Internasional
Presiden Zelensky Banggakan Rudal Drone Baru Ukraina dan Cemooh Putin sebagai Orang Tua yang Sakit

Saat Ukraina memperingati 33 tahun kemerdekaan pasca-Soviet, Presiden Volodymyr Zelensky memuji senjata rudal drone baru andalannya dan menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai orang tua yang sakit
FAKTUAL INDONESIA: Presiden Volodymyr Zelensky menggembar-gemborkan “rudal drone” Ukraina yang baru dikembangkan pada hari Sabtu yang katanya akan membawa perang kembali ke Rusia dan mencemooh Vladimir Putin dari Rusia sebagai “orang tua yang sakit dari Lapangan Merah”.
Saat Ukraina memperingati 33 tahun kemerdekaan pasca-Soviet, Zelensky mengatakan senjata baru tersebut, Palianytsia, lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan drone buatan dalam negeri yang sejauh ini digunakan Kiev untuk melawan Rusia, dengan menyerang kilang minyak dan lapangan udara militer Ukraina.
“Musuh kita akan… mengetahui cara pembalasan yang dilakukan Ukraina. Layak, simetris, dan berjangka panjang,” katanya.
Baca Juga : Presiden Zelensky: Pemimpin Eropa Janjikan Kirim Jet Tempur ke Ukraina untuk Hadapi Rusia
Zelensky mengatakan senjata Ukraina kelas baru telah digunakan untuk melakukan serangan yang berhasil terhadap sasaran di Rusia, namun tidak mengatakan di mana.
Dia menggunakan bahasa yang mengejek untuk menggambarkan presiden Rusia yang berusia 71 tahun dan retorika nuklir yang keluar dari Moskow.
“Seorang lelaki tua yang sakit dari Lapangan Merah yang terus-menerus mengancam semua orang dengan tombol merah tidak akan mendiktekan garis merahnya kepada kami,” katanya dalam sebuah video di aplikasi perpesanan Telegram.
Serang Empat Kilang Minyak Rusia
Drone serang jarak jauh Ukraina menyerang empat kilang minyak Rusia serta stasiun radar dan sasaran militer lainnya di Rusia dalam serangan besar pada Jumat dini hari, kata militer Kiev.
Ukraina secara dramatis meningkatkan penggunaan drone pada tahun ini untuk menyerang fasilitas minyak Rusia, yang mereka anggap sebagai target militer sah yang memicu pasukan Rusia dalam invasi mereka yang telah berlangsung selama hampir 28 bulan.
“Kendaraan udara tak berawak menyerang kilang minyak Afipsky, Ilsky, Krasnodar, dan Astrakhan,” kata militer Ukraina dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram.
Militer Rusia mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menjatuhkan 70 drone di Laut Hitam dan semenanjung Krimea yang diduduki Ukraina, 43 drone di wilayah Krasnodar Rusia dan satu lagi di wilayah Volgograd Rusia pada hari Jumat.
Sumber intelijen Kiev mengatakan kepada Reuters bahwa kilang minyak Afipsky, Ilsky dan Krasnodar memproduksi bahan bakar untuk Armada Laut Hitam Rusia dan operasi drone yang menargetkan kilang tersebut dilakukan bersama dengan dinas keamanan SBU.
“Kerusakan kilang-kilang ini akan sangat mempersulit logistik pasokan bahan bakar minyak, sehingga lebih mahal dan memakan waktu karena harus disalurkan dari kilang lain,” kata sumber tersebut.
Militer Ukraina mengatakan pihaknya juga menargetkan stasiun radar dan pusat intelijen elektronik di wilayah Bryansk dan wilayah pendudukan Krimea. Pernyataan itu tidak menyebutkan secara pasti situs apa itu.
Lokasi penyimpanan dan peluncuran drone, pusat komando dan kendali di wilayah Krasnodar Rusia juga diserang, katanya, seraya menambahkan bahwa mereka telah mengonfirmasi adanya ledakan dan kebakaran di fasilitas tersebut.
Sumber tersebut mengatakan serangan pesawat tak berawak itu menargetkan pusat pelatihan di kota Yeisk di wilayah Krasnodar yang digunakan Rusia untuk melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap Ukraina.
Militer Ukraina, dalam pernyataan mereka, juga mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak pada hari Kamis yang dilakukan terhadap depot bahan bakar di wilayah Tambov dan Adygeya Rusia.
Baca Juga : Presiden Zelensky Tegaskan, Kherson Telah Dibebaskan dari Rusia namun Jalan Panjang dan Sulit di Depan.
Serangan pesawat tak berawak pada hari Jumat terjadi setelah Rusia melakukan serangkaian serangan udara terbaru terhadap fasilitas listrik Ukraina yang menyebabkan pemadaman listrik dan menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana jaringan listrik akan bertahan pada musim dingin ini.
Serangan Rusia terhadap jaringan listrik telah menimbulkan kerusakan signifikan terhadap kapasitas pembangkit energi Ukraina sejak bulan Maret. Moskow mengatakan bahwa beberapa serangan tersebut merupakan pembalasan atas serangan Ukraina di wilayah Rusia. ***