Connect with us

Nasional

Aktivitas 2 Gunung di Lumajang Jatim, Kegempaan Lamongan Meningkat, Semeru Erupsi 6 Kali

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Peta sebaran episenter aktivitas kegempaan dan visual Gunung Lamongan di Lumajang, Jawa Timur, Jumat (1/11/2024) ANTARA/HO-Badan Geologi

Peta sebaran episenter aktivitas kegempaan dan visual Gunung Lamongan di Lumajang, Jawa Timur, Jumat (1/11/2024) ANTARA/HO-Badan Geologi

FAKTUAL INDONESIA: Dua gunung di Lumajang, Jawa Timur (Jatim) yaitu Lamongan dan Semeru menunjukkan aktivitas yang terus menuntut kewaspadaan.

Gunung Lamongan menunjukkan aktivitas kegempaan yang meningkat dengan potensi bahaya keretakan tanah.

Sedangkan Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Lumajang dan Malang, Jatim, mengalami enam (6) kali erupsi Sabtu (2/11/2024) pagi dengan lontaran abu berwarna putih abu-abu.

Dalam pantauan media online seperti dilansir antaranews.com,  Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendeteksi aktivitas kegempaan Gunung Lamongan mengambil peningkatan yang signifikan. Dalam satu bulan terakhir Gunung Lamongan mengalami 82 kali kegempaan.

Baca Juga : Semburan Abu Erupsi Gunung Ibu Mengancam, Warga Halmahera Barat Diminta Pakai Masker

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, M Wafid, dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa guncangan gempa akibat pergerakan patahan aktif di kompleks Gunung Lamongan itu memiliki potensi bahaya dapat menyebabkan terjadinya retakan tanah.

Advertisement

Badan Geologi mencatat pada medio Oktober – November 2024 kegempaan Gunung Lamongan terdiri atas 82 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 7-45 mm, S-P 1,5-36 detik, dan lama gempa 13-62,26 detik. Kemudian, gempa tektonik jauh berlangsung 38 kali.

Peningkatan kejadian gempa tektonik lokal tertinggi hingga mencapai 63 kali terjadi pada Jumat (1/11) dengan magnitudo durasi (Md) antara 0,5-2,4 detik.

Pos Pengamatan Gunung Lamongan di Kampung Gunung Meja, Klakah, Lumajang mengonfirmasi rentetan gempa itu bersumber atau berada di sebelah barat Gunung Lamongan.

Atas kondisi tersebut ​Badan Geologi ​​​​​merekomendasikan kepada masyarakat, pengunjung dan wisatawan untuk tidak mendekati dan atau bermalam di kawah Gunung Lamongan sampai kondisi benar-benar dinyatakan stabil. Pemerintah melalui BPBD Lumajang pun diminta untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lamongan dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi (PVMBG) Bencana Geologi Kementerian ESDM untuk pertimbangan upaya perlindungan bagi masyarakat bila kegempaan terus menunjukkan eskalasi.

Meski demikian, Badan Geologi memastikan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Lamongan saat ini masih berada pada Level I (Normal).

Advertisement

Pos Pemantauan mendapati secara umum visual gunung api setinggi 1.671 MDPL itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Cuaca di sekitar Gunung Lamongan mayoritas cerah hingga hujan dengan suhu udara sekitar 20-33°C, kelembaban 44,9-100 persen, angin lemah hingga kencang ke arah utara dan timur dengan tekanan udara 957,6-964,3 mmHg.

Gunung Semeru Erupsi Sabtu

Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tercatat mengalami erupsi sebanyak enam kali pada Sabtu pagi sejak pukul 00.00 hingga 9.30 WIB.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 2 November 2024, pukul 09.18 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Juga : Warga Diminta Tak Dekati Gunung Awu dalam Radius 4 Kilometer

Sebelumnya, pada pukul 08.40 WIB dan 08.45 WIB, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut erupsi dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Advertisement

Gunung Semeru juga erupsi pukul 06.17 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik,” tuturnya.

Pada pukul 03.13 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi dengan tinggi letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.

“Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik,” katanya.

Sebelumnya, pukul 00.20 WIB, Gunung Semeru erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 128 detik.

Advertisement

Liswanto mengatakan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Baca Juga : Gunung Semeru Tunjukkan Aktivitasnya Kembali dengan Mengeluarkan Letusan Setinggi 700 Meter

“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.

Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement