Nasional
Siaga Erupsi Eksplosif Gunung Awu Sulut, Debu Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki NTT Ancam 4 Desa
FAKTUAL INDONESIA: Masyarakat perlu terus siaga mewaspadai erupsi eksplosif Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut), seiring dengan terjadinya peningkatan gempa-gempa dangkal yang berlangsung dalam periode yang cukup lama.
Sementara itu sebaran debu vulkanik hasil erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengancam 4 (empat) desa.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat 169 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kepulauan Sangihe, Sulut periode 16-22 Juli 2024.
“Pada periode tersebut kegempaan Gunung Awu didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, dan gempa tektonik jauh,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi P Hadi Wijaya dalam laporan aktivitas Gunung Awu diterima di Manado, Senin.
Menurut pantauan media online voi.id dan antaranews.com, selain merekam gempa vulkanik dangkal, terekam juga dua kali gempa frekuensi rendah, 17 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dan 172 kali gempa tektonik jauh.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan, dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan deformasi, menunjukkan bahwa proses intrusi magma di kedalaman menuju permukaan dan akumulasi tekanan masih terekam secara instrumental.
Hal ini diindikasikan oleh masih terekam gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal dalam jumlah yang fluktuatif, pola deformasi yang masih inflasi di Stasiun Tiltmeter Kolongan dan puncak.
Selain itu, mulai terekam gempa-gempa frekuensi rendah pada Mei, Juni, dan Juli 2024 menunjukkan pula adanya peningkatan tekanan pada kedalaman dangkal serta adanya pergerakan magma.
Kemunculan kegempaan vulkanik dalam dan vulkanik dangkal yang meningkat secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukkan bahwa sewaktu-waktu dapat terjadi pelepasan tekanan tiba-tiba yang dapat menimbulkan erupsi eksplosif.
Selain itu, kata Hadi, kemunculan gempa-gempa tektonik lokal berintensitas besar dapat pula memicu peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Awu.
“Perlu diwaspadai kejadian gempa-gempa dengan energi besar dan menerus yang berpotensi mendobrak kubah lava dan mengakibatkan erupsi eksplosif,” ujarnya.
Dia mengatakan peningkatan gempa-gempa dangkal Gunung Awu telah berlangsung dalam periode yang cukup lama yang mengartikan proses akumulasi tekanan di kedalaman dangkal telah berlangsung cukup lama.
Hal ini dapat memicu terjadinya erupsi eksplosif yang dalam sejarah erupsi disertai pula dengan adanya awan panas.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental Gunung Awu serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Awu hingga tanggal 22 Juli 2024 masih ditetapkan pada level III (siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” katanya.
Dominan ke Arah Barat
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengimbau warga empat desa untuk mewaspadai sebaran debu vulkanik hasil erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Untuk dua hari belakangan dominan ke arah barat laut, sehingga waspada desa-desa di sisi tersebut,” kata Pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki Emanuel Rofinus Bere ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi sebanyak empat kali sejak pukul 00.00 Wita hingga 11.30 Wita.
Dari jumlah tersebut terdapat dua kali kejadian dengan ketinggian erupsi mencapai 1.000 meter dari atas puncak gunung dan sebaran abu condong ke arah barat laut.
Emanuel mengatakan empat desa yang berada di sisi barat daya itu yakni Dusun Wolorona Desa Hokeng Jaya, Desa Pululera, Desa Klatanlou, dan Desa Dulipali.
Untuk itu, warga desa pun harus mewaspadai bahaya sebaran debu vulkanik dengan tetap mengenakan masker.
“Mohon menggunakan masker untuk menghindari bahaya debu vulkanik bagi kesehatan,” ucapnya.
Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas gunung itu pada level III atau Siaga.
Pada tingkat aktivitas itu, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
Rekomendasi serupa juga berlaku pada 4 km dalam arah sektoral Utara-Timur Laut dan 5 km pada sektor Timur Laut dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Kami terus menyampaikan informasi publik terkait aktivitas gunung api ini,” kata Emanuel.
Berkaitan dengan sebaran debu vulkanik selama kejadian erupsi, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur juga melakukan upaya penanganan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Flores Timur Avelina Hallan mengatakan BPBD menyiapkan tangki air dan personel melakukan penyemprotan pada jalan-jalan raya dan lorong-lorong desa yang dipenuhi debu.
BPBD Kabupaten Flores Timur juga mendistribusikan bantuan air mineral sebanyak 6.000 dus bagi warta terdampak erupsi.
“Penyaluran sudah dilakukan sejak Jumat (12/7),” ucap Avelina. ***