Politik
Pertemuan Puan – Ketua Umum PBNU Dinilai Positif Oleh Pengamat Politik
FAKTUAL-INDONESIA: Pertemuan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf Selasa (15/3/2022) dinilai pengamat politik sesuatu yang positif.
Pertemuan itu menunjukkan mencairnya hubungan politik antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang nasionalis dan Ormas Islam terbesar di Indonesia.
Di mata pengamat politik Emrus Sihombing, pertemuan itu menunjukkan kedekatan antara Puan dan organisasi Islam tersebut. Dimana selama ini orang menilai PDIP tidak begitu dekat dengan NU.
Sementara pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pertemuan Puan dan Pimpinan PBNU menjawab dikotomi antara kaum nasionalis dan Islam.
Kendati dilihat dari sudut pandang berbeda, namun Emrus dan Ujang menilai pertemuan tersebut menunjukkan sesuatu yang positif untuk iklim politik di Tanah Air.
“Sebagai negarawan, Ibu Puan dan Pimpinan NU menunjukkan kedekatan Puan Maharani dengan Nahdlatul Ulama. Karena secara psikologi komunikasi tidak akan terjadi pertemuan kalau tidak ada kedekatan,” kata Emrus di Jakarta, Rabu (16/3/2022).
Dia menilai, bisa saja ke depannya antara NU dan Puan mempunyai garis politik yang sama tentang pembangunan bangsa dan negara.
Emrus menjelaskan, kesamaan garis politik tersebut yaitu politik kebangsaan untuk membangun bangsa dan negara.
“Saya pikir ini suatu pertanda bagi Puan yang merupakan tokoh dan pemimpin di legislatif yang dekat dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan dan keagamaan seperti pertemuan pada Selasa (15/3),” ujarnya.
Karena itu menurut dia, pertemuan Puan-Gus Yahya sangat disambut positif untuk keharmonisan bangsa.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pertemuan Puan dan Pimpinan PBNU menjawab dikotomi antara kaum nasionalis dan Islam. Dengan bertemunya kedua tokoh tersebut bisa membuat iklim politik di Tanah Air lebih kondusif.
“Banyak resistensi kelompok nasionalis dan Islam. Puan ingin menunjukkan bahwa dirinya sebagai wakil nasionalis pun dekat dengan kelompok-kelompok Islam,” ucap Ujang.
Ujang menilai, melalui pertemuan tersebut, Puan sudah mendapatkan momentum yang tepat dalam sejumlah diskursus politik nasional. Dia menyambut positif pertemuan tersebut karena menunjukkan kedekatan antara kalangan nasionalis dan kelompok Islam. ***