugas menemukan adanya peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki meningkat, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III-Siaga menjadi level IV-awas,” kata Wafid, dilansir Antara, Selasa (17/6/2025).

Berdasarkan pengamatan visual pada 16-17 Juni 2025, ada kenaikan yang signifikan pada aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki. Visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Advertisement

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.

Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-laki NTT Tenang-tenang Menghanyutkan, Gunung Dukono Kembali Bergolak

“Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara, timur laut, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 20-30,1 derajat Celsius. Morfologi puncak terlihat bukaan kawah mengarah pada arah timur laut-timur sehingga apabila terjadi erupsi potensi material lebih dominan ke arah tersebut,” jelasnya.

Visual kawah gunung api pada 24 Mei 2025 juga terlihat memanjang mengarah barat laut-timur laut dan terlihat material lava yang mengisi kawah dengan warna hitam dengan luas sekitar 87 ribu meter persegi dan hingga kini belum ada penambahan. Wafid menyebutkan, apabila terjadi erupsi, akan berpotensi bersifat eksplosif.

Asap embusan tampak di sekitar kawah dengan tekanan lemah hingga sedang. Asap juga terlihat pada area puncak sisi barat laut yang menyerupai rekahan dan cenderung tipis, sedangkan pada tembusan solfatara di sisi timur laut, asap tampak tipis.

“Kemunculan asap kawah (solfatara) ini disebabkan oleh adanya zona alterasi (Zona lemah) sehingga asap keluar dari area tersebut, area ini berpotensi mengalami directed blast (erupsi langsung searah) yang dapat mengarah ke barat laut, timur laut, dan barat dari Gunung Lewotobi,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, data kegempaan menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan pada gempa vulkanik dalam, yang rata-rata per hari hanya 8-10 kejadian, namun pada 17 Juni 2025 terdapat 50 kejadian hanya dalam kurun dua jam.

Menurut Wafid, data kegempaan pada 16-17 Juni 2025, pukul 14.00 Wita, mencapai lima kali gempa embusan, 18 kali tremor non-harmonik, tiga kali gempa low frequency, tiga kali gempa hybrid, 52 gempa vulkanik dalam, dan tujuh kali gempa tektonik jauh.

Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki Laki Meletus Lagi, Warga Sekitar Diminta Waspada

“Dari data deformasi tiltmeter dan GPS menunjukkan indikasi inflasi begitu juga dengan data InSAR yang selaras dengan data tersebut menunjukkan anomali inflasi, hal ini menandakan adanya tekanan dari dalam tubuh gunung api yang dapat berpotensi menjadi erupsi,” katanya.

Petugas meminta masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dan sektoral barat daya-timur laut 8 km dari pusat erupsi. Warga juga diminta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.

“Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.

Advertisement

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, khususnya pada daerah aliran sungai yang berhulu puncak di Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.***

 

 

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement