Connect with us

Internasional

6 Polisi, Seorang Pendeta Tewas dalam Serangan Mematikan terhadap Sinagoga dan Gereja di Dagestan Rusia

Gungdewan

Diterbitkan

pada

6 Polisi, Seorang Pendeta Tewas dalam Serangan Mematikan terhadap Sinagoga dan Gereja di Dagestan Rusia

Orang-orang bersenjata di Republik Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia membunuh enam petugas polisi dalam serangkaian serangan dan sinagoga di Derbent telah dibakar habis dan tembakan dilepaskan ke sinagoga kedua di Makhachkala

FAKTUAL INDONESIA: Orang-orang bersenjata membunuh sedikitnya delapan orang – enam petugas polisi, seorang anggota garda nasional dan seorang pendeta – dalam serangan yang tampaknya terkoordinasi terhadap sebuah sinagoga, sebuah gereja Ortodoks dan sebuah pos polisi di Republik Dagestan, Rusia.

Demikian dikemukakan Kementerian Dalam Negeri di Dagestan sambil menambahkan, dua belas orang terluka dalam serangan yang terjadi di kota Derbent dan Makhachkala pada Minggu malam itu.

Seperti dikutip dari bbc.com, orang-orang bersenjata di Republik Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia telah membunuh enam petugas polisi dalam serangkaian serangan, kata pejabat keamanan.

Sebuah sinagoga, dua gereja dan sebuah pos pemeriksaan polisi menjadi sasaran di kota Derbent dan Makhachkala. Dua belas petugas lainnya terluka.

Baca Juga : Putin dan Kim Jong Un Bikin Pakta Pertahanan Rusia – Korut, Saling Bantu Hadapi Agresi

Seorang pendeta Ortodoks Rusia juga tewas dan empat penyerang ditembak mati, lapor media pemerintah.

Advertisement

Para penyerang di Derbent sebelumnya terlihat melarikan diri dengan mobil.

“Malam ini di Derbent dan Makhachkala, orang tak dikenal melakukan upaya untuk mengacaukan situasi publik,” kata Kepala Republik Dagestan, Sergei Melikov. “Petugas polisi Dagestan menghalangi mereka. Berdasarkan informasi awal, ada korban jiwa di antara mereka. Semua layanan bertindak sesuai dengan instruksi… Identitas para penyerang sedang diidentifikasi.”

Kementerian luar negeri mengatakan sinagoga di Derbent telah dibakar habis dan tembakan dilepaskan ke sinagoga kedua di Makhachkala. Pernyataan itu mengatakan diyakini tidak ada jamaah di sinagoga pada saat itu.

Daniel Hawkins, yang melaporkan untuk Al Jazeera dari Moskow, mengatakan bahwa Dagestan sebelumnya pernah mengalami kekerasan separatis pada tahun 1990an dan awal tahun 2000an, kata Hawkins.

“Kekerasan di sana, seiring berjalannya waktu, telah mereda,” kata Hawkins, seraya menjelaskan bahwa wilayah tersebut tidak pernah mengalami konflik seperti yang melanda republik tetangganya, Chechnya, Rusia, yang menyaksikan pasukan Rusia dan kelompok separatis terlibat dalam dua perang brutal selama Perang Dunia II. periode yang sama.

Advertisement
Baca Juga : Negara G7 Dukung Ukraina 50M Dolar Amerika dari Keuntungan Aset Rusia

Para penyerang belum teridentifikasi, namun Dagestan di masa lalu pernah menjadi lokasi serangan kelompok Islam.

Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang yang mengenakan pakaian gelap menembaki mobil polisi, sebelum konvoi kendaraan layanan darurat tiba di lokasi kejadian di Makhachkala, kota terbesar di Dagestan.

Di Derbent – ​​rumah bagi komunitas Yahudi kuno – orang-orang bersenjata menyerang sebuah sinagoga dan sebuah gereja. Kedua bangunan tersebut dibakar, kata pejabat setempat.

Saluran tidak resmi di aplikasi perpesanan Telegram, Mash, mengatakan orang-orang bersenjata dibarikade di sebuah gedung di Derbent.

Komite Investigasi Rusia meluncurkan penyelidikan atas “aksi teror”, kantor berita AFP melaporkan.

Advertisement

Pada Minggu malam, polisi menahan Magomed Omarov, seorang politisi lokal terkemuka yang menjabat sebagai kepala distrik Sergokalinsky, menyusul laporan bahwa dua putranya termasuk di antara para penyerang.

Dagestan adalah republik yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Wilayah ini juga merupakan salah satu wilayah termiskin di Rusia.

Kurang dari seminggu yang lalu wakil kepala FSB, badan keamanan dalam negeri Rusia, memimpin pertemuan di Makhachkala untuk membahas “langkah-langkah anti-terorisme”. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keamanan “transportasi, hotel dan area publik massal lainnya”.

Pada bulan April, FSB menangkap empat orang di Dagestan yang dicurigai terlibat dalam serangan di Balai Kota Crocus di Moskow pada bulan sebelumnya.

Lebih dari 140 orang tewas dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.

Advertisement
Baca Juga : Sebelum Bertemu Kim Jong Un, Presiden Putin Bersumpah Rusia Mendukung Korea Utara Melawan Amerika

Antara tahun 2007 dan 2017, sebuah organisasi jihad bernama Imarah Kaukasus, dan kemudian Imarah Islam Kaukasus, melancarkan serangan di Dagestan dan republik tetangga Rusia yaitu Chechnya, Ingushetia, dan Kabardino-Balkaria. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement