Ekonomi
Raih Lifetime Achievement dari PII, Menko Airlangga Dorong Organisasi Profesi Insinyur Memiliki Leadership Kuat
FAKTUAL INDONESIA: Ke depan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong organisasi profesi insinyur agar dapat lebih relevan, dan memiliki leadership yang kuat, dan berkolaborasi dengan Pemerintah.
Selain itu, Menko Airlangga juga berharap agar organisasi profesi insinyur dapat terus menjaga inovasi, kreativitas, dan komptensi di tengah kebutuhan pembangunan di Indonesia saat ini.
Menko Airlangga mengemukakan hal itu saat menyampaikan keynote speech dalam acara Industrial Engineering Award 2024, Jumat (27/9/2024) di Jakarta.
Baca Juga :Peringatan 75 Tahun RRT, Menko Airlangga: Indonesia Sama dengan Tiongkok, Mendukung Multilateralisme
Dalam acara itu Menko Airlangga meraih penghargaan Lifetime Achievement yang diberikan oleh Badan Kejuruan Teknik Industri – Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII).
Penghargaan tersebut merupakan perolehan tertinggi yang diberikan kepada individu yang sepanjang hidupnya telah menunjukkan jasa atau prestasi yang signifikan didalam Pemerintahan dengan memanfaatkan keilmuan teknik industri dalam membangun Indonesia.
“Selanjutnya, kita challenge lagi Indonesia untuk masuk negara maju OECD, agar kita punya benchmark. Ada PR besar yang juga membutuhkan para engineer. Karena kita harus mempunyai regulasi yang sesuai dengan best practice. Kita punya kebijakan yang dekat kepada market. Dan juga kita harus siapkan Pemerintah yang baik dan transparan. Oleh karena itu, saya mengajak para insinyur jangan ada yang pensiun, PR masih banyak,” kata Menko Airlangga.
Airlangga mengemukakan, dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan, Indonesia dianugerahi dengan berbagai modalitas mulai dari jumlah penduduk yang signifikan dengan tingkat angkatan kerja cukup besar, serta melimpahnya sumber daya alam. Berbagai modalitas tersebut perlu dikelola dengan optimal melalui upaya transformatif sehingga mampu mendorong pencapaian visi tersebut.
“Indonesia perlu mengubah pendekatan dari reformatif menjadi transformatif, melalui 3 area yakni transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola,” ujar Airlangga.
Baca Juga : Menko Airlangga: Banyaknya Toko Retail yang Dibuka Mencerminkan Pendapatan Per Kapita Daerah itu
Lebih lanjut, transformasi ekonomi sendiri telah dilakukan Pemerintah melalui reformasi regulasi, hilirisasi, hingga digitalisasi. Hingga saat ini, arah pembangunan dan ekonomi dapat berjalan sesuai dengan target dengan pertumbuhan yang stabil pada kisaran 5% (yoy), tingkat inflasi yang terkendali, hingga kontribusi industri terhadap PDB yang cenderung stabil.
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kontribusi industri melalui hilirisasi nikel dan berhasil meningkatkan nilai ekspor produk turunan nikel 8 kali lipat dari USD4,31 miliar pada 2017 menjadi USD34,44 miliar pada tahun 2023. Hilirisasi alumunium juga berhasil diekspor untuk menjadi komoditas global, serta hilirisasi sektor tembaga dengan nilai tambah sebesar 48 kali lipat dari pengolahan copper cathode dan dapat meningkatkan nilai tambah hingga 680 kali lipat dari pengolahan menjadi emas.
Sejumlah upaya penting lainnya juga ditempuh Pemerintah melalui pengembangan ekosistem industri semikonduktor yang menjadi piranti dalam memanfaatkan ekonomi digital. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang cukup progresif dalam perkembangan infrastruktur digital seperti fiberoptik, satelit, hingga penggunaan Low Earth Orbit Satellite untuk daerah 3T. Berbagai terobosan tersebut perlu juga untuk dilengkapi dengan semikonduktur yang saat ini tengah dikembangkan ekosistem industrinya oleh Pemerintah. Upaya selanjutnya yakni dilakukan melalui pengembangan ekosistem industri data center.
Di samping berbagai upaya tersebut, Airlangga juga menuturkan bahwa Indonesia memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan berbagai kekhususan diantaranya sektor manufaktur, pariwisata, pendidikan, data center, hingga kesehatan. Adapun KEK dinilai mampu menjadi kunci keberhasilan ekonomi di Asia, dimana sejumlah negara di Asia seperti China dan Vietnam saat ini tengah mengembangkan KEK.
Baca Juga : Semarak HUT Kemerdekaan dan Kemenko Perekonomian, Menko Airlangga: Kita Ujung Tombak KUR dan UMKM
Selanjutnya, Airlangga menyampaikan bahwa pengembangan renewable energy juga menjadi salah satu aspek penting yang perlu didorong, seperti green hydrogen sebagai sumber energi masa depan, sel surya, hydropower, dan percepatan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan perlunya carbon capture and storage yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong percepatan pencapaian target net zero emission. ***