Nasional
Pantau Awan Konvektif di Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BMKG Memasang EWS
FAKTUAL INDONESIA: pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), terus dipantau.
Bahkan untuk mengoptimalkan pemantauan pertumbuhan awan-awan konvektif, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumbar, memasang alat sistem peringatan dini (EWS).
Pemantauan awan-awan konvektif ini, agar BMKG bisa menganalisa serta memberikan laporan akurat kepada pemangku kepentingan terkait langkah apa saja yang mesti dilakukan jika terjadi musim hujan.
Apalagi, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau memperkirakan hingga Desember 2024 Provinsi Sumbar berpotensi besar diguyur hujan dengan intensitas yang signifikan.
Baca Juga : Erupsi Lebih Besar, Muntahan Abu Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT Capai Tinggi 10 Km
“Kita terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi karena hujan itu turun akibat pertumbuhan awan ini sehingga perlu diwaspadai,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Sabtu (9/11/2024).
Seperti dipantau dari media online seperti yang dilansir antaranews.com, BMKG setempat mewanti-wanti intensitas curah hujan yang tinggi bahkan ekstrem dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024 dan menelan puluhan korban jiwa.
“Yang kita waspadai itu ketika terjadi hujan lebat, maka tumpukan material di atas Gunung Marapi bisa berpotensi menimbulkan bencana lahar dingin,” ucap dia.
Untuk mengoptimalkan pemantauan pertumbuhan awan-awan konvektif, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau memasang alat sistem peringatan dini (EWS) yang berfungsi mengukur intensitas curah hujan.
“Jadi, kalau ada potensi hujan deras atau ekstrem di sekitar Gunung Marapi kita selalu sampaikan kepada masyarakat agar mereka waspada,” ujarnya.
Baca Juga : Ribuan Orang Masih Mengungsi, Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi
Setelah kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Marapi dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat.
Rekomendasi tersebut di antaranya masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran dan bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar hujan yang dapat terjadi terutama saat musim hujan. ***