Ekonomi
Tumbuh Positif, Sektor Industri Memegang Peran Vital Bagi Perekonomian Indonesia
FAKTUAL-INDONESIA: Sektor industri semakin menunjukkan peran vitalnya bagi perekonomian Indonesia. Sektor manufaktur sudah berada on the right track, yang ditunjukkan dengan dominasi produk-produk hilir pada struktur ekspor Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Menperin menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan untuk terus meningkatkan kinerja sektor industri dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, yang berperan dalam pembangunan Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo pada pidato di Sidang Tahunan, kekuatan-kekuatan yang kita miliki merupakan modal kuat untuk membangun Indonesia, termasuk kemampuan hilirisasi dan industrialisasi untuk memaksimalkan nilai tambah bagi kepentingan nasional,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Di Tengah Ancaman Resesi Global, Ekonomi Indonesia Masih Dianggap Baik
Dia menyampaikan, upaya-upaya yang telah ditempuh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan pertumbuhan investasi dalam dua tahun terakhir, bahkan hingga dua digit.
“Ini cerminan kepercayaan dan harapan bahwa kita selangkah lebih dekat untuk menjadi kekuatan industri dunia. Saya percaya cita-cita dalam Making Indonesia 4.0 bahwa Indonesia masuk 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030 akan semakin terakselerasi,” ujarnya.
Sektor industri nonmigas juga telah kembali tumbuh positif ke angka 6,91 persen pada 2021, setelah pada triwulan II -2020 mengalami pertumbuhan minus -5,74 persen.
Pada triwulan II – 2022, pertumbuhan industri adalah sebesar 4,33 persen. Namun demikian, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terus berada di level ekspansif sejak November 2020 dan terus menguat sepanjang 2021 hingga saat ini, terkecuali bulan Juli dan Agustus akibat merebaknya varian delta.
Baca juga: Pemerintah Perlu Pertahankan Momentum Positif Ekonomi dengan Menjaga Daya Beli
“Hal ini menunjukkan kepercayaan diri, daya adaptasi, dan resiliensi sektor industri di masa pandemi, sekaligus optimisme yang tinggi di sektor industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan,” ungkap Menperin.
Langkah Kemenperin dalam mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2023
Untuk mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2023, dibutuhkan daya ungkit yang optimal dari sektor manufaktur. Langkah-langkah prioritas Kemenperin dalam satu tahun ke depan antara lain penambahan komoditas untuk neraca komoditas yang didorong di 2023.
“Ini penting untuk menjamin pasokan bahan baku atau bahan penolong dan mendukung nilai tambah dan hilirisasi di dalam negeri,” jelas Menperin.
Kedua, perluasan penerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri. Kebijakan HGBT telah terbukti mampu memperkuat resiliensi dan daya saing industri pengguna gas. Ini karena terjadi efisiensi terutama pada biaya operasional dan bahan baku industri pengguna gas.
Baca juga: Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2023 Capai 5,3 Persen
Ketiga, mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Dalam pidato tadi pagi, Presiden kembali menyampaikan bahwa upaya memprioritaskan penggunaan produk-produk Industri Indonesia dalam belanja APBN, APBD, dan BUMN akan terus didisplinkan.
Belanja APBN dan BUMN memiliki peluang untuk mengungkit lebih tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan mendapat tambahan pertumbuhan ekonomi hingga 1,7 persen.
“Kemenperin terus mengawal dan mengintensifkan program ini. Dengan kondisi risiko global yang akan dihadapi, tidak bisa tidak, kita perlu menyatukan langkah dan bersama-sama menjaga sektor industri kita.
Dalam kaitan dengan itu, kami juga akan mengintensifkan program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” kata Menperin. Pada tahun 2023, Kemenperin menargetkan pemberian sertifikasi TKDN untuk 2.000 produk.
Keempat, Kemenperin mengintensifkan upaya revitalisasi industri melalui program-program, antara lain program pendidikan dan pelatihan vokasi, program Making Indonesia 4.0, program nilai tambah dan daya saing industri, dan restrukturisasi mesin dan peralatan industri.
Baca juga: MenkopUKM Ajak Warga Beli Produk UMKM untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Kemudian, lewat upaya penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru yang juga diharapkan dapat naik kelas dengan memanfaatkan teknologi digital.
Melalui program Bangga Buatan Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden pada 2020, saat ini telah terjaring 19 juta IKM/UMKM dalam ekosistem digital dan ditargetkan mencapai 30 juta pada 2024. Upaya selanjutnya adalah partisipasi Indonesia sebagai partner country Hannover Messe 2023.
“Presiden telah menegaskan bahwa revitalisasi industri menjadi bagian tak terpisahkan dari program dalam RAPBN 2023,” ujar Agus.
Kelima, Kemenperin ikut menjaga kinerja investasi melalui berbagai skema kemudahan dan insentif, seperti tax holiday dan tax allowance, serta memacu tumbuhnya kawasan-kawasan industri baru.
Keenam, meningkatkan ekspansi produksi yang ditempuh dengan penyederhaan bea masuk dan perijinan impor bahan baku utama industri, penataan ulang ketersediaan infrastruktur pendukung logistik baik domestik maupun kebutuhan ekspor dan impor, dan penetapan kebijakan fiskal DTP untuk komoditas tertentu dengan pohon industri yang panjang dan nilai TKDN tinggi.
Baca juga: Mendag Zulhas Ungkap Amankan Baja Impor Non-SNI Demi Lindungi Konsumen dan Pelaku Usaha
“Untuk poin terakhir, kami belajar dari pengalaman PPNBM-DTP sektor otomotif dan PPN-DTP sektor properti yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat,” jelasnya.
Pagu indikatif Kementerian Perindustrian Tahun 2023 adalah sebesar Rp2,91 triliun yang bersumber dari Rupiah Murni Rp2,49 triliun, PNBP Rp150,08 miliar, BLU Rp112,38 miliar, dan SBSN Rp158,56 milliar.***