Menantu Jokowi, Bobby Nasution Terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara Periode 2024-2029

Bobby Nasution berhasi mengalahkan pesaing utamanya Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut 2024. (Foto : istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) telah mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pilgub Sumut 2024 untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara pada Senin (9/12/2024) sore. Secara resmi, pasangan cagub dan cawagub nomor 1, Bobby Nasution-Surya berhasil menang dengan 3.645.611 suara.

Baca Juga : Makan Malam dengan Jokowi di Kertanegara, Prabowo Terbuka Jika Mau Gabung Gerindra

Sementara pesaing ketatnya, pasangan calon nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, memperoleh 2.009.311 suara.

Rekapitulasi perolehan suara dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang berlangsung selama dua hari di Hotel Emerald Garden, Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan saksi dari kedua pasangan calon, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta perwakilan KPU dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Ketua KPU Sumut Agus Arifin menyampaikan tingkat partisipasi pemilih mencapai 55,27%, dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 5.953.676 orang.

Namun, tim saksi dari pasangan calon nomor urut 2 tidak menandatangani hasil rekapitulasi tersebut. Mereka mengajukan keberatan karena adanya dugaan kesalahan administrasi dan prosedur. Mereka juga mencatat hasil janggal pada 6 TPS di Desa Kwala Tengah, Kabupaten Langkat, yang mencatatkan hasil 100% suara.

Baca Juga :Bobby Nasution Unggul di Quick Count Pilgub Sumut, Tapi Tetap Tunggu Hasil Real

“Saksi kami sudah menyampaikan catatan keberatan dan kami tidak menandatangani berita acara. Kami akan membawa masalah ini ke Mahkamah Konstitusi (MK),” ujar Leonardo Marbun, perwakilan saksi pasangan calon nomor urut 2.

KPU Sumatera Utara menunggu jika ada gugatan dari pasangan calon terhadap hasil rekapitulasi perolehan suara Pilgub Sumut 2024. Sesuai ketentuan, pihak-pihak terkait memiliki waktu 3 hari setelah pengumuman untuk mengajukan gugatan.

“Kami menunggu pemberitahuan dari MK terkait apakah akan ada sengketa atau tidak,” kata Agus Arifin.***