Connect with us

Nasional

Bencana Negeriku: Longsor Tambang Solok Sumbar, 15 Meninggal, 25 Tertimbun, Evakuasi Terkendala Medan Sulit

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Petugas bersama masyarakat berjuang untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang tertimbun longsor di lokasi bekas tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok pada Kamis (26/9/2024) sore

Petugas bersama masyarakat berjuang untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang tertimbun longsor di lokasi bekas tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok pada Kamis (26/9/2024) sore

FAKTUAL INDONESIA: Kabar duka datang dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) dengan terjadinya bencana longsor di area bekas tambang emas yang merengut 15 nyawa dan 25 orang diperkirakan masih tertimbun.

Sudah begitu evakuasi korban mengalamai kendala medan yang sulit yang lokasinya hanya bisa diakses dengan jalan kaki dengan waktu tempuh sekitar empat jam.

Sejak Jumat dini hari tadi, petugas dibantu warga setempat telah melakukan evakuasi dengan menggunakan peralatan seadanya.

Evakuasi dan penyelamatan pun dilaksanakan secara manual dan berhasil mengevakuasi empat dari 15 orang yang meninggal dunia.

Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) yang menerjunkan dua regu tim SAR,

Advertisement

Baca Juga : Bencana Negeriku: Hujan Deras Akibatkan 12 Wilayah di Balikpapan Kaltim Terendam Banjir Setinggi 10 – 60 Cm

belum mengetahui secara rinci berapa jumlah keseluruhan korban dalam peristiwa tanah longsor yang terjadi di areal tambang rakyat tersebut.

Namun berdasarkan laporan sementara dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok, pada Jumat pukul 14.00 WIB korban sebanyak 40 orang, 25 di antaranya dilaporkan masih tertimbun atau terjebak longsor dan 15 orang meninggal dunia.

Seperti dipantau dari media online seperti liputan6.com, antaranews.com, metronews.com, Kepala BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi mengatakan sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor di lokasi bekas tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok pada Kamis (26/9/2024) sore. “Dari proses evakuasi dan penyelamatan secara manual hingga pukul 13.40 WIB telah ditemukan 15 korban meninggal dunia,” katanya.

Ia mengatakan dari 15 korban meninggal dunia tersebut, sebanyak empat korban telah berhasil dievakuasi ke lokasi sementara, kemudian sisanya hingga kini masih berada di lokasi kejadian.

Medan Sulit

Advertisement

Juru Bicara (Jubir) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) Ilham Wahab mengatakan tim pencarian masih terus berupaya mengevakuasi korban.

“Saat ini tim di lapangan terkendala untuk mengevakuasi para korban, namun tetap diusahakan semaksimal mungkin,” kata Jubir BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab di Padang, Jumat.

Baca Juga : Bencana Negeriku: 7 Meninggal Dunia (Kemungkinan Bisa Bertambah) pada Banjir Bandang di Ternate Malut

Ilham mengatakan untuk menuju lokasi kejadian hanya bisa diakses dengan berjalan kaki, yang diperkirakan memakan waktu sekitar empat jam lebih. Hal tersebut dikarenakan kondisi medan yang sulit untuk dilalui kendaraan roda dua.

“Informasinya tim harus berjalan kaki sekitar empat jam dan memasuki hutan untuk bisa mencapai lokasi kejadian,” kata dia.

Basarnas menerjunkan dua regu tim SAR untuk mencari para korban. Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Edy Prakoso yang dikonfirmasi di Jakarta mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima tim pusat informasi Basarnas dua regu tim dari Kantor SAR Padang dan Unit Siaga SAR Solok Selatan diterjunkan, total 11 personel.

Advertisement

“Personel kami akan dirikan posko di Solok. Untuk menuju ke lokasi bencana diestimasi tiga jam perjalanan,” kata dia.

Edy berharap kondisi cuaca di lokasi kejadian kondusif sehingga proses operasi SAR berjalan dengan lancar dan para korban bisa segera dievakuasi.

Kepala BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi saat dihubungi di Padang, Jumat, mengemukakan,

Berdasarkan data sementara yang dihimpun, diduga terdapat 25 orang yang masih terjebak di sekitar lokasi tambang emas tersebut.

Ia menjelaskan kejadian nahas tersebut terjadi pada Kamis (26/9) sore. Longsor itu terjadi di lubang bekas galian tambang lama di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.

Advertisement

Kondisi medan yang sulit dan tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat maupun roda dua, kata dia, menjadi tantangan tim BPBD dan relawan untuk mengevakuasi korban. Bahkan untuk jarak tempuh jika berjalan kaki ke lokasi longsor diperkirakan memakan waktu hingga delapan jam dari pusat nagari atau akses yang bisa ditempuh kendaraan bermotor.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Solok telah mengirim tujuh ambulans ke lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi korban. Selain itu Forkopimda setempat telah berkoordinasi untuk penanggulangan bencana tanah longsor.

Baca Juga : Bencana Negeriku: Jalan Nasional Penghubung Provinsi Bengkulu dengan Sumbar Putus Tergenang Banjir, 1 Truk Terjebak

Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh Kapolres Solok, AKBP Muari mengimbau kepada warga di sekitar tambang ilegal, untuk menghentikan aktivitasnya tersebut. Karena selain melanggar hukum, struktur tanah di Solok yang lembek, membuat kawasan ini rawan longsor sehingga membahayakan nyawa.

“Dan Solok termasuk wilayah yang sering terjadi longsor, baik besar maupun kecil,” jelas Kapolres Solok tersebut.

Bencana tanah longsor terjadi di lubang bekas galian tambang emas yang telah lama ditinggalkan para petambang. Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir ini diduga menjadi pemicu labilnya tanah di lokasi musibah longsor. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement