Connect with us

Ekonomi

PT Bank Mandiri Taspen Terus Dukung Pensiunan untuk Berwirausaha

Avatar

Diterbitkan

pada

PT Bank Mandiri Taspen menjadi sahabat para pensiunan untuk terus berkarya. (ist)

FAKTUAL-INDONESIA : Berbisnis di usia senja bukanlah halangan bagi mereka yang masih ingin berkarya. Karena itulah PT Bank Mandiri Taspen berkomitmen mendukung para pensiunan agar sukses berbisnis.

Dukungan tersebut, salah satunya diberikan melalui pelatihan Mantapreneur Naik Kelas.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber Petamu Sinaga, saat ini tercatatvada 1.600 nasabah yang sudah mulai berwirausaha.

“Mereka sebelumnya tak punya pengalaman, tapi bisa sukses menjadi pengusaha usai mendapatkan program pelatihan dari Bank Mandiri Taspen,” ungkap Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber Petamu Sinaga, seperti dikutip Investor Daily, Minggu (27/5/2023).

Apalagi Bank Mandiri Taspen sendiri punya tagline menarik yaitu Tak Ada Kata Pensiun untuk Berkarya. “Saat pensiun mereka tetap produktif dan bisa membahagiakan keluarga,” ungkap Elmamber.

Advertisement

Agar sukses menjadi pengusaha, para pensiunan itu diberi bekal berbagai pelatihan kewirausahaan. Dengan begitu, banyak masyarakat yang tercerahkan saat terjun ke dunia wirausaha, hingga akan semakin berjaya.

“Mereka tidak hanya diajarkan membuat produk tapi juga menjual produk itu, juga menghitung keuntungan dan risiko terukur,” kata Elmamber.

Salah satu nasabahnya adalah Tri Puji Lestari, pensiunan dari Dinas Lingkungan Hidup pada 2017 yang tinggal di kota Batu, Malang ini tetap semangat untuk berusaha.

“Saya sudah 20 tahun mengabdi kepada negara, kini saatnya membagi sisa umur untuk berkarya,” ungkap dia.

Bersama suaminya, ia mulai mencoba peruntungannya berbisnis kuliner dengan berjualan rujak cingur. Seiring dengan waktu, produk jualannya cukup laris manis dan sudah punya banyak pelanggan. Sayang, wabah pandemi Covid-19 mengacaukan semuanya. Omsetnya berjualan rujak cingur pun turun drastis hingga sempat membuatnya putus asa.

Advertisement

Dalam kondisi sulit itu, ibu yang kini berusia 60 tahun itu ikut pelatihan Tim Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap. Pihaknya dimotivasi untuk terus semangat dan pantang menyerah untuk berusaha di saat pandemi.

“Saya diberi banyak pelatihan, mulai membuat kue, puding, dan aneka kuliner yang sedang viral, dan lainnya hingga wawasan saya semakin luas. Terus terang saja saya sebelumnya tidak bisa membuat aneka makanan tersebut,” tutur dia.

Dari pelatihan Bank Mantap, saya juga semakin kreatif berusaha. Di saat satu pintu tertutup, masih banyak pintu lain yang terbuka. Tidak mengandalkan kuliner rujak cingur untuk berjualan, Ibu Tri mulai melirik bisnis jambu kristal.

“Saya menanam dan berjualan jambu kristal yang saat itu sedang trend. Alhamdulilah, omsetnya mencapai 1-2 kwintal, cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” kata Tri.

Salah satu manfaat yang bisa dirasakan Tri dari program pelatihan Bank Mandiri Taspen adalah memanfaatkan dunia digital untuk berjualan. Baik lewat whatsapp maupun google maps dan media lainnya. “Orang yang gaptek seperti saya jadi tahu cara berjualan lebih efektif karena produknya dikenal banyak orang,” imbuh dia.

Advertisement

Ia pun semakin giat berinovasi. “Saya bersama anak membuat aneka kuliner unik khas malang, salah satunya cokelat apel,” ungkapnya.

Karena merasakan manfaatnya, Tri tak ragu mempromosikan program Bank Mandiri Taspen kepada para pensiunan lainnya. Sebab, berkarya tak mengenal usia. Tak ada istilah pensiun untuk berkarya.

Demikian pula, pelatihan dari PT Bank Mandiri Taspen juga dirasakan manfaatnya oleh Yuliana Wosimwor (60) asal Manokwari Irian Jaya yang tetap berkarya meski usia tak lagi muda.

Apalagi ia saat ini menjadi pencari nafkah utama usai suaminya meninggal dunia, padahal ia memiliki anak-anak yang membutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikan.

“Kalau dengar omongan mereka, saya mungkin akan terus hidup sulit, siapa yang membiayai anak-anak dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Advertisement

Meski hanya seorang ibu rumah tangga dan minim pengalaman membuat produk apalagi berjualan, Yuliana punya tekad ingin mandiri tidak tergantung pada orang lain secara finansial.

Bak gayung bersambut, saat itu Yuliana ikut pelatihan pembuatan keripik keladi yang diadakan Tim Bank Mandiri Taspen pada 2017.

“Sebelumnya saya gak punya pengalaman buat keripik, hingga akhirnya tahu dari pelatihan itu, instrukturnya adalah orang Jawa yang sudah lama tinggal di Papua,” ujarnya.

Ia pun terus belajar mempraktikkan semua yang didapatnya dari pelatihan dan membuat produk keripik terbaik, termasuk mempelajari bagaimana menjual produk itu. Kerja kerasnya tak sia-sia karena dagangannya disukai pembeli. “Omset awalnya hanya Rp 100 ribu, hingga terus naik dan naik menjadi Rp 200 ribu hingga sekarang Rp 500 ribu per hari,” tutur dia.

Dia sangat bahagia dan bersyukur produk dagangannya digemari, khususnya anak-anak sekolah. Matanya terlihat sedikit berkaca-kaca.

Advertisement

Sebab, hasil penjualan keripik keladi membantu keuangan keluarganya. Bila dulu sempat kesulitan membiayai anak sekolah, kini ia bisa bernafas lega karena bebannya sudah hilang. “Anak sudah berhasil saya kuliahkan,” sambung dia.***

Lanjutkan Membaca
Advertisement