Connect with us

Internasional

Presiden Trump Tiba-tiba Bersikap Keras pada Rusia, Ancam Kenakan Sanksi dan Tarif

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Presiden Trump Tiba-tiba Bersikap Keras pada Rusia, Ancam Kenakan Sanksi dan Tarif

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berubah bersikap keras terhadap Rusia meskipun mengaku masih percaya pada Presiden Valdimir Putin untuk mewujudkan gencatan senjata dan kesepakatan damai dalam perang Rusia melawan Ukraina

FAKTUAL INDONESIA: Presiden Amerika Serikat Donald Trump berubah sikap dalam upaya mewujudkan gencatan senjata dan kesepakatan damai dalam perang Rusia melawan Ukraina.

Jika sebelumnya, Trump menekan dengan keras Ukraina hingga menyulut pertengkaran dalam pertemuan dengan Presiden Vlodymyr Zalensky di Gedung Putih, Washington, 28 Februari 2025 lalu maka kini dia tiba-tiba bersuara lencang kepada Rusia.

Pada Jumat (7/3/2025), Trump mengatakan dia akan meningkatkan tekanan terhadap Rusia hingga mencapai gencatan senjata dan kesepakatan damai dengan Ukraina.

Seperti dilansir abcnews.com, Trump mengancam Rusia dengan sanksi dan tarif dalam postingan Truth Social.

Baca Juga : Hadapi Tarif Baru Trump, China Menantang Siap Perang Dalam Bentuk Apapun Melawan Amerika

“Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar-benar ‘menggempur’ Ukraina di medan perang saat ini, saya sungguh-sungguh mempertimbangkan Sanksi Perbankan, Sanksi, dan Tarif berskala besar terhadap Rusia hingga Gencatan Senjata dan PERJANJIAN PENYELESAIAN AKHIR PERDAMAIAN TERCAPAI. Kepada Rusia dan Ukraina, segeralah duduk bersama, sebelum terlambat. Terima kasih,” tulisnya tanpa perincian lebih lanjut.

Advertisement

Pemerintahan Biden sebelumnya mengeluarkan sanksi terhadap Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina tiga tahun lalu.

Trump dikritik karena tidak bersikap tegas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin selama negosiasinya dengan Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri konflik. Ia secara keliru dan berulang kali mengklaim bahwa Ukraina memulai perang.

Menjawab pertanyaan wartawan di Ruang Oval pada hari Jumat sore, Trump ditanya apakah dia masih percaya Putin “menginginkan perdamaian.”

“Saya percaya padanya,” kata Trump. “Saya merasa makin sulit berurusan dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu.”

Postingan presiden tersebut muncul beberapa jam setelah Rusia melancarkan serangan besar terhadap Ukraina, di mana ia mengerahkan 261 rudal dan pesawat tak berawak yang menargetkan infrastruktur energi dan gas di berbagai wilayah, menurut pejabat Ukraina.

Advertisement

Baca Juga : Akhiri Perang Rusia – Ukraina: Zelensky Masih Bergantung pada Amerika, Trump Tidak akan Tolerir

Pemerintahan Trump juga menghentikan sementara bantuan militer dan data intelijen dengan Ukraina minggu ini, menyusul pertengkaran hebat minggu lalu antara Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky dan Trump serta Wakil Presiden JD Vance di Ruang Oval.

Zelensky menolak Trump dan Vance selama pertemuan tersebut dan menegaskan kembali bahwa Putin telah menarik kembali perundingan dan merugikan negaranya.

Trump ditanya apakah Putin memanfaatkan kekosongan yang ditinggalkan AS dengan menghentikan bantuannya kepada Ukraina.

“Saya pikir dia melakukan apa yang akan dilakukan orang lain. Saya pikir dia memukul mereka lebih keras. Dia ingin mengakhirinya. Saya pikir Ukraina ingin mengakhirinya, tetapi saya tidak tahu,” kata presiden seraya menambahkan bahwa perang seharusnya tidak dimulai. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca