Connect with us

Nasional

Ingin Mendapatkan Suasana Hari Raya Galungan, Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran Bangli Naik

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Ingin Mendapatkan Suasana Hari Raya Galungan, Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran Bangli Naik

Suasana Hari Raya Galungan yang dihiasi penjor-penjor indah di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, mengundang minat wisatawan manca negara dan nusantara berkunjung

FAKTUAL INDONESIA: Sinar matahari bersinar lembut. Penduduk dengan pakaian adat maupun umum yang baru berjalan penuh senyum.

Melintasi jalanan desa yang bersih dan asri dengan deretan penjor kuning melengkung indah dihiasi sesaji. Harum dupa dan wangi bunga menebar.

Suasana damai dan asri menghiasi hampir seluruh wilayah pulau Bali saat umat Hindu Dharma merayakan Hari Raya Galungan, Rabu (23/4/2025). Terutama di Desa Wisata Penglipuran, Bangli.

Ternyata banyak wisatawan yang ingin mendapatkan suasana yang memadukan keindahan, keasrian dan keramahan warga Desa  Wisata Penglipuran saat merayakan Hari Raya Galungan.

Tidak mengherankan bila  pengunjung di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, dikabarkan naik 42 persen pada momentum Hari Raya Galungan kali ini dibanding enam bulan lalu.

Advertisement

Baca Juga : Persembahyangan Hari Raya Galungan di Bali dan Jakarta

Seperti dilansir laman berita antaranews.com, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran Wayan Sumiarsa di Denpasar, Jumat, mengatakan kenaikan ini dipicu oleh tingginya minat wisatawan domestik dan mancanegara melihat langsung upacara keagamaan yang dilakukan warga desa saat Hari Raya Galungan.

“Ada kenaikan seluruhnya 42 persen dibanding Galungan lalu, khusus wisatawan mancanegara naik 15 persen dan wisatawan domestik 40 persen,” kata dia.

Adapun jumlah kunjungan pada puncaknya Hari Raya Galungan Rabu (23/4) lalu di atas 5.000 orang, sementara pada momentum yang sama sebelumnya sekitar 2.000 orang.

Wayan Sumiarsa juga menyebut angka ini terhitung naik dari hari normal sepanjang April yang rata-rata 3.000 kunjungan per hari.

“Suasana desa yang dihiasi penjor-penjor yang ditunggu wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik, jadi mereka ingin mendapatkan suasana Hari Raya Galungan,” ujar Wayan Sumiarsa.

Advertisement

Selain itu, saat puncaknya warga adat Desa Wisata Penglipuran juga melakukan rangkaian Ngerebeg, tradisi yang dilakukan dengan mengintari desa dan dapat disaksikan pengunjung.

Inovasi dari generasi muda yang membuat penjor indah, atraksi yang dikemas menarik, dan pemanfaatan ruang-ruang desa seperti hutan bambu menurut pengelola menjadi daya pikat sehingga pada momentum hari raya kali ini terjadi lonjakan kunjungan.

Baca Juga : Bukan Menutup Diri untuk Pendatang, Ini Alasan Gubernur Koster Tolak KB 2 Anak di Bali

Karena menyadari betul potensi ini, maka warga desa kompak memajukan pariwisata selaras dengan menjaga tradisi dan budaya.

Peluang kunjungan wisatawan saat ini juga dimanfaatkan dengan tidak hanya memberi kesempatan pengunjung menonton upacara keagamaan di puncak Galungan, namun juga sehari-hari generasi muda desa menggelar Ngelawang atau pertunjukan barong keliling.

Pentas khas setiap Galungan dan Kuningan ini juga memantik tak hanya wisatawan luar Bali yang datang, melainkan warga Bali sendiri, terbukti dari pantauan pengelola yaitu 50 persen pengunjung pada Kamis (24/5) kemarin adalah warga Bali yang merayakan Umanis Galungan.

Advertisement

Wayan Sumiarsa memprediksi kunjungan Desa Wisata Penglipuran akan berangsur meningkat bahkan hingga selesai Hari Raya Kuningan pada Sabtu, 3 Mei 2025 mendatang, sebab Bali akan memasuki periode kunjungan wisata studi.

“Sekarang sudah mulai masuk anak-anak sekolah dari luar Bali yang ke Pengelipuran untuk belajar tradisi budaya, sesuai informasi biro perjalanan, sampai Mei kami harapkan tinggi,” ujarnya. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement