Internasional
Sempat Ditangguhkan, Gazprom Lanjutkan Pengiriman Gas ke Italia
FAKTUAL-INDONESIA: Rusia akan melanjutkan pengiriman gas ke Italia setelah menangguhkan karena masalah transportasi di Austria. Raksasa energi Rusia Gazprom menyatakan dalam sebuah pernyataan.
“Transportasi gas Rusia melalui wilayah Austria dimulai kembali,” kata Gazprom. Perusahaan menyebut bahwa “solusi” telah ditemukan dengan pembeli Italia, menyusul perubahan peraturan di Austria, dikutip AFP, Kamis (6/10/2022).
Sebagian besar gas Rusia yang dikirim ke Italia melewati Ukraina melalui Pipa Gas Trans Austria (TAG), ke Tarvisio di Italia utara di perbatasan dengan Austria.
Perusahaan energi Italia, Eni mengatakan pada hari Rabu bahwa pasokan gas dari Gazprom dilanjutkan hari ini dan menyambut baik resolusi oleh Eni dan pihak-pihak terkait mengenai kendala yang dihasilkan dari peraturan baru, yang diperkenalkan oleh Austria.
Baca juga: Putin: Negara “Tak Bersahabat” Bisa Beli Gas Rusia, Tapi Harus dengan Rubel
Pada hari Sabtu, Gazprom menangguhkan pengiriman gas ke Italia, dan menyalahkan masalah transportasi di Austria.
“Alasannya terkait dengan perubahan regulasi yang terjadi di Austria pada akhir September,” kata Gazprom saat itu.
Di Austria, otoritas pengatur E-Control mengatakan aturan baru, yang mulai berlaku pada hari Sabtu, telah diketahui oleh semua pelaku pasar selama berbulan-bulan.
Dikatakan, pihaknya mengharapkan semua untuk menyesuaikan diri dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban mereka.
“Masalah terkait dengan “detail kontrak” terkait dengan transit gas menuju Italia,” kata E-Control di Twitter.
Baca juga: Uni Eropa Siapkan REPowerEU untuk Berhenti Menggunakan Gas Rusia
Pada hari Senin, Eni mengatakan siap membayar jaminan 20 juta euro untuk memulai kembali pengiriman gas Rusia melalui Austria.
Setelah pengumuman hari Rabu, AFP bertanya kepada Eni apakah pembayaran seperti itu telah dilakukan, namun tidak menerima jawaban.
Sebelum konflik di Ukraina, Italia mengimpor 95 persen gas yang dikonsumsinya — sekitar 45 persen di antaranya berasal dari Rusia.***