Connect with us

Internasional

Frustrasi Tidak Lulus Ujian, Seorang Pria Melakukan Penusukan di Sekolah Kejuruan China, 8 Tewas 17 Terluka

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Penusukan di Wuxi itu merupakan serangan mematikan kedua dalam seminggu di China setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke orang-orang di sebuah fasilitas olahraga di kota selatan Zhuhai, yang menyebabkan 35 orang tewas dan melukai 43 lainnya

Penusukan di Wuxi itu merupakan serangan mematikan kedua dalam seminggu di China setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke orang-orang di sebuah fasilitas olahraga di kota selatan Zhuhai, yang menyebabkan 35 orang tewas dan melukai 43 lainnya

FAKTUAL INDONESIA: Delapan orang tewas dan 17 lainnya terluka setelah serangan penusukan di sebuah sekolah kejuruan di kota Wuxi, Cina timur, pada Sabtu malam, kata polisi setempat.

Serangan itu terjadi di Institut Seni dan Teknologi Kejuruan Wuxi di daerah Yixing sekitar pukul 18:30 waktu setempat pada hari Sabtu, kata polisi Yixing dalam sebuah pernyataan.

Tersangka, seorang mahasiswa laki-laki berusia 21 tahun bermarga Xu, ditahan di tempat.

Polisi mengatakan Wu tidak lulus ujian dan tidak dapat lulus, dan ia tidak puas dengan gajinya saat magang. Ia memutuskan untuk melampiaskan rasa frustrasinya melalui serangan itu, kata pernyataan itu.

Seperti dilansir AP, ini adalah serangan mematikan kedua dalam seminggu setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke orang-orang di sebuah fasilitas olahraga di kota selatan Zhuhai, yang menyebabkan 35 orang tewas dan melukai 43 lainnya.

Advertisement

Baca Juga : Penusuk Imam Musala di Kebon Jeruk Ditangkap, Motifnya Ternyata Balas Dendam

China telah menyaksikan sejumlah serangan di mana tersangka tampaknya menargetkan anggota masyarakat secara acak.

Pada bulan Oktober, seorang pria ditahan setelah ia diduga menyerang anak-anak dengan pisau di sebuah sekolah di Beijing. Lima orang terluka.

Pada bulan September, tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah supermarket Shanghai , dan 15 lainnya terluka. Polisi mengatakan pada saat itu bahwa tersangka memiliki perselisihan keuangan pribadi dan datang ke Shanghai untuk “melampiaskan amarahnya.”

Pada bulan yang sama, seorang anak sekolah Jepang meninggal setelah ditikam dalam perjalanan ke sekolah di kota selatan Shenzhen. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement