Nusantara
Bencana Sumatera Utara: 10 Rumah Hanyut, Korban Tewas 2 di Tapsel, 4 di Karo dan 3 di Taput
FAKTUAL INDONESIA: Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Utara menelan korban tewas 2 orang di Tapanuli Selatan (Tapsel), 4 di Karo dan 3 di Tapanuli Utara (Taput).
Di Tapsel banjir bandang mengakibatkan 10 rumah hanyut, sedangkan tanah longsor di Karo dilaporkan merusak 2 rumah dan 6 orang hilang, sementara di Taput jalan lintas Tarutung menuju Sibolga atau jalan perbatasan Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah terputus akibat longsor.
Seperti dilansir antaranews.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menyatakan banjir bandang yang terjadi di dua kecamatan di wilayah setempat mengakibatkan 10 rumah hanyut.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Tapsel Mashuri mengatakan 10 rumah yang hanyut tersebut berada Desa Sipange Siunjan, Kecamatan Sayurmatinggi.
“Ratusan rumah mengalami dampak dari banjir bandang itu. 10 rumah hanyut di Desa Sipange Siunjam,” ujar dia saat dihubungi di Medan, Minggu
Baca Juga : Bencana di Aceh: Banjir Rendam 16 Kecamatan di Pidie, Penambang Emas Tewas Tertimbun di Woyla
Dia menjelaskan banjir bandang yang terjadi pada Jumat (22/24) malam itu, juga mengakibatkan ratusan rumah di desa itu mengalami kerusakan.
Di Desa Sipange Siunjam 67 rumah mengalami kerusakan berat dan 65 rumah rusak ringan.
Pihaknya mencatat jumlah korban terdampak banjir bandang yang melanda Desa Sipange Siunjan, Kecamatan Sayurmatinggi itu sekitar 734 orang.
Saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai upaya penanganan bencana, termasuk melakukan pendataan terhadap masyarakat yang terdampak banjir bandang tersebut.
Bersama pemangku kebijakan terkait, pihaknya juga telah mendirikan dua tenda pengungsian dan dapur umum.
Kedua tenda pengungsian yang didirikan tersebut, kata dia, berkapasitas 50 jiwa yang akan dilengkapi perlengkapan yang dibutuhkan.
“Sebagian warga mengungsi di pemukiman yang tidak terdampak. Kita masih mendata jumlah pengungsinya,” kata dia.
Sebelumnya, dia menyebut peristiwa naas tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia serta 35 orang mengalami luka-luka.
Mashuri mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar lokasi rawan longsor dan banjir, meningkatkan kewaspadaan dini.
“Kami mengimbau masyarakat melihat tanda-tanda akan terjadinya bencana alam longsor dan banjir di sekitar masing-masing, agar segera memberitahukan informasi itu kepada pihak terkait,” ujarnya.
Baca Juga : Dari Amerika, Presiden Prabowo Gelar Ratas Erupsi Lewotobi, Komitmen Responsif Tangani Bencana
Longsor Karo
Sementara itu Kementerian Sosial (Kemensos) terus berkoordinasi dengan Kantor SAR Medan untuk membantu pencarian korban hilang akibat tanah longsor di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
“Saat ini tim di lapangan fokus pencarian korban hilang serta upaya pembersihan material longsor yang dilakukan personel dari TNI/Polri, serta BPBD Kabupaten Karo,” kata Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Masryani Mansyur dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Di samping itu, pihaknya melakukan pendataan korban untuk melengkapi dokumen guna usulan pemberian santunan kematian dan bantuan bagi korban terluka.
Tanah longsor melanda Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Sabtu (23/11), sekitar pukul 18.00 WIB.
Akibat kejadian itu, empat orang meninggal dunia, yakni Efriandi Surbakti, Ius Nizarwatim, serta dua orang lainnya masih dalam proses identifikasi.
Berdasarkan laporan sementara, bencana longsor juga menyebabkan enam orang dilaporkan menghilang, yakni Sehat br Surbakti (65), Elia Agustina (50), Ema sari, Jihan, Farhan Putra Nugraha (pegawai BRI Tanjung Balai), dan Muhammad Subhan Anas (pegawai BRI Tanjung Balai).
Sebanyak sembilan orang terluka, dua rumah rusak berat, dan satu penginapan, yakni Penginapan Bunga Tanjung rata dengan tanah.
Baca Juga : Bencana Negeriku: Longsor Tambang Solok Sumbar, 15 Meninggal, 25 Tertimbun, Evakuasi Terkendala Medan Sulit
Jalan Terputus
Masih seperti dilaporkan antaranews.com, Tim SAR gabungan langsung melakukan upaya penanganan atas bencana tanah longsor yang terjadi di Jalan Lintas Perbatasan Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), pada Sabtu (3/2) sore.
Staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Utara Septian Nasution mengatakan setelah mendapatkan informasi peristiwa bencana tanah longsor sejumlah pemangku kebijakan terkait terus melakukan evakuasi para korban.
“Pemkab melalui BPBD dan Dinas PUPR sudah menurunkan alat berat untuk mengevakuasi material longsor dan mencari para korban,” ujar Septian Nasution saat dihubungi dari Medan, Minggu.
Septian menjelaskan peristiwa tanah longsor tersebut terjadi akibat hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah setempat yang mengakibatkan tanah tebing pada sejumlah ruas jalan nasional jenuh terhadap air hujan.
“Hujan yang deras itu mengakibatkan longsor yang menutupi sejumlah luas jalan nasional dan mengakibatkan satu unit rumah warga hancur dan sejumlah pengendara menjadi korban,” katanya.
Berdasarkan data yang diperoleh, kata dia, puluhan orang yang menjadi korban dalam peristiwa naas tersebut dan saat ini sudah dilakukan evakuasi untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Baca Juga : Bandung Dilanda 26 Gempa Susulan, 82 Orang Terluka, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
“Berdasarkan data Puskesmas Parsikaman tiga korban meninggal dunia, tujuh luka berat, dan tujuh luka ringan,” sebutnya.
Selain itu, kata dia, peristiwa tanah longsor tersebut mengakibatkan jalan lintas Tarutung menuju Sibolga atau jalan perbatasan Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah terputus.
“Setelah dilakukan evakuasi material longsor, jalan nasional Tarutung-Sibolga sudah bisa dilalui dengan buka tutup satu ruas,” jelasnya.
Meskipun sudah dibuka, pihaknya mengimbau masyarakat yang melintasi jalan nasional Tarutung-Sibolga untuk tetap mewaspadai terhadap kondisi sekitar.
“Kami mengimbau pengendara agar berhati-hati jika ingin bepergian melewati jalan tersebut,” ujarnya.***