News
Israel Terus Bombardir Gaza yang Mengarah Pembersihan Etnis ketika Pembicaraan Gencatan Senjata Semakin Intensif

Meskipun pembicaraan gencatan senjata makin intensif dilakukan namun Israel masih terus memborbardir Jalur Gaza sehingga mengakibatkan tewas dan terlukanya warga Palestina
FAKTUAL INDONESIA: Israel terus membombardir Jalur Gaza ketika pembicaraan gencatan senjata antara negara itu dan Hamas semakin intensif dilakukan, Kamis (19/12/2024).
Petugas medis mengatakan serangan Israel telah menewaskan 44 warga Palestina dan bahkan laporan yang diterbitkan Medecins San Frontieres (Dokter Lintas Batas) pada hari Kamis mengatakan ada tanda-tanda yang jelas terjadinya pembersihan etnis dalam serangan Israel ketika warga Palestina dipindahkan secara paksa dan dibom.
“Tanda-tanda pembersihan etnis dan kehancuran yang sedang berlangsung —termasuk pembunuhan massal, cedera fisik dan mental yang parah, pemindahan paksa, dan kondisi kehidupan yang tidak memungkinkan bagi warga Palestina yang dikepung dan dibombardir— tidak dapat disangkal,” kata kepala kelompok bantuan tersebut, Christopher Lockyear, dalam laporan tersebut seperti dilansir laman yahoo.com.
Baca Juga : Tank-tank Israel Serbu Khan Younis di Selatan Gaza, 47 Orang Tewas
“Warga Palestina terbunuh di rumah dan di ranjang rumah sakit… Orang-orang bahkan tidak dapat memperoleh kebutuhan paling mendasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan sabun di tengah pengepungan dan blokade yang kejam,” kata MSF.
Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai laporan MSF tersebut, tetapi Israel sebelumnya membantah melakukan pembersihan etnis dan mengatakan kampanyenya bertujuan untuk memusnahkan Hamas dan mencegahnya berkumpul kembali.
Israel menuduh kelompok militan tersebut mengeksploitasi infrastruktur sipil dan penduduk sebagai tameng manusia. Hamas membantahnya.
Pada hari Kamis, Human Rights Watch mengatakan Israel telah membunuh ribuan warga Palestina di Gaza dengan tidak memberi mereka air bersih yang menurutnya secara hukum merupakan tindakan genosida dan pemusnahan.
Kementerian luar negeri Israel menuduh kelompok hak asasi manusia itu berbohong, dengan mengatakan Israel telah memfasilitasi aliran air dan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan ke Gaza sejak dimulainya perang meskipun ada serangan terus-menerus oleh Hamas.
Sementara itu di Gaza, petugas medis mengatakan sedikitnya 13 warga Palestina tewas semalam dalam serangan udara Israel yang terpisah, termasuk di dua rumah di Kota Gaza dan sebuah kamp pusat.
Petugas medis mengatakan serangan udara Israel menewaskan sembilan orang di dekat kamp pengungsi Beach di Kota Gaza, sementara serangan lainnya menewaskan empat orang lainnya di sebuah proyek perumahan dekat Beit Lahiya di utara. Tidak ada komentar dari Israel.
Kemudian pada hari Kamis, serangan udara menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di dua tempat penampungan yang menampung keluarga-keluarga terlantar di pinggiran timur Kota Gaza di Tuffah, kata petugas medis.
Serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya tiga orang setelah menargetkan sebuah rumah tinggal di pinggiran Sabra, Kota Gaza, kata petugas medis, sehingga jumlah korban tewas pada hari Kamis menjadi 44.
Militer Israel mengatakan mereka menyerang militan Hamas yang beroperasi di kompleks komando dan kontrol di area yang sebelumnya digunakan sebagai Sekolah Al-Karama dan Sha’ban di Tuffah. Dikatakan Hamas menggunakan kompleks tersebut untuk merencanakan dan melakukan serangan terhadap pasukannya.
Baca Juga : Viral, Bantuan dari Nagita Slavina Tiba di Gaza Palestina
Penduduk Jabalia di Jalur Gaza utara, tempat tentara beroperasi sejak Oktober, mengatakan pasukan meledakkan sejumlah rumah dalam semalam.
“Semakin lama pembicaraan berlangsung, semakin banyak kehancuran dan kematian terjadi di Gaza. Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya sedang dihancurkan, begitu pula Rafah,” kata Adel, 60 tahun, seorang warga Jabalia, yang kini mengungsi di Kota Gaza.
Pembicaraan Intensif
Mediator AS dan Arab bekerja sepanjang waktu untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kata sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut.
Para mediator, dalam pembicaraan di Mesir dan Qatar, berupaya mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang selama 14 bulan di daerah kantong yang diperintah Hamas, yang akan mencakup pembebasan sandera yang disita dari Israel pada 7 Oktober 2023, bersama dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Para mediator telah berhasil mempersempit beberapa kesenjangan pada poin-poin penting sebelumnya tetapi perbedaan tetap ada, kata sumber tersebut.
Sumber yang dekat dengan upaya mediasi tersebut mengatakan Hamas telah mendorong kesepakatan satu paket, tetapi Israel menginginkan kesepakatan bertahap. Pembicaraan difokuskan pada pembebasan tahap pertama sandera, baik yang hidup maupun yang mati, serta sejumlah warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Pada hari Selasa, kedua belah pihak membahas jumlah dan kategori orang-orang yang akan dibebaskan, tetapi hal-hal tersebut belum dapat difinalisasi, kata seorang sumber yang berbicara secara anonim karena sensitivitas pembicaraan tersebut.
Sumber itu mengatakan salah satu masalahnya adalah tuntutan Israel untuk mempertahankan hak bertindak terhadap kemungkinan ancaman militer dari Gaza dan penempatan pasukan Israel selama fase-fase kesepakatan.
Baca Juga : Pasca Gencatan Senjata, Serangan Tank Israel Tewaskan 30 Warga Palestina saat Mundur dari Jalur Gaza
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel akan memiliki kendali keamanan atas Gaza dengan kebebasan penuh bertindak setelah mengalahkan Hamas.
Israel memulai serangan udara dan daratnya di Gaza setelah pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas Israel pada Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan membawa lebih dari 250 sandera kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih ditahan, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.
Kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina, menggusur sebagian besar dari 2,3 juta penduduk dan menghancurkan sebagian besar daerah kantong pantai itu. ***














