Connect with us

Ekonomi

Gubernur Jatim Ajak Petani Tebu Manfaatkan Transformasi Digital

Avatar

Diterbitkan

pada

Gubernur Jatim Khofifah saat bersama pengurus APTRI. (foto: Istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta para petani tebu untuk memanfaatkan transformasi digital dalam proses produksi tanam, panen sampai ke pabrik gula penggilingan tebu. Melalui sistem digital, para petani bisa meningkatkan kualitas bibit tebu untuk ditanam, saat musim panen, hingga saat dibawa ke pabrik gula.

Menurut Gubernur Khofifah, digitilasi sistem ini memuat data tentang apa saja yang bisa memberikan informasi kepada kita terkait produksi tebu ini. “Kalau ini terkoneksi antara satu petani tebu dengan yang lain, akan memudahkan pemetaan dan pengaturan mulai cari bibit yang baik, kapan saat panen agar antrean saat penggilingan tidak terlalu lama, serta kadar rendemen gula yang transparan,” ujarnya, Sabtu (19/3/2022).

Selain memanfaatkan teknologi digital, Khofifah juga meminta Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) untuk berkoordinasi dan bersinergi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN), dan dengan pabrik gula yang ada. Korodinasi ini penting untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dan menguatkan terutama dalam penyediaan bahan baku tebu untuk pabrik gula.

Menurut Khofifah, para petani tebu juga harus melakukan koordinasi dengan beberapa instansi yang memiliki pusat penelitian untuk menghasilkan bibit tebu yang berkualitas terutama kadar rendemen. Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen.

“Jadi bila bibitnya baik, berkualitas baik , bongkar ratunnya terukur, maka tingkat rendemennya juga akan baik. Jadi ini harus dikoordinasikan dengan instansi terkait terutama soal bibit tebu,” ujarnya.

Advertisement

Dia mengingatkan bahwa sekitar 95% petani tebu di Jatim adalah petani rakyat. Artinya bahwa para petani rakyat tersebut bisa menjadi pengusaha di bidang bahan baku pergulaan. Untuk itu koordinasi dan sinkronisasi baik dari para petani tebu rakyat, APTRI, pabrik gula maupun PTPN ini harus terkonsolidasi dengan baik.

Sinergi ini, kata dia, untuk memberikan proteksi terhadap petani tebu. Misalnya jika petani tebu sedang panen, jangan sampai jangan digiling bersamaan dengan raw sugar yang diimpor. “Ini harus dimanage dengan baik untuk memproteksi para petani tebu yang sebagian besar adalah petani rakyat,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2021, produksi tebu di Jawa Timur mencapai 14.767.763 ton dan menghasilkan gula sebesar 1.087.415 ton. Jumlah produksi gula mencapai 46,25% dari keseluruhan produksi gula nasional. Hingga saat ini, Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi penghasil gula tertinggi di Indonesia.

Sementara, Ketua Dewan Pembina APTRI, Arum Sabil mengatakan bahwa pelaksanaan munas dan pengukuhan pengurus APTRI dilakukan di Jatim karena di Jatim merupakan basis pabrik gula dan basis petani tebu. Luas perkebunan tebu di Jatim ini kurang lebih hampir mencapai 50 persen luas perkebunan tebu nasional. “Jatim barometer dan kunci kebangkitan gula nasional,’ ujarnya.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca