Connect with us

Ekonomi

Negosiasi Soal Tarif Impor dengan AS, Beri Harapan Cerah

Avatar

Diterbitkan

pada

Negosiasi Soal Tarif Impor dengan AS, Beri Harapan Cerah

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pimpim delegasi Indonesia untuk negosiasi dengan AS soal tarif impor. (Foto : istimewa)

FAKTUAL-INDONESIA : Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto secara resmi melakukan negosiasi tarif impor pemerintah Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.

Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga datang ke Amerika guna melakukan negosiasi tarif impor yang telah diumumkan Presiden Donald Trump sebelumnya.

Indonesia menjadi negara keempat yang mendapat perhatian khusus dari AS, menyusul Vietnam, Jepang, dan Italia, sejak ketegangan dagang global mencuat pada Rabu (2/4/2025) lalu.

Baik Indonesia dan Amerika sepakat menargetkan penyelesaian negosiasi tarif dalam waktu 60 hari, dengan fokus pada pembangunan rantai pasok yang tangguh, penguatan kemitraan industri, serta penyusunan peta jalan perdagangan yang saling menguntungkan.

Baca Juga : Besok Malam, Airlangga Hartarto dan Tim akan Berangkat ke Amerika untuk Negosiasi Tarif Impor Presiden Trump

Ekonom dan dosen Binus University Doddy Ariefianto menilai langkah ini sebagai upaya positif dalam mewujudkan neraca perdagangan yang seimbang. Hal itu juga menjadi prasyarat agar AS bersedia menurunkan tarif dagangnya. Selain itu, hal ini membuka peluang bagi peningkatan hubungan ekonomi kedua negara secara signifikan.

Advertisement

“Ini langkah yang bagus. Apalagi, kebijakan tarif yang digagas Trump lebih condong ke arah konflik ekonomi dengan China. Kita harus hati-hati dalam bersikap, jangan sampai terlalu condong ke satu pihak hingga dianggap lawan oleh pihak lain. Indonesia perlu menjaga keseimbangan,” ujar Doddy, Jumat (18/4/2025).

Dalam proses negosiasi tarif, Indonesia menyatakan komitmennya untuk meningkatkan impor komoditas dari AS, seperti LPG, minyak mentah, gandum, kedelai, hingga barang modal—produk yang belum dapat diproduksi secara mencukupi di dalam negeri.

Baca Juga : Soal Tarif Impor Trump, SBY Ingatkan Prabowo Agar Tak Bereaksi Berlebihan

Delegasi RI juga membuka peluang bagi ekspansi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia, melalui percepatan izin usaha, pemberian insentif investasi, hingga kemudahan impor. Langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjadi mitra dagang yang ramah bagi investor.

Tak hanya soal perdagangan barang, kerja sama yang dibahas juga mencakup sektor mineral strategis, transformasi digital, hingga pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.

Doddy mengingatkan pentingnya strategi diplomasi yang seimbang, mengingat posisi Indonesia sebagai negara nonblok di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia.

Advertisement

“Kalau dua gajah bertarung, kita bisa terinjak jika tak hati-hati. Ini situasi yang rumit, jadi perlu pendekatan bersamaan ke AS dan China,” jelasnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Utus 3 Menteri untuk Melobi Kebijakan Tarif Impor Presiden Trump

Ia juga menyarankan agar Indonesia memainkan peran sebagai penggalang kekuatan netral di panggung global, termasuk mendorong dukungan terhadap WTO dan menyerukan deeskalasi konflik dagang.

Adapun dalam tim negosiasi Indonesia, terdapat empat tokoh utama yang semuanya berlatar pendidikan AS, yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Wharton School), Menlu Sugiono (Norwich University), Wamenkeu Thomas Djiwandono (Johns Hopkins), serta Wakil Ketua Dewan Energi Nasional Mari Elka Pangestu (PhD UC Davis).

Mereka telah melakukan pertemuan untuk negosiasi tarif dengan sejumlah pejabat tinggi AS, seperti Menlu Marco Rubio, Mendag Howard Lutnick, dan USTR Jamieson Greer. Pada pertemuan selanjutnya, para delegasi RI ini akan bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent.***

 

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement