Nusantara
Gunung Merapi Lontarkan Guguran Lava Sebanyak 25 Kali pada 16 Oktober 2024 Pagi

Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya yang meningkat pada 16 Oktober 2024. (Foto : istimewa)
FAKTUAL-INDONESIA : Aktivitas vulkanik Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali mengalami peningkatan. Pada Rabu (16/10/2024) pukul 00:00 WIB hingga 06:00 WIB tercatat melontarkan guguran lava sebanyak 25 kali menuju barat daya.
Hal tersebut diungkap Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya, pada Rabu (16/10/2024).
“Teramati 25 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.800 meter,” kata Agus Budi Santosa.
Baca Juga : Gunung Merapi Muntahkan 50 Kali Guguran Lava pada 12 Oktober 2024
Cuaca di sekitar Gunung Merapi relatif cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah barat dan suhu udara berkisar antara 16,6 celsius hingga 18 celsius.
Dari pengamatan visual, gunung terlihat jelas, dan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis mencapai ketinggian 50 meter di atas puncak kawah.
Selama periode pengamatan, terdeteksi 33 kali gempa guguran dengan amplitudo bervariasi antara 3 hingga 24 mm dan durasi antara 63,6 hingga 172 detik. Kegempaan ini menunjukkan adanya aktivitas magma yang mendorong guguran lava. Selain itu, terdapat tujuh gempa hybrid yang menandakan pergerakan magma yang aktif di dalam tubuh gunung.
Saat ini, status aktivitas Gunung Merapi berada pada level III (siaga). BPPTKG memperingatkan, potensi bahaya utama berasal dari guguran lava dan awan panas, terutama di sektor selatan-barat daya, yang mencakup aliran
Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 kilometer.
Di sektor tenggara, aliran lava berpotensi mencapai Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga 5 kilometer.
“Masyarakat di sekitar area tersebut diimbau untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas apa pun di wilayah potensi bahaya, mengingat suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran sewaktu-waktu,” terang Agus.
Baca Juga : Sepatu Bot dengan Kaki di Dalamnya Ditemukan di Gunung Everest, Kunci Ungkap Hilangnya Pendaki Inggris 100 Tahun Lalu
BPPTKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi lahar, terutama apabila terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. Selain itu, gangguan akibat abu vulkanik dari letusan eksplosif juga perlu diantisipasi, terutama bagi penduduk di kawasan terdampak.
Apabila terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas gunung, BPPTKG akan segera meninjau kembali status aktivitas Gunung Merapi dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.***