Nasional
Sumber Mata Air Peninggalan Abad 6 M jadi Tempat Melasti Umat Hindu Magelang
FAKTUAL-INDONESIA: Sumber mata air Tuk Kali Mas peninggalan zaman Kerajaan Hindu pada abad 6 sampai 7 masehi silam menjadi tempat pelaksanaan Upacara Melasti Umat Hindu Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/3/2023).
Bahkan mata air Tuk Mas Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang itu dalam prasasti yang ada di Tuk Mas disebutkan mengalir seperti aliran Sungai Gangga.
Upacara Melasti ini digelar tiga hari menjelang peringatan Hari Raya Nyepi 1945 Caka/2023 yang jatuh pada Rabu (22/3) mendatang.
Seperti dilansir beritamagelang.id, Penasihat Parisada Hindhu Dharma Kabupaten Magelang, I Gede Suwarti mengemukakan, upacara Melasti ini merupakan simbol penyucian diri para umat Hindu sebelum memasuki Hari Raya Nyepi.
“Dalam ajaran Hindu, Melasti bermakna menyucikan buana agung dan buana alit. Buana agung ini yakni alam semesta,” katanya di sela-sela kegiatan.
Menurutnya, alam semesta harus disucikan karena tidak menutup kemungkinan alam semesta ini juga dikotori oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
I Gede Suarti juga menjelaskan, selain menyucikan alam semesta, Melasti ini juga untuk menyucikan para umat.
“Karena selama satu tahun atau selama masih hidup melakukan hal-hal yang negatif,” ucapnya.
Upacara Melasti, imbuh I Gede Suarti, bisa disimbolkan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.
Menurutnya, upacara Melasti tersebut biasanya dilakukan di laut atau danau. Namun, karena di wilayah Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan labuhan dilaksanakan di sumber mata air Tuk Kali Mas yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag.
Sumber mata air Tuk Mas merupakan peninggalan zaman Kerajaan Hindu pada abad 6 sampai 7 masehi silam. Dalam prasasti yang ada di Tuk Mas ini juga disebutkan, sumber air yang mengalir seperti aliran Sungai Gangga.
Ia menjelaskan, pelaksanaan Melasti kali ini dilakukan berbeda dengan tahun lalu saat pandemi Covid-19. Saat ini, banyak umat Hindu yang mengikuti.
Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Magelang I Wayan Sukadana menjelaskan, setelah pelaksanaan Melasti, umat Hindu akan melakukan melaksanakan Tawur Agung (Mecaru) pada Selasa (21/3) di halaman Pura Wira Buana Kompleks Akmil Magelang. Sebelumnya akan digelar pawai ogoh-ogoh sekitar 2 km dari depan Artos Mall hingga Pura Wira Buana.
Ia menambahkan, setelah pawai ogoh-ogoh, umat akan melaksanakan sembahyang Hari Raya Nyepi. Selama pelaksanan Nyepi, umat Hindu melakukan Catur Brata (empat pantangan). Empat pantangan yang wajib dilaksanakan tersebut yakni amati geni (berpantang menyalakan api), amati karya (menghentikan aktivitas kerja), amati lelanguan (menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan (berpantang berpergian).
Dalam prosesi pengambilan air tersebut, para pemuda asal Bali yang sedang menempuh pendidikan di Akademi Militer Magelang ikut menabuh gamelan Bali. ***