Connect with us

Nasional

Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) Jangan Ikut-ikutan Beri Gelar Profesor Kehormatan, Kepada Siapa Pun!

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA) Jangan Ikut-ikutan Beri Gelar Profesor Kehormatan, Kepada Siapa Pun!

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pesan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) PTMA jangan ikut-ikutan kasih gelar profesor kehormatan kepada siapa pun

FAKTUAL INDONESIA: Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) PTMA jangan ikut-ikutan kasih gelar profesor kehormatan karena profesor karena profesor itu melekat dengan profesi dan institusinya.

Demikian ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir ketika memberi sambutan dalam acara Pengukuhan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Keperawatan, di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Haedar menegaskan pesan dari PP Muhammadiyah yang melarang seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) untuk memberikan gelar profesor kehormatan kepada siapa pun.

Baca Juga : Megawati Soekarnoputri Dapat Gelar Profesor Kehormatan Tertinggi dari Seoul Institute of The Arts

“Pesan kami dari PP Muhammadiyah, PTMA jangan ikut-ikutan kasih gelar profesor kehormatan karena profesor itu melekat dengan profesi dan institusinya, karena itu jabatan,” kata Haedar.

Kendati belum ada surat keputusan tentang hal itu, dia mengharapkan, pesan tersebut dianggap sebagai perintah Ketua Umum PP Muhammadiyah demi marwah dan kekuatan PTMA.

Advertisement

Seperti dialnsir laman berita antaranews.com, dia menyebut hingga saat ini seluruh PTMA telah memiliki 431 profesor setelah dikukuhkan Jebul Suroso sebagai guru besar.

“Dengan bertambahnya guru besar, harus berdampak signifikan bagi kualitas keunggulan dan peran strategis perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” katanya.

Hingga saat ini, sudah ada 20 PTMA yang memiliki fakultas kedokteran, 14 PTMA di antaranya terakreditasi unggul karena perguruan tinggi di luar Jawa masih diperbolehkan memiliki fakultas kedokteran tanpa harus terakreditasi unggul.

Baca Juga : Gelar Profesor untuk dr Terawan Agus Putranto dari Fakultas Kedokteran Militer Unhan

“Taruhlah nanti sampai 20 yang akreditasinya unggul. Nah, keunggulan standar dari institusi harus berbanding lurus dengan keunggulan kualitatif dalam peningkatan catur dharma perguruan tinggi sekaligus peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan bangsa untuk membangun peradaban,” katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan bukan hanya PTMA, perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia pun dalam hal mencapai world university rankings atau peringkat universitas dunia masih jauh.

Advertisement

Bahkan, ujarnya, hingga saat ini belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam daftar 200 peringkat universitas dunia.

“Universitas Indonesia itu di (peringkat) 206, selebihnya ada yang 400, 300, 500, dan di bawah 1.000, PTMA di 1.200-an. Malaysia ada tiga yang masuk 200 rangking dunia, Universiti Malaya di 65, kemudian Universiti Putra Malaysia di 158, dan Universiti Kebangsaan Malaysia di 159, Singapura jelas masuk,” katanya.

Ia mengatakan tren baru menunjukkan sejumlah perguruan tinggi dari beberapa negara di Timur Tengah yang masuk 200 peringkat universitas dunia, antara lain Arab Saudi terdapat dua universitas serta Qatar dan Uni Emirat Arab masing-masing satu universitas.

Baca Juga : Megawati Akan Bergelar Profesor

Dia mengatakan dua negara di Amerika Latin, yakni Brasil dan Meksiko pun bisa masuk daftar 200 peringkat universitas dunia.

“Brasil biarpun sepak bolanya sekarang kalahan, bahkan nyaris tidak masuk kualifikasi Piala Dunia 2026, tapi universitasnya di Sao Paolo masuk di rangking 200. Jadi bahwa kita harus bekerja keras hanya untuk masuk standar world univerisity rankings, artinya bahwa biarpun di dalam negeri kita merasa besar, tapi di konteks dunia kita ketinggalan,” kata Haedar. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement