Internasional
Setelah Tewaskan Nasrallah, Israel akan Teruskan Keganasannya dengan Perluas Serangan, Hizbullah Siap Membalas
FAKTUAL INDONESIA: Setelah menewaskan pemimpin dan salah satu pendiri Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan anggota senior intelijen pejuang itu Hassan Khalil Yassin dalam dalam serangan udara Jumat (27/9/2024), Israel akan meneruskan keganasannya dengan meningkatkan dan memperluas serangan.
Sementara Hizbullah tidak akan menyerah. Para pejuang yang bersekutu dengan Iran mengatakan pada hari Sabtu, mereka menargetkan situs-situs Israel termasuk Rosh Pina di utara dengan rudal sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap kota-kota, desa-desa dan warga sipil di Lebanon.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengadakan pembicaraan pada Sabtu malam tentang kemungkinan perluasan serangan militer Israel di garis depan utara, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga : Hizbullah Umumkan Bahwa Pimpinan Mereka, Hassan Nasrallah Telah Tewas
“Menteri Pertahanan Yoav Gallant saat ini sedang melakukan penilaian situasi operasional terkait perluasan aktivitas IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di wilayah utara,” kata kantornya.
Makin mengganasnya Israel melakukan pembunuhan massal semakin menguat karena Amerika Serikat (AS) juga memberikan dukungan.
Seperti dikutip dari siaran langsung BBC, Presiden AS Joe Biden menekankan AS sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap Hizbullah, Hamas, Houthi Yaman, dan kelompok lain yang didukung Iran.
Biden juga mengatakan dia telah memerintahkan Pentagon untuk meningkatkan postur pertahanan pasukan militer AS di Timur Tengah untuk mencegah agresi.
Menyinggung tentang tewasnya Nasrallah, Biden mengatakan serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah pada hari Jumat merupakan respons terhadap keputusan Nasrallah untuk membuka “front utara” melawan Israel setelah serangan Hamas dari selatan pada 7 Oktober lalu.
“Pada akhirnya, tujuan kami adalah untuk meredakan konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon melalui cara diplomatik,” kata presiden AS, seraya menambahkan bahwa sudah waktunya bagi “kawasan Timur Tengah yang lebih luas untuk mendapatkan stabilitas yang lebih besar”.
Namun Biden tidak merujuk pada rencana gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah yang ia dan sekutu AS serukan pada hari Rabu – sebuah inisiatif yang sekarang tampaknya hancur.
Baca Juga : Target Utama Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Israel Gempur Beirut dengan Bom Terbaru Penghancur Bunker
Ia mengisyaratkan bahwa ia belum menyerah pada harapan akan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera untuk Gaza.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap Nasrallah “diperlukan”. Ia mengatakan bahwa ia memberikan arahan untuk serangan yang menargetkan Nasrallah, karena serangan yang dilancarkan Pasukan Pertahanan Israel terhadap Hizbullah dalam beberapa hari terakhir “tidak cukup”.
Ia menggambarkan kematian Nasrallah sebagai “kondisi yang diperlukan” untuk mencapai tujuan Israel.
Netanyahu menyebut Nasrallah sebagai “pembunuh ulung” dan mengatakan bahwa ia adalah “mesin utama poros kejahatan Iran”.
Netanyahu menyampaikan pernyataan setelah kematian Nasrallah. Ia mendarat kembali di Israel beberapa jam yang lalu, setelah perjalanannya ke PBB di New York.
Ia menggambarkan pembunuhan Hassan Nasrallah sebagai “titik balik bersejarah” dan Israel telah “menyelesaikan masalah” dengan mereka yang bertanggung jawab atas kematian “warga Israel yang tak terhitung jumlahnya” dan banyak warga negara asing.
Ia mengatakan Israel bertekad untuk terus menyerang musuh-musuhnya.
Dalam bagian lain, militer Israel mengatakan mereka telah mencegat rudal yang ditembakkan oleh Houthi di Yaman. Sirene serangan udara telah dibunyikan di daerah tersebut, termasuk Tel Aviv.
Baca Juga : Israel Klaim Bunuh Sekjen Hizbullah, Dipersiapkan Sejak Lama
Houthi – yang merupakan sekutu Iran dan Hizbullah – kini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menembakkan rudal balistik ke Bandara Internasional Ben Gurion.
Menurut Reuters dan AFP, itu bertepatan dengan kedatangan Netanyahu ke bandara. Netanyahu kembali ke negara itu setelah berbicara di hadapan Majelis Umum Nasional Bersatu di New York pada hari Jumat.
Reuters melaporkan bahwa ini adalah kedua kalinya dalam dua hari terakhir Houthi menembaki Israel. Rudal lainnya berhasil dicegat pada hari Jumat. ***