Connect with us

Nasional

Mendiktisaintek: Kampus Tidak Boleh Menutup Diri, Harus jadi Lokomotif Perubahan

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Mendiktisaintek: Kampus Tidak Boleh Menutup Diri, Harus jadi Lokomotif Perubahan

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mendorong perpustakaan kampus dibuka untuk umum agar budaya membaca dan berpikir kritis tumbuh di tengah masyarakat.

FAKTUAL INDONESIA: Kampus tidak boleh menutup diri sehingga masyarakat bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi.

Bahkan kampus harus jadi lokomotif perubahan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah.

“Kampus tidak boleh menutup diri. Saya sangat senang melihat kampus ini tanpa gerbang, simbol bahwa masyarakat bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Maka dari itu, Mendiktisaintek Brian mendorong agar perpustakaan kampus dibuka untuk umum, bahkan di hari libur, agar budaya membaca dan berpikir kritis tumbuh di tengah masyarakat.

Ia juga mengajak semua perguruan tinggi untuk memperkuat budaya ilmiah dan kolaborasi, baik dengan pemerintah daerah, industri, maupun antar kampus.

Advertisement

Baca Juga : Kabar Gembira, dengan Persetujuan Presiden Mendiktisaintek Pastikan Tukin Dosen ASN 2025 Cair

Menurut dia, kampus tidak hanya sebagai tempat mengajar dan riset, tetapi harus bertransformasi menjadi pusat dampak sosial dan ekonomi triple helix yang sesungguhnya.

“Kampus harus jadi lokomotif perubahan. Bantu pemda dalam kajian dan jadikan kampus sebagai percontohan pengelolaan yang baik. Jadikan riset tidak sekadar jurnal, tapi produk yang bermanfaat. Mari kita jadikan semua ini sebagai semangat bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju,” ujarnya.

Brian Yuliarto menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah.

Ia memberi contoh dengan Universitas Khairun di Ternate, Maluku Utara, yang dinilai telah menunjukkan kemajuan signifikan.

“Kami bangga melihat bagaimana Universitas Khairun menunjukkan dampaknya kepada masyarakat. Ini adalah contoh nyata dari kampus berdampak yang sesungguhnya, di mana kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga pusat ilmu, solusi, dan aktivitas ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Advertisement

Baca Juga : Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro diganti Brian Yuliarto, Wamendiktisaintek Stella Nilai Keputusan Terbaik Presiden

Brian mengatakan konsep kampus berdampak harus menjadi identitas semua perguruan tinggi di Indonesia, di mana kampus harus mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, mulai dari krisis iklim, disrupsi teknologi, hingga dominasi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).

Menurut dia, hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, bangsa ini bisa melesat menjadi negara maju. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement