Connect with us

Nasional

Bencana Negeriku: Luka Mendalam OKU, Lembah Anai Masih Terlarang dan Evakuasi Warga di Malinau

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Dampak banjir bandang yang menerjang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) dan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara (Kaltara)

Dampak banjir bandang yang menerjang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) dan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara (Kaltara)

FAKTUAL INDONESIA: Ada cerita luka mendalam, jalan yang masih terlarang untuk dilewati dan evakuasi warga akibat bencana yang terjadi berbagai daerah di Tanah Air.

Bencana banjir bandang yang melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), menyisakan luka mendalam bagi korban yang terdampak bencana.

Masih di Pulau Sumatera, kali ini di Sumatera Barat (Sumbar), jalur Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar masih dilarang untuk dilewati demi keselamatan dan percepatan pemulihan jalan nasional pasca banjir bandang pada Sabtu (11/5/2024).

Dari Kalimantan Utara (Kaltara), ada kabar evakuasi warga dan pendataan dampak banjir yang menerjang empat desa di hulu Sungai Bahau, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau.

Berdasarkan informasi yang dipantau dari media online, laporan antaranews.com melansir

Advertisement

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencari solusi untuk penanganan bencana banjir di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), agar tidak terulang kembali.

“Kami dari pemerintah pusat dan daerah akan mencari solusi sekaligus melakukan percepatan penanganan pasca-banjir di Ogan Komering Ulu,” kata Kepala BNPB Letjend TNI Suharyanto di Baturaja, Rabu (29/5/2024).

Dia mengatakan bencana banjir bandang yang melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada Kamis (23/5) menyisakan luka mendalam bagi korban yang terdampak bencana.

Selain merendam belasan ribuan rumah penduduk, banjir akibat luapan Sungai Ogan tersebut juga merenggut korban jiwa dan tidak sedikit fasilitas umum yang rusak akibat dihantam banjir bandang.

“Saya sudah melihat langsung kondisi Desa Kelumpang, Kecamatan Ulu Ogan, salah satu wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang terdampak cukup parah akibat banjir bandang,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, pada prinsipnya pemerintah pusat mendukung sepenuhnya masa tanggap darurat  untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah terdampak banjir di kabupaten setempat.

“Pada masa pemulihan ini kita ketahui bersama aktivitas masyarakat dalam mencari nafkah terganggu, karena mereka fokus membersihkan rumahnya dari sampah dan lumpur yang terbawa arus banjir,” kata dia.

Oleh sebab itu selama masa tanggap darurat ini, lanjut dia, pemerintah tidak akan tinggal diam dengan membantu kebutuhan pangan masyarakat yang terdampak bencana alam.

Pihaknya pun akan segera menggelar rapat koordinasi bersama Pemkab Ogan Komering Ulu guna mencari solusi jangka menengah maupun jangka panjang agar bencana alam tidak terulang kembali.

“Kami akan langsung menggelar rapat bersama jajaran Pemkab Ogan Komering Ulu untuk merumuskan solusi jangka menengah dan jangka panjang percepatan penanganan banjir, sekaligus mencari tahu apa penyebab utama terjadinya banjir ini supaya tidak terulang lagi,” ujar Suharyanto.

Advertisement

Lembah Anai

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau masyarakat di daerah itu agar tidak memaksakan diri melewati jalur Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar demi keselamatan dan percepatan pemulihan jalan nasional pasca banjir bandang pada Sabtu (11/5/2024).

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat mari bersama-sama menjaga keselamatan dan mendukung rehabilitasi jalan yang sedang dilakukan,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Komisaris Besar (Kombes) Polisi Dwi Nur Setiawan di Padang, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Kombes Polisi Dwi Setiawan setelah beberapa kendaraan roda empat maupun roda dua keukeuh melewati jalan nasional yang saat ini masih dalam masa perbaikan.

Jalan nasional Lembah Anai yang berada di Kabupaten Tanah Datar tersebut putus total setelah dihantam banjir bandang pada Sabtu (11/5). Pascakejadian itu, kendaraan dari Kota Padang tujuan Kota Bukittinggi dan sebaliknya dialihkan ke Malalak, Kelok 44 dan Sitinjau Lauik.

Advertisement

Pada Minggu (26/5) satu unit minibus berwarna merah terperosok di sekitar bahu jalan nasional Lembah Anai sehingga mengganggu proses pengerjaan atau perbaikan infrastruktur tersebut. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi berulangnya pengendera dan pengemudi yang tetap memaksakan diri melewati jalur Lembah Anai, polisi setempat mengambil tindakan tegas berupa penilangan.

“Saya sudah sampaikan kepada Kasat Lantas Padang Panjang untuk melakukan penindakan kepada masyarakat yang masih memaksakan diri melewati jalur Lembah Anai,” kata Dirlantas Polda Sumbar.

Pihaknya menyampaikan larangan melewati jalur tersebut berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk para pejabat di lingkup pemerintah daerah sekalipun. Dalam waktu dekat, Polda Sumbar segera berkirim surat ke Pemerintah Provinsi Sumbar terkait larangan melewati jalan yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Bukittinggi serta Provinsi Sumatera Utara.

“Khusus untuk kendaraan operasional kontraktor pengerjaan jalan, atau kendaraan yang membawa orang sakit dari arah Kota Bukittinggi akan diberikan kelonggaran,” ucap Kombes Polisi Dwi.

Air Masih Tinggi

Advertisement

Sementara itu Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malinau dan relawan setempat melakukan evakuasi warga dan pendataan dampak banjir yang menerjang empat desa di hulu Sungai Bahau, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

“Air masih tinggi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malinau Iwan Darma Yuana di Malinau, Rabu.

Empat desa terdampak banjir yakni Desa Apau Ping, Desa Long Kemuat, Desa Long Berini, dan Desa Long Uli. Banjir dipicu intensitas hujan tinggi sejak Selasa (28/5) malam hingga Rabu (29/5) dini hari di wilayah pedalaman Provinsi Kalimantan Utara tersebut.

Tak hanya Bahau Hulu, wilayah hulu Sungai Bahau, seperti Kecamatan Pujungan dan beberapa wilayah di Kecamatan Mentarang, juga tak luput dari terjangan banjir.

Hingga saat ini belum ada laporan resmi jumlah korban atau kerusakan akibat banjir. Tim BPBD dan relawan masih fokus pada evakuasi warga dan pendataan dampak kerusakan. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement